Tol Padang-Pekanbaru 254,8 Km, Terowongan Sepanjang 8,95 Km: Jika Selesai Medan – Jakarta Makin Singkat

Sumut1519 x Dibaca

Pekan Baru, Karosatuklik.com – Tol Penghubung Padang-Pekanbaru, Jika Sudah Selesai Bakal Jadi Tol Terpanjang. Dua Kota besar di Pulau Sumatera yaknk Padang Provinsi Sumatera Barat menuju ke Pekanbaru Provinsi Riau saat ini sedang diupayakan disambung jalur tol.

Jalur tol yang menghubungkan dua provinsi di Pulau Sumatera ini jika sudah tersambung seluruhnya akan jadi yang terpanjang di Indonesia . Jalan Tol Padang-Pekanbaru ini memiliki panjang 254,8 km.

Saat ini tol terpanjang di Trans Sumatera masih dipegang oleh Jalan Tol Terbanggi Besar – Pematang Panggang – Kayu Agung sepanjang 189 Km.

Tol ini tersambung dengan Jalan Tol Bakauheni – Terbanggi Besar dan Jalan Tol Kayu Agung – Palembang – Betung. Hal lain yang membuat rjas tol ini yang luar biasa adalah keberadaan terowongan sepanjang 8,95 km. Terowongan tersebut berada tepatnya di daerah Payakumbuh.

Terowongan yang menembus Bukit Barisan tersebut adalah terowongan tol pertama di Indonesia dan menjadi terowongan terpanjang.

Untuk membangun terowongan tersebut dibutuhkan dana sekitar Rp9 triliun dari total Rp78,09 triliun pembangunan keseluruhan. Jadi untuk terowongan saja sudah menghabiskan dana Rp9 Triliun. Tol Padang Pekanbaru akan dibangun menjadi enam seksi.

Seksi 1 Padang-Sicincin sepanjang 36,15 km, Seksi 2 Sicincin-Bukittinggi 38 km, Seksi 3 Bukittinggi-Payakumbuh 34 km. Kemudian, Seksi 4 Payakumbuh-Pangkalan 58 km, Seksi 5 Pangkalan-Bangkinang 56 km, dan Seksi 6 Bangkinang-Pekanbaru 40 km.

Menteri Basuki menjelaskan, pembangunan jalan di daerah-daerah diharapkan juga dapat memangkas waktu perjalanan sehingga dapat mengurangi biaya perjalanan barang-barang kebutuhan masyarakat.

“Kehadiran Tol Padang-Pekanbaru ini diharapkan bisa memangkas waktu tempuh yang biasanya 8 hingga 9 jam menjadi sekitar 4 jam,” tutur Menteri Basuki.

PT Hutama Karya (Persero) memastikan proyek Jalan bebas hambatan (Tol) Padang-Pekanbaru, yang merupakan koridor penghubung jaringan Jalan Tol Trans Sumatra (JTTS), bergerak signifikan.

“Jalan tol Bangkinang-Koto Kampar dan Seksi Padang-Sicincin tengah dikejar penuntasannya agar dapat sesuai target rencana,” ujar Direktur Operasi III Hutama Karya, Koentjoro, dikutip dari menpan.go.id.

Koentjoro mengatakan, dari enam seksi tersebut, perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu telah mengoperasikan jalan tol seksi Pekanbaru-Bangkinang pada September 2022.

“Tol Seksi Pekanbaru-Bangkinang diresmikan langsung oleh Presiden Jokowi pada Januari 2023 lalu,” jelas Koentjoro.

Menurut Koentjoro, konstruksi jalan tol Bangkinang-Koto Kampar sepanjang 24,7 km telah mencapai 75,13 persen untuk pengerjaan konstruksi dan 90,72 persen untuk pengadaan lahannya.

Sedangkan perkembangan pengadaan lahan jalan tol Seksi Padang-Sicincin dengan panjang mencapai 36,6 km sudah mencapai 85,82 persen dengan konstruksi telah mengalami kemajuan hingga 36,57 persen.

“Tiga seksi jalan tol Padang-Pekanbaru lainnya, yakni Sicincin-Bukittinggi, Bukittinggi-Payakumbuh, dan Payakumbuh-Koto Kampar akan dilaksanakan pada tahap IV pembangunan JTTS,” jelas dia.

Lebih lanjut Koentjoro mengatakan, Jalan tol Bangkinang-Koto Kampar akan dilengkapi sejumlah fasilitas struktur, seperti 13 boks underpass, sembilan boks pedestrian.

Selain itu ada juga tujuh main bridge, empat overpass, dan satu barrier gate, dan 2×2 jumlah lajur dengan kecepatan rencana mencapai 80 km/jam.

Pembangunan jalan tol yang ditargetkan rampung pada akhir 2023 mendatang itu juga mendapatkan dukungan penuh oleh pemerintah Provinsi Riau.

“Akselerasi progres pengadaan lahan khususnya di jalan tol Seksi Padang-Sicincin dilakukan dengan sejumlah strategi seperti berkoordinasi dengan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pengadaan Tanah,” jelas Direktur Operasi III Hutama Karya.

“Kantor Wilayah Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) sebagai Panitia Pengadaan Tanah (P2T), dan Tim Percepatan yang diketuai oleh Wakil Gubernur Sumatera Barat Audy Joinaldy,” paparnya

“Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman, serta stakeholder lainya terkait dengan percepatan pengadaan tanah di lokasi-lokasi prioritas untuk dikerjakan,” tandas

Menembus Bukit Barisan, 5 Titik Terowongan di Tol Padang Pekanbaru

Sebelu,mnya juga dikabarkan, proyek infrastruktur jalan tol yang menghubungkan Padang dan Pekanbaru jadi prioritas utama dalam upaya meningkatkan konektivitas antara dua kota utama di Sumatera.

Namun ada satu tantangan besar yang harus diatasi dalam membangun jalan tol Padang – Pekanbaru. Tantangan tersebut adalah melewati rintangan geografis berupa Bukit Barisan.

Untuk mengatasi hal ini, rencana pembangunan tol tersebut akan terowongan di beberapa titik strategis.

Jika sesuai rancangan awal, jalan tol yang menghubungkan Sumatera Barat (Sumbar) dan Riau itu akan memiliki 5 terowongan sepanjang 8,95 km.

Dari situs resmi Kementerian PUPR, biaya investasi dalam pembangunan Jalan Tol Padang-Pekanbaru adalah sebesar Rp78 triliun. Terowongan ini nantinya akan menembus barisan perut Bukit Barisan di Sumbar.

Terowongan ini akan dikerjakan oleh kontraktor Jepang melalui JICA (Japan International Cooperation Agency).

JICA adalah Badan Kerja Sama Internasional Jepan, dimana JICA merupakan sebuah lembaga yang didirikan oleh pemerintah Jepang khusus untuk membantu pembangunan negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.

Untuk pembangunan terowongan di ruas ini membutuhkan biaya kurang lebih Rp 9 Triliun. Ruas jalan tol Padang-Pekanbaru sepanjang 254,8 km membutuhkan nilai investasi yang tidak kecil yaitu Rp 80,41 Triliun dan telah terealisasi dalam konstruksi senilai Rp 45,99 Triliun.

Kementerian PUPR dalam keterangannya mengatakan, proses pembangunan terowongan di ruas tol Padang-Pekanbaru ini akan menggunakan dua metode.

Pertama metode New Austrian Tunneling Methods (NATM) dan metode Tunneling Boring Machine (TBM) yang juga diterapkan dalam pembangunan ruas Moda Raya Terpadu (MRT) di Jakarta.

Menurut Badan Pengelola Jalan Tol, NATM merupakan metode modern terowongan, dimana desain dan konstruksi menerapkan pemantauan canggih.

Guna mengoptimalkan berbagai teknik penguatan dinding berbasis pada jenis batuan yang ada daerah pegunungan yang ditemui saat penerowongan berlangsung.

Sejatinya Target awal dari pembangunan Jalan Tol Padang-Pekanbaru ini yang terdiri atas 6 seksi dikejar dalam 5 tahun, yaitu semenjak tahun 2018-2023.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan infrastruktur terowongan bukan merupakan teknologi baru di Indonesia.

“Teknologi terowongan sudah diterapkan pada pembangunan bendungan berupa saluran pengelak,” kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono pada acara Seminar To Introduce Tunnel Planning and Technology, yang diselenggarakan atas kerjasama Kementerian PUPR dan Japan International Cooperation Agency (JICA) dikutip dari laman Kementerian PUPR.

“Namun di bidang jalan memang agak terlambat. Untuk itu, kita dorong agar lebih banyak terowongan dalam pembangunan jalan,” jelasnya. (R1/HarianMuba.com)

Berita Terkait:

  1. Update Jalan Tol Trans-Sumatra Dikebut Sampai 2024, Begini Progresnya
  2. Tol Indrapura Kisaran Ditargetkan Selesai 2023, Medan-Kisaran Makin Cepat
  3. Peran Jepang Dalam Proyek Tol Padang-Pekanbaru: Menggali 3 Terowongan Menembus Bukit Barisan
  4. Tol Lubuk Linggau-Curup-Bengkulu Bisa Dijajal, Berikut Daftar Tol Trans Sumatera Beroperasi 2023 dan 2024
  5. Tol Medan-Berastagi Kapan Direalisasikan? Ini Deretan Mega Proyek Infrastruktur yang Dikebut Jokowi, Wajib Kelar 2024!