Jakarta, Karosatuklik.com – Pernyataan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dinilai mengakhiri polemik wacana tiga periode masa jabatan presiden . Karena itu, pada 2024 pertarungan politik bisa semakin seru karena bakal muncul figur-figur baru.
“Penolakan Megawati sebagai bandul kekuatan politik untuk saat ini menandai berakhirnya usulan 3 periode jabatan presiden. Ibarat permainan polemik tentang jabatan presiden tiga periode sudah
“game over”, alias sudah tamat, setidaknya untuk babak pergulatan politik sementara ini,” ujar Direktur Eksekutif Indonesia Public Institute (IPI), Karyono Wibowo saat dihubungi, Sabtu (27/3/2021).
Berhentinya polemik menurut Karyono disebabkan Presiden Jokowi dan mayoritas fraksi di MPR pun menolak wacana tersebut.
Selain itu, tingkat resistensi publik terhadap penambahan batasan masa jabatan presiden dari dua menjadi tiga periode juga sangat besar.
Beleid dalam UUD 1945 yang membatasi periode masa jabatan presiden hanya 2 periode sudah dinilai ideal.
Masuknya pasal tentang pembatasan masa jabatan presiden ini merupakan salah satu buah reformasi,” katanya.
Lantas, bagaimana konfigurasi politik 2024 setelah wacana tiga periode jabatan presiden ditolak? Karyono menyatakan yang pasti tidak ada petahana dalam kontestasi Pilpres 2024. Karena itu boleh jadi akan berlangsung persaingan yang cenderung ketat.
Dia memprediksi bursa capres-cawapres 2024 bkal didominasi figur baru yang relatif lebih muda. Figur capres lama yang menonjol tinggal Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
“Namun, di satu, Prabowo bisa diuntungkan karena sudah memiliki modal politik lebih besar jika Prabowo mampu mengelola investasi politik yang sudah dimiliki,” papar Karyono.
Sementara, Karyono melihat figur Jokowi menjadi salah satu tokoh yang menentukan alias king maker dalam pertarungan pilpres mendatang.
Pengaruh Jokowi cukup besar sebagai figur yang sukses dua kali pilpres. Karenanya, konstelasi Pilpres 2024 akan dipengaruhi konfigurasi para king maker.
“Pertarungan sesungguhnya justru terjadi di tingkat king maker. Tidak hanya faktor figur capres dan koalisi partai yang perlu diperhatikan tetapi koalis para king maker sangat penting untuk diamati. Karena para king maker berpengaruh dalam memainkan peran di belakang layar,” pungkas dia.
Sementara, Karyono melihat figur Jokowi menjadi salah satu tokoh yang menentukan alias king maker dalam pertarungan pilpres mendatang.
Pengaruh Jokowi cukup besar sebagai figur yang sukses dua kali pilpres. Karenanya, konstelasi Pilpres 2024 akan dipengaruhi konfigurasi para king maker.
“Pertarungan sesungguhnya justru terjadi di tingkat king maker. Tidak hanya faktor figur capres dan koalisi partai yang perlu diperhatikan tetapi koalis para king maker sangat penting untuk diamati. Karena para king maker berpengaruh dalam memainkan peran di belakang layar,” pungkas dia. (sindonews.com)