Medan, Karosatuklik.com – Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Cabang Sumatera Utara (Sumut) mengelar kegiatan Sosialiasi Thalasemia dan Leukemia, sekaligus Pelaksanaan Donor Darah di Aula Tengku Rizal Nurdin, Rumah Dinas Gubernur, Jalan Jenderal Sudirman Nomor 41, Medan, Kamis (22/6/2023).
Melalui kegiatan tersebut, YKI Sumut mengajak masyarakat memahami penyakit leukimia dan thalasemia
Dalam sambutannya, Ketua YKI Sumut Nawal Lubis menyampaikan, bahwa thalasemia dan leukemia adalah dua penyakit yang berhubungan dengan darah dan sangat membutuhkan penanganan yang serius, serta memakan waktu yang lama dalam proses pengobatan atau perawatannya.
“Mengapa kegiatan sosialisasi ini penting kita lakukan, karena berdasarkan laporan dari pusat riset biologi Molekuler Eijkman, Indonesia masuk dalam kawasan sabuk thalasemia atau berisiko tinggi, dimana sebagian besar penduduknya sebagai pembawa sifat thalasemia, dimana penderitanya terus meningkat dari tahun ke tahun,” sebut Nawal Lubis.
“Berdasarkan data Yayasan Thalasemia Indonesia, jumlah penderitanya dari tahun ke tahun terus meningkat. Tahun 2021 jumlah penderita sebanyak 10.973 jiwa,” ungkapnya.
“Di Indonesia sendiri, menurut data WHO, pada 2019 terdapat 11.314 kematian yang diakibatkan oleh Leukemia, yang merupakan kanker dengan kasus kematian tertinggi nomor lima, setelah kanker paru-paru, payudara, serviks dan hati,” ungkapnya.
Usai membuka kegiatan sosialisasi, Nawal pun meninjau dan menyapa para pendonor yang memberikan darahnya, dengan fasilitas dari Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Haji Adam Malik Medan. Puluhan pendonor dari Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut dan unsur Forkopimda tampak antusias mendonorkan darahnya.
Skrining Bagi Pasangan Baru
Sementara dalam paparannya, Prof Ratna Akbari Ganie menjelaskan, bahwa thalasemia dikarakteristikan berdasarkan derajat yang berbeda dari pembentukan sel darah merah yang tidak efektif dan peningkatan penghancuran sel darah merah. Beberapa ciri fisik, seperti pucat, pembesaran hati/limpa, jaundice/kuning dan perubahan wajah.
“Adapun tanda dan gejala thalasemia antara lain perubahan tulang/perawakan pendek, pubertas terlambat ditambah lagi mungkin riwayat keluarga,” jelas Ratna.
Sedangkan untuk pencegahannya sendiri, Ratna menyebutkan beberapa langkah pencegahan seperti memeriksa status (carrier) pembawa sebelum menikah, lakukan skrining bagi pasangan baru sebelum mempunyai keturunan, tidak dianjurkan menikah sesama pembawa thalassemia dan jika terlanjur, agar melakukan diagnosis prenatal.
Selama kegiatan, para pendonor hingga siang masih antusias datang menyumbangkan darahnya, dengan diberikan makanan sehat dan bingkisan dari Yayasan Kanker Indonesia (YKI), serta disediakan pemeriksaan kesehatan gratis. (R1)