5 ‘Omelan Pedas’ Jokowi ke Kapolri, Kapolda dan Kapolres Se-Indonesia

Nasional840 x Dibaca

Jakarta, Karosatuklik.com – Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah menginstruksikan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk mengumpulkan seluruh elemen petinggi Polri ke Istana Negara pada Jumat (14/10/2022) kemarin.

Kapolda dan Kapolri dari seantero negeri pun mendapatkan kehormatan untuk diundang oleh sang Presiden di kediamannya itu.

Alih-alih diperlakukan bak tamu kehormatan, Presiden Jokowi justru memberi ‘omelan’ berisi segudang instruksi kepada para jajaran petinggi polisi tersebut.

Tak lupa, Jokowi juga menyinggung soal beberapa masalah internal yang baru-baru ini dialami oleh Polri, yakni dari kasus Sambo hingga mencuatnya polisi-polisi ‘nakal’.

Berikut deretan ‘omelan’ sang Presiden di depan Kapolri, Kapolda, dan Kapolres seluruh Indonesia.

Kecewa terhadap turunnya kepercayaan publik ke Institusi Polri

Jokowi pertama-tama menyinggung soal rendahnya kepercayaan publik ke Polri usai terjadinya beberapa rentetan kasus yang menyeret para oknum aparat kepolisian

Padahal sebelumnya, Polri sempat berhasil menggaet kepercayaan dari masyarakat pada pandemi Covid-19 dengan memberikan segudang bantuan.

“Polri telah 440 juta dosis vaksin yang sudah disuntikkan kepada masyarakat. Dan indeks kepercayaan masyarakat juga menempatkan Polri di puncak teratas pada saat itu,” keluh Jokowi sebagaimana disiarkan di kanal YouTube Sekretariat Presiden, rilis Sabtu (15/10/2022).

Sontak, sang Presiden menginstruksikan kepada seluruh pejabat Polri untuk kembali menarik hati masyarakat dengan prestasi.

“Ini yang harus dikembalikkan lagi dengan kerja keras saudara-saudara sekalian,” pinta sang Presiden.

Singgung kasus Sambo: Runyam

Jokowi menyinggung Fredy Sambo yang menjadi aktor utama pembunuhan Brigadir Yosua sebagai biang kerok turunnya kepercayaan masyarakat ke Polri.

Sang Presiden menilai bahwa kasus Sambo kini runyam dan berbelit-belit, sehingga masyarakat dibuat tak lagi percaya dengan kepolisian.

“Begitu ada peristiwa FS (Ferdy Sambo), runyam semuanya, dan jatuh ke angka paling rendah,” kata Jokowi.

Keluhan Jokowi tersebut juga turut diamini oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang menyebut kasus Sambo mencoreng nama kepolisian di tengah masyarakat.

“Namun karena ada peristiwa FS dan juga beberapa kasus yang kemudian berdampak pada persepsi negatif, maka saat ini tingkat kepercayaan publik kepada Polri rendah,” lanjut sang Kapolri menyetujui keluhan Presiden Jokowi.

Minta hentikan pungli dan gagah-gagahan

Jokowi juga menyoroti keluhan masyarakat tentang masih ditemukannya pungli alias pungutan liar oleh beberapa polisi ‘nakal’.

“Jadi keluhan masyarakat terhadap Polri, 29,7 persen itu ini sebuah persepsi karena pungli. Tolong ini anggota-anggota semuanya itu yang begitu,” lanjut Jokowi.

Selain itu, sang Presiden meminta para aparat kepolisian tak lagi memakai cara represif untuk menertibkan keamanan

“Sewenang-wenang, tolong ini juga diredam pada anggota-anggota. Pendekatan-pendekatan yang represif, jauhi. Mencari-cari kesalahan nomor yang ketiga, 19,2 persen,” timpal Jokowi.

Jaga solidaritas dengan TNI

Jokowi juga menuntut agar para aparat kepolisian dapat bekerja sama menjaga keamanan dengan TNI.

Sang Presiden meminta agar Polri terlebih dahulu menunjukkan solidaritas di dalam jajaran internal lalu kemudian menunjukkannya saat berkolaborasi dengan TNI.

“Harus ditunjukkan soliditas di internal Polri dulu. Rampung, kemudian soliditas Polri dan TNI itu yang akan mengurangi tensi politik ke depan,” tegas Jokowi.

“Kalau dilihat Polri solid, kemudian bergandengan dengan TNI solid, bolak-balik saya sampaikan, saya memberikan jaminan, stabilitas keamanan kita, stabilitas politik kita pasti akan baik. Enggak ada yang berani coba-coba. Kalau coba-coba, ya tegas saja,” sambungnya.

Minta Kapolri revisi motto Polri

Motto Polri yang berbunyi ‘Presisi’ tak luput dari sorotan Jokowi. Ia sontak menginstruksikan Kapolri secara langsung untuk merevisinya.

Sebab, motto tersebut dinilai bertele-tele (njelimet) sehingga tak mudah dipahami publik.

“Visi presisi, Pak Kapolri, saya minta untuk tidak usah njlimet-njlimet,” pungkas Jokowi. (R1/suara.com)

Baca juga: Presiden Jokowi Sorot Gaya Hidup Polisi yang Mewah, Pemberantasan Judi Hingga Narkoba