Ahli Beberkan Potensi Gelombang 3 Covid Lebih Parah

Kesehatan1202 x Dibaca

Jakarta, Karosatuklik.com – Epidemiolog dari Universitas Airlangga Windhu Purnomo menjelaskan ancaman gelombang ketiga virus corona (Covid-19) yang diprediksi terjadi pada Desember 2021 hingga awal tahun depan.

Menurutnya, gelombang ketiga Covid-19 bisa lebih parah dari gelombang kedua pada Juli lalu apabila target program vaksinasi di Indonesia gagal tercapai.

Windhu mengatakan capaian vaksinasi Covid-19 di Indonesia masih belum agresif dan maksimal

Tercatat baru 58.720.535 warga yang sudah menerima vaksinasi dua dosis, atau baru 28,20 persen dari sasaran 208.265.720 penduduk. Sementara untuk capaian dosis juga belum menyentuh 50 persen, baru 101.673.077 orang.

“Kalau vaksinasi kita gagal, protokol kesehatan tidak ketat, lonjakannya bisa lebih tinggi. Nah, jadi makanya semua ini harus serentak dilakukan dan protokol kesehatan tidak boleh kendor, itu penting,” kata Windhu saat dihubungi, Rabu (13/10/2021).

Windhu melanjutkan, apabila capaian vaksinasi dosis kedua cukup tinggi degan setidaknya 50 persen pada Desember 2021, kemudian terjadi lonjakan Covid-19, maka efek yang ditimbulkan dari lonjakan itu tidak akan sebesar Juli kemarin.

Namun demikian, Windhu juga mewanti-wanti masih ada potensi imunitas warga menurun baik itu antibodi yang didapatkan melalui vaksinasi ataupun yang didapatkan secara infeksi alamiah.

Ia kemudian memperkirakan, apabila mayoritas warga mendapat imunitas alamiah pada Juli lalu saat kasus sedang tinggi-tingginya, maka besar kemungkinan imunitas tersebut bertahan sekitar enam bulan.

Epidemiolog dari Universitas Airlangga Windhu Purnomo menjelaskan ancaman gelombang ketiga virus corona (Covid-19) yang diprediksi terjadi pada Desember 2021 hingga awal tahun depan.

Dengan begitu, kata dia, Januari 2022 merupakan masa-masa rentan penularan Covid-19 kembali menjangkiti masyarakat Indonesia secara masif apabila memang tidak ada pembatasan dan kemudian kepatuhan terhadap protokol kesehatan Covid-19 merosot di tengah masyarakat.

“Namun kalau sudah kebal ilmiah atau artificial melalui vaksin itu gejala kan tidak memberat kalau kena Covid-19, tidak sampai meninggal,” kata dia.

Lebih lanjut, Windhu juga menilai ancaman gelombang tiga covid-19 di Indonesia bisa terjadi kapan saja bahkan sebelum Desember 2021.

Ia menilai, relaksasi yang dilakukan pemerintah seperti pada perhelatan acara Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua juga dapat memicu lonjakan Covid-19 mudah terjadi.

Windhu menyinggung rencana pemerintah yang bakal menggelar event internasional World Superbike (WSBK) 2021 di Sirkuit Mandalika, Nusa Tenggara Barat pada pertengahan November 2021.

Acara yang juga mengundang peserta dari negara lain itu bisa memicu penularan dari sejumlah varian baru mutasi virus SARS-CoV-2.

“Kita tahu ya meskipun kasus tidak banyak, tapi kita ingat bahwa kasus Covid-19 ini dimulai 1-2 orang kemudian jadi berjuta-juta orang. Kan artinya sebenarnya kasus satu pun tidak boleh terjadi,” ujarnya. (cnnindonesia.com)