Batukarang, Karosatuklik.com – Bupati Karo, Brigjen Pol (Purn) Dr. dr. Antonius Ginting, Sp.OG, M.Kes, melalui Kepala Dinas Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga serta Pariwisata Kabupaten Karo, Munarta Ginting secara resmi membuka Festival Pancur Siwah Art 4 dengan tajuk ”Merawat Mata Air”.
Event yang dilaksanakan selama 2 hari yakni mulai tanggal 14 – 15 Maret 2025 di Desa Batu Karang Kecamatan Payung. Event yang awalnya digagas dan diprakarsai anak muda dan Karang Taruna di desa kelahiran Pahlawan Nasional Kiras Bangun tersebut menyuguhkan berbagai konten seni dan budaya yang cukup menarik dan kreatif seperti Ndikar dan Gundala Gundala, Tari Lima Serangkai, Tari Pelangi Nusantara, Musik Tradisi Karo, Tari Nuan Page, Pertunjukan Musik Anak dan tradisi budaya lainnya.
Festival Pancur Siwah Art 4 dengan tajuk ”Merawat Mata Air” bertujuan menggali kembali potensi adat istiadat dan budaya yang sudah mulai hilang seiring perkembangan jaman seperti Kuran (wadah tempat menyimpan air pada jaman dulu), Tari Telu Serangke dan lainnya. Dan pada akhirnya masyarakat dapat memahami dan sadar serta melestarikan kembali adat budayanya.
Melestarikan Adat dan Budaya Karo
Dalam sambutan dan arahannya, Bupati Karo, Brigjen Pol (Purn) Dr. dr. Antonius Ginting, Sp.OG, M.Kes, yang disampaikan Kepala Dinas Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga serta Pariwisata Kabupaten Karo, Munarta Ginting memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada seluruh warga Desa Batukarang khususnya panitia yang terlibat di dalam penyelenggaraan event ini.
Dimana sebuah ritus budaya dapat dileastarikan dan dikemas secara unik dan apik melalui “Festival Pancur Siwah” ini, ujarnya.
Pemerintah Kabupaten Karo juga berharap di tahun depan event ini dapat dikemas lebih baik lagi dan dapat mengenalkan kebudayaan Karo ke kancah provinsi hingga ke tingkat nasional.
Ia berharap festival ini tidak hanya menjadi ajang perayaan budaya, tetapi juga sebagai wadah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya melestarikan budaya warisan leluhur Karo.
“Kami ingin memastikan bahwa kekayaan budaya Karo tetap hidup dan lestari serta dapat menjadi daya tarik wisatawan berkunjung ke Kabupaten Karo,” ujarnya.
Terakhir, ia juga menambahkan bahwa festival ini memiliki manfaat penting untuk mendorong generasi muda agar bertindak positif dan berakar pada kekuatan budaya sendiri.
“Dengan demikian, generasi muda kita khususnya Karang Taruna, dapat terhindar dari pengaruh negatif yang sering kali menyertai kebebasan informasi di era digitalisasi saat ini,” ujarnya. (R1)