Duel Tekhnologi: Apple dan Samsung Siapa Pemenangnya?

Teknologi966 x Dibaca

Jakarta, Karosatuklik.com – Di tengah kabar merosotnya penjualan smartphone global, Apple sejauh ini masih dapat bertahan dan menghindari kemungkinan terburuk yang bisa saja terjadi.

Misalnya saja, penjualan HP Samsung, atau pembuat smartphone lainnya terkena dampak perlambatan ekonomi. Sementara itu iPhone justru diperkirakan mengalami pertumbuhan kecil, menurut laporan Lifewire, Senin (9/10/2023).

Apple berada di titik puncak untuk menyalip Samsung sebagai pembuat smartphone terkemuka di dunia.

Pimpinan tim perusahaan aplikasi seluler Swenson He Alexis Talarico mengatakan, “meskipun persaingan antar jenis smartphone tentu saja berkontribusi pada kematangan masing-masing platform, mereka telah mengambil jalur yang sangat berbeda dalam rangkaian fitur mereka saat ini.”

Dia juga menuturkan bahwa Apple merilis fitur-fitur iOS dengan cara yang sangat metodis, menunggu hingga teknologi dan antarmuka penggunanya matang dan siap untuk penggunaan sehari-hari. Sementara itu Android cenderung memiliki fungsionalitas mutakhir dan terkadang mengorbankan stabilitas.

Laju inovasi smartphone selama 15 tahun terakhir sangatlah pesat. Hal ini dikarenakan oleh smartphone multi-touch dan layar penuh yang telah menjadi kategori baru. Selain itu, smartphone telah menjadi cara bagi sebagian besar orang di dunia menggunakan komputer dan terhubung ke internet.

Tidak hanya dari segi penggunaan, potensi penjualan yang sangat besar juga menjadi penyebab adanya persaingan. Dengan demikian, hal ini memicu peningkatan laju inovasi.

Berkaitan dengan hal itu, artinya, Apple dan Samsung telah berusaha keras selama satu dekade terakhir untuk menghasilkan smartphone dengan serangkaian fitur luar biasa yang dikemas di dalamnya.

Apple Mengalami Penurunan dalam Beberapa Waktu Terakhir

Pengguna smartphone telah menikmati kamera yang lebih cepat dan mengesankan, earbud nirkabel, layar dengan rentang dinamis tinggi yang dapat bertahan sepanjang hari, dan banyak lagi.

Bahkan, chip di iPhone menjadi sangat kuat sehingga melampaui chip yang tersedia di laptop dan komputer desktop. Tidak hanya itu, iPhone juga menghadirkan semua manfaat komputasi seluler, seperti penggunaan daya yang sangat rendah dan kemampuan untuk bekerja dengan cepat dan sejuk tanpa kipas.

Pertanyaannya adalah, jika iPhone menjadi pemimpin pasar dan mendominasi penjualan smartphone di seluruh dunia, apakah Apple akan mengurangi kecepatannya?

Di satu sisi, Apple telah mengalami penurunan di seluruh lini produknya dalam beberapa waktu terakhir.

Misalnya, seluruh jajaran laptop Mac mengalami kemunduran, penghapusan port-port yang berguna secara terus-menerus, kegagalan keyboard kupu-kupu, hingga komputer yang dianggap “pro” menjadi panas dan berisik segera setelah melakukan tugas yang berat.

Segala kekurangan tersebut berubah dengan peralihan ke Apple Silicon dan lahirnya kembali MacBook Pro dengan slot kartu SD dan port HDMI.

Persaingan dan Pengawasan Pemerintah Menjadi Tantangan Bagi Apple

“Samsung dan Apple mempunyai strategi yang sangat berbeda dan keduanya merupakan perusahaan yang kuat di pasar. Jika Apple mengambil alih pasar sekarang, tidak berarti Samsung akan diam dan terus berguling selamanya, mereka akan melawan,” kata spesialis komunikasi Ray Fernandez kepada Lifewire.

Fernandez menambahkan, “strategi bisnis Samsung adalah merilis sejumlah besar model ponsel setiap tahunnya, sedangkan Apple sama sekali tidak mampu mencapai hal tersebut. Apple berfokus pada model-model pilihan, berkualitas tinggi, dan mengedepankan kualitas, bukan kuantitas.”

Hal penting lainnya yang perlu dipertimbangkan, Samsung bukan satu-satunya pesaing yang dimiliki Apple. Xiaomi, Oppo, Vivo, Huawei, Motorola, dan merek-merek lain juga berkomitmen tinggi dalam persaingan global.

Tidak hanya persaingan pasar, peningkatan pengawasan pemerintah juga menjadi tantangan bagi Apple.

Apple Tolak DuckDuckGo Sebagai Mesin Pencari Default di Safari

Di sisi lain, Apple dikabarkan sedang berunding dengan DuckDuckGo untuk menggantikan Google sebagai mesin pencari default untuk mode privat di browser Safari Apple, tetapi akhirnya ide tersebut ditolak.

Kabar ini dilaporkan oleh Bloomberg, sebagaimana dikutip Senin (9/10/2023) dan terungkap melalui transkrip yang dibuka oleh Hakim Distrik Amerika Serikat (AS) Amit Mehta. Transkrip ini merupakan bagian dari persidangan antimonopoli pemerintah AS terhadap Google.

CEO DuckDuckGo, Gabriel Weinberg, memberikan kesaksian bahwa mereka mengadakan sekitar 20 pertemuan dan panggilan telepon dengan eksekutif Apple, termasuk Head of Safari, pada 2018 dan 2019.

Tujuannya agar DuckDuckGo menjadi mesin pencari default untuk mode penelusuran privat di Safari. Dalam mode privat tersebut, Safari tidak melacak riwayat kunjungan pengguna atau menyimpan data mengenai situs web yang dikunjungi.

Meskipun perbincangan intensif terjadi, Apple akhirnya menolak untuk menggantikan Google dengan DuckDuckGo sebagai mesin pencari default. (Liputan6.com)