Epidemiolog: Kasus COVID-19 di Gelombang ke-3 Tidak Akan Sebanyak yang Pertama dan ke-2

Kesehatan1093 x Dibaca

Jakarta, Karosatuklik.com – Epidemiolog dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Tri Yunis Miko menilai jika Gelombang ke-3 COVID-19 terjadi di akhir 2021, maka jumlahnya tak akan sebanyak gelombang pertama.

“Prediksi terkini gelombang ke-3 belum ada perubahan, sekarang trennya mulai naik walau belum akhir tahun, tapi kemungkinan gelombang ke-3 tidak akan lebih dari gelombang pertama,” kata Tri kepada Health Liputan6.com melalui sambungan telepon, Selasa (9/11/2021).

Menurutnya, kasus harian tertinggi gelombang pertama yang terjadi pada Januari 2021 adalah 18 ribu. Sedang, gelombang ke-2 yang terjadi pada Juli 2021 kasus harian tertingginya mencapai 54 ribu.

Prediksi Tri Yunis terkait gelombang-3 COVID-19 memiliki alasan tersendiri. Alasan pertama, saat ini banyak kasus yang ringan akibat banyaknya orang yang telah terinfeksi pada Juli.

“Orang yang terinfeksi pada Juli 2021 itu hampir 60 persen, kalau penduduk kita 227 juta 150 juta sudah terinfeksi.”

Seperti diketahui, antibodi tubuh bisa terbentuk oleh dua cara yakni vaksinasi dan infeksi. Maka dari itu alasan kedua prediksi Tri adalah terkait capaian vaksinasi yang tinggi.

“Vaksinasi sekarang yang kedua itu sudah 30 persen, yang dosis pertama sudah 60 persen. Menurut saya kalau dijumlah, yang vaksinasi 30 persen dan yang sudah terinfeksi 60 persen, jadi 90 persen orang sudah punya antibodi.”

“Jadi kalau kena COVID pun, gejalanya akan ringan.”

Prediksi Keterisian Rumah Sakit

Prediksi ini juga berkaitan dengan tingkat keterisian rumah sakit pada gelombang ke-3. Menurut Tri, jika gelombang ke-3 terjadi, maka tingkat keterisian rumah sakit tidak akan sebanyak di gelombang-gelombang sebelumnya.

“Keterisian rumah sakit pun tidak akan besar karena sekarang kasusnya cenderung ringan. Keterisian rumah sakit menurut saya tidak akan lebih dari 50 persen.”

Walau diprediksi tidak akan penuh, tapi rumah sakit tetap harus disiapkan, tambahnya.

Terkait Varian Delta Plus

Terkait perkembangan terkini varian Delta Plus, Tri mengatakan bahwa setiap varian harus diwaspadai. Ia juga mengimbau untuk tidak hanya fokus pada varian Delta Plus tapi juga pada varian lokal yang bisa muncul.

“Jangan ditunggu yang Delta Plus, Indonesia juga akan muncul varian tersendiri, akan nongol kalau diperiksa. Sub varian Delta sekarang sudah ada di Malaysia, menurut saya di Indonesia juga sudah ada,” pungkasnya. (Liputan6.com)