Jakarta, Karosatuklik.com – Ketua MPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar dan Ketua Dewan Pembina Depinas SOKSI Bambang Soesatyo menegaskan guna melawan radikalisme, terorisme serta komunisme, tidak cukup hanya menggunakan penegakan hukum. Lebih dari itu dibutuhkan strategi cegah dan tangkal melalui vaksinasi ideologi. Karena yang dilawan bukanlah orang atau kelompok massa, tetapi ideologi.
“Hakekat vaksinasi ideologi adalah mengamalkan nilai-nilai dalam Pancasila yang sudah disepakati dan diterima sebagai dasar negara, landasan ideologi, falsafah, etika moral serta alat pemersatu bangsa. UUD NKRI tahun 1945 sebagai landasan konstitusional. NKRI adalah konsensus yang mutlak dan harus dirawat dan diperkuat. Serta, Bhinneka Tunggal Ika diterima dan dipahami sebagai kodrat kebangsaan,” ujar Bamsoet usai mengikuti Silaturahmi Kebangsaan yang diselenggarakan DPD RI di Jakarta, Selasa (23/5/2023).
Tampil sebagai narasumber antara lain Wakil Presiden RI ke-6 Jenderal TNI (Purn) Try Sutrisno (daring), Letnan Jenderal TNI (Purn) Nono Sampono, Jenderal TNI (Purn) Agustadi Sasongko Purnomo, Prof. Kaelan dan Prof. Sri Edi Swasono. Hadir pula Ketua DPD RI AA Lanyalla M. Mattalitti, Wakapolri Komjen (Pol) Gatot Eddy Pramono dan anggota DPD RI Yorrys Rawei.
Ketua DPR RI ke-20 dan mantan Ketua Komisi III DPR RI bidang Hukum, HAM, dan Keamanan menuturkan, di masa lampau para kelompok teroris menyebarkan propagandanya melalui pertemuan tatap muka secara langsung. Saat ini mereka sudah menggunakan kekuatan media sosial untuk menyebarkan ideologi teroris dan radikalisme. Terlebih, laporan We Are Social bersama dengan Hootsuit menyebutkan ada 202,6 juta pengguna internet di Indonesia.
“Berdasarkan hasil survey Litbang Kompas pada 17-19 Mei 2021 terhadap responden usia 17-34 tahun mendapati media sosial seperti Instagram, Whatsapp, Twitter dan lainnya menjadi sarana yang paling besar dalam melancarkan intoleransi, yakni sebesar 51,9 persen,” ucapnya.
“Sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) pada tahun 2020 melaporkan, potensi Gen-Z (rentang usia 14-19 tahun) terpapar radikalisme mencapai 12,7 persen,” kata Bamsoet.
Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila dan Kepala Badan Hubungan Penegakan Hukum, Pertahanan dan Keamanan KADIN Indonesia ini menegaskan, sangat penting bagi seluruh anak bangsa untuk mengamalkan kembali nilai-nilai Pancasila.
Tidak hanya sekedar menjadi hafalan semata, melainkan dipraktikkan dalam keseharian. Pemupukan terhadap nilai-nilai Pancasila juga harus semakin digencarkan. Baik melalui pendidikan di sekolah formal, maupun melalui berbagai kegiatan kebangsaan lainnya.
“Ancaman serta serangan radikalisme, terorisme ataupun komunisme harus dilawan dengan penguatan ideologi. Karenanya, MPR RI gencar melaksanakan vaksinasi ideologi berupa Sosialisasi Empat Pilar MPR RI ke berbagai kalangan masyarakat. Sehingga, akan memperkuat imun ideologi setiap anak bangsa dalam menghadapi berbagai gempuran ideologi yang tidak sejalan dengan jati diri bangsa Indonesia,” pungkas Bamsoet. (R1)
Komentar