Hasil Investigasi Komnas HAM: Kondisi Korban Tragedi Kanjuruhan Mengenaskan

Nasional528 x Dibaca

Jakarta, Karosatuklik.com – Komnas HAM kini telah mengumpulkan beberapa hasil investigasi terkait tragedi Kanjuruhan berdarah yang terjadi pada Sabtu (1/10/2022) lalu. Bahkan, salah satu temuan berupa video korban Tragedi Kanjuruhan membuat salah seorang anggota Komnas HAM menangis usai menontonnya.

Selain itu, ada beberapa fakta terbaru dari investigasi tersebut yakni ditemukan bahwa pintu 13 Stadion Kanjuruhan terbuka, tak seperti yang dilaporkan sebelumnya.

Melalui temuan tersebut, Komnas HAM konsisten menentukan pemicu utama meninggalnya ratusan pengunjung Stadion Kanjuruhan.

Pintu 13 Stadion Kanjuruhan menjadi saksi tewasnya ratusan penonton yang berdesak-desakan hingga menjemput ajal. Adapun publik sempat meyakini bahwa Pintu 13 tertutup rapat dan terkunci hingga mencegah penonton keluar stadion.

Tetapi temuan kekinian Komnas HAM berkata sebaliknya. Komnas HAM menemukan hasil investigasi bahwa Pintu 13 terbuka sedikit dan meninggalkan celah.

Berkaca dari temuan tersebut, Komnas HAM konsisten menyimpulkan bahwa korban meninggal akibat sesak nafas yang dipicu oleh menghirup gas air mata.

“Pintu 13 terbuka, tapi kecil untuk keluar masuknya sehingga memang di titik itulah sumbatan orang. Oleh karena mata mereka (terasa) pedas (karena gas air mata), (mengalami) sesak nafas, dan sebagainya, akhirnya banyak menimbulkan jatuh korban,” kata Komisioner Komnas HAM Choirul Anamdalam konferensi pers di Kantor Komnas HAM, Jakarta, Rabu (12/10/2022).

Kondisi korban mengenaskan: Ada yang mengeluarkan busa dari mulut

Komnas HAM juga telah memeriksa jenazah korban Tragedi Kanjuruhan. Kondisi jenazah tersebut terbilang mengenaskan, beberapa di antaranya mengeluarkan busa dari mulut.

Pada korban penyintas yang berhasil selamat, didapati bahwa mata mereka berwarna merah. Bahkan beberapa dari mereka mengalami perubahan drastis pada warna mereka hingga kecoklatan.

Simpan video korban, Komisioner Komnas HAM menangis

Temuan terkait terbukanya Pintu 13 diperoleh dari temuan berupa video korban Tragedi Kanjuruhan.

“Kami punya satu video yang eksklusif, salah satu video kunci kami yang mengatakan bahwa pintu-pintu ini terbuka, termasuk yang perdebatan di pintu 13 itu. Pintu 13 terbuka tapi kecil,” lanjut Anam.

Video tersebut direkam namun tak sempat dipublikasikan lantaran korban tersebut kini meninggal dunia. Bahkan, Anam tampak menahan tangis ketika mengungkap video tersebut.

“Sepanjang pengetahuan kami, ini belum terpublikasi dan video ini memang direkam oleh suporter yang (akhirnya) meninggal,” ujar Choirul Anam dengan suara bergetar menahan tangis.

Anam kemudian membeberkan bagaimana korban tersebut merekam video kengerian di Stadion Kanjuruhan.

“Dia bisa merekam sejak di tribun sampai di titik pintu itu dan direkam (juga). Dia sendiri akhirnya meninggal. Ini memang tribun yang banyak dibicarakan,” lanjutnya.

Ada unsur kesengajaan dalam memulai kick-off di malam hari

Tak lupa, Anam juga menyinggung soal pertandingan ‘maut’ antara Arema FC vs Persebaya Surabaya tersebut yang dimulai pada malam hari.

Ia menilai bahwa ada ada cara-cara yang sangat struktural dalam penentuan jadwal kick-off. Anam menyebut adanya permohonan dari polisi yang tak diindahkan oleh PT Liga Indonesia Baru (LIB) terkait jadwal pertandingan untuk alasan keamanan.

“Jadi ada komunikasi antara PT LIB dengan Kapolres Malang, di mana Kapolres Malang meminta perubahan jam dengan alasan yang paling penting adalah soal keamanan. Tetapi itu tidak direspon dengan baik,” ungkapnya. (suara.com)