Jakarta, Karosatuklik.com – Huawei berencana memperkenalkan smartphone Nova 12 seri di China baik pada November atau Desember tahun ini.
Sementara itu, perusahaan telah meluncurkan Nova 11 SE di China, menandainya sebagai tambahan terakhir pada Nova 11 seri. Perangkat ini dilengkapi layar OLED 90Hz, chipset Snapdragon seri 6, dan tiga kamera belakang dengan sensor utama 108 megapiksel.
Mulai dari bagian depan, Huawei Nova 11S E mengusung panel OLED punch-hole berukuran 6,67 inci. Layarnya menawarkan resolusi Full HD+, kecepatan refresh 90Hz, warna 10-bit, dan gamut warna lebar P3.
Ponsel ini memiliki pengaturan tiga kamera belakang, yang terdiri dari kamera utama 100 megapiksel dengan aperture f/1.9, kamera sudut ultra lebar 8 megapiksel dengan aperture f/2.2, dan kamera makro 2 megapiksel dengan bukaan f/2.2. /2.4 bukaan.
Mulai dari bagian depan, Huawei Nova 11S E mengusung panel OLED punch-hole berukuran 6,67 inci.
Layarnya menawarkan resolusi Full HD+, kecepatan refresh 90Hz, warna 10-bit, dan gamut warna lebar P3.
Ponsel ini memiliki pengaturan tiga kamera belakang, yang terdiri dari kamera utama 100 megapiksel dengan aperture f/1.9, kamera sudut ultra lebar 8 megapiksel dengan aperture f/2.2, dan kamera makro 2 megapiksel dengan bukaan f/2.2. /2.4 bukaan.
Di bagian depan, terdapat kamera tunggal 32 megapiksel dengan aperture f/2.45, sebagaimana melansir laman Gizmochina, Selasa (31/10/2023).
Nova 11 SE ditenagai chipset Snapdragon 680 dan baterai 4.500mAh yang mendukung pengisian cepat 66W.
Ponsel ini dikirimkan dengan RAM 8 GB dan penyimpanan internal 256 GB / 512 GB.
Ini berjalan pada Android berbasis Harmony OS 4, tetapi versi Android pastinya tidak diketahui.
Pilihan konektivitas termasuk dual SIM, 5G, Wi-Fi 802.11ac, Bluetooth 5.0, NFC, GPS, dan port USB-C. Ini fitur sensor sidik jari samping untuk keamanan tambahan.
Perangkat ini berukuran 162,39 x 75,47 x 7,39 mm dan berat sekitar 186 gram.
Huawei Nova 11 SE hadir dalam dua pilihan: RAM 8 GB + penyimpanan 256 GB seharga 1.999 Yuan (Rp4,34 juta) dan RAM 8 GB + penyimpanan 512 GB seharga 2.199 Yuan (Rp4,78 juta).
Muncul dalam tiga warna, yakni hitam, putih, dan hijau. Pra-penjualan ponsel ini telah dimulai di China dan akan mulai dijual pada 10 November mendatang.
Beda Xiaomi dan Huawei Hadapi Sistem Operasi Android Buatan Google
Xiaomi dan Huawei sama-sama memiliki sistem operasi (OS) baru untuk perangkatnya. Namun dua perusahaan asal China itu mempunyai cara berbeda dalam menghadapi OS Android buatan Google.
Beberapa waktu lalu, Xiaomi baru saja meluncurkan sistem operasi HyperOS yang menggantikan MIUI 14. Untuk yang belum tahu, HyperOS adalah sistem operasi yang menggabungkan Android dan Vela, platform Internet of Things (IoT) buatan Xiaomi sendiri.
Dengan HyperOS, pengguna akan lebih mulus saat integrasikan HP Xiaomi miliknya dengan perangkat seperti jam tangan pintar (smartwatch), smart TV (TV pintar), dan lainnya.
Artinya, Harmony OS ini bertujuan untuk menyederhanakan perangkat Xiaomi dan lainnya, sekaligus tidak meninggalkan Android, seperti dilansir Gizmochina, Senin (30/10/2023)
Sebaliknya, Huawei justru memilih tinggalkan Android. Mereka memiliki sistem operasi HarmonyOS Next yang dirancang untuk memisahkan perangkat Huawei dari Android.
Kehadiran sistem operasi HarmonyOS ini sendiri bermula dari kebijakan sanksi dagang Amerika Serikat. Dampaknya, Huawei tidak diizinkan menggunakan sistem operasi Android yang dimiliki Google.
Awalnya Huawei memang keteteran saat ditinggal Android. Tapi perlahan mereka bangkit, bahkan saat ini ada 700 juta perangkat yang menggunakan sistem operasi HarmonyOS.
Di sisi lain, sistem operasi Android Google ini masih mendominasi global dengan pangsa pasar 70 persen. Mampukan dua perusahaan China ini menghilangkan dominasi Android? (Suara.com)
Komentar