Jakarta, Karosatuklik.com – Sebanyak 17 negara, termasuk Indonesia, memutuskan menangguhkan penggunaan vaksin corona AstraZeneca untuk sementara waktu.
Penundaan itu dilakukan menyusul kekhawatiran terkait efek samping dari penggunaan vaksin buatan perusahaan farmasi asal Inggris yang berkolaborasi dengan Universitas Oxford itu.
Kekhawatiran itu muncul setelah kasus pembekuan darah menimpa sejumlah penerima vaksin tersebut.
Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, memutuskan bahwa pemerintah menunda penggunaan vaksin AstraZeneca karena menunggu kajian Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Budi mengatakan BPOM menunda implementasi AstraZeneca sampai menerima konfirmasi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Penundaan ini berlangsung ketika Indonesia, baru saja menerima 1,1 juta dosis vaksin AstraZeneca dari skema pengadaan vaksin multilateral COVAX.
Indonesia bahkan dijadwalkan menerima 10 juta dosis tambahan vaksin dalam dua bulan ke depan.
Selain Indonesia, ada lebih dari selusin negara yang melakukan langkah serupa.
Denmark
Pada 11 Maret lalu, Denmark mengumumkan penundaan penggunaan AstraZeneca selama dua pekan ke depan setelah menerima laporan pembekuan darah pada beberapa orang yang telah divaksinasi.
Badan Pengawas Obat Denmark mengatakan seorang perempuan lansia 60 tahun meninggal dunia akibat pembekuan darah setelah menerima vaksin AstraZeneca.
Wanita itu memiliki jumlah trombosit dan gumpalan darah di pembuluh darahnya hingga mengakibatkan pendarahan.
Namun, otoritas berwenang menganggap kasus seperti itu sangat jarang terjadi.
Norwegia
Beberapa kasus serupa juga ditemukan di Norwegia. Tiga petugas medis berusia di bawah 50 tahun yang telah menerima suntikan AstraZeneca dirawat di rumah sakit setelah mengalami pendarahan dan pembekuan darah.
Norwegia pun akhirnya memutuskan menyetop penggunaan AstraZeneca sementara waktu.
Belanda
Belanda juga memutuskan menunda pemakaian AstraZeneca setelah melihat 10 kasus efek samping yang merugikan para penerima di negaranya. Belanda mengatakan akan menunda penggunaan vaksin tersebut hingga setidaknya akhir bulan ini.
Belanda mengatakan sebagian besar efek samping merugikan itu termasuk dugaan trombosis atau emboli.
Prancis
Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan penundaan penggunaan AstraZeneca di negaranya sebagai bentuk pencegahan.
Ia mengatakan Prancis akan menunggu keputusan European Medicine Agency (EMA) terkait pemakaian AstraZeneca.
Jerman
Pemerintahan Kanselir Jerman, Angela Merkel, juga menjadi salah satu negara pertama yang menunda pemakaian vaksin AstraZeneca.
Kementerian Kesehatan Jerman menuturkan keputusan penundaan penggunaan AstraZeneca dilakukan atas advis regulator vaksinasi nasional, the Paul Ehrlich Institute.
Jerman juga tengah menyelidiki lebih lanjut kasus pembekuan darah berbahaya yang disebut terjadi pada penerima vaksin asal Inggris itu.
Spanyol
Spanyol juga berencana menangguhkan vaksin AstraZeneca setidaknya selama dua minggu ke depan, kata Menteri Kesehatan Carolina Darias.
Slovenia
Menteri Kesehatan Slovenia Janez Poklukar mengatakan pemerintah negaranya juga memutuskan menunda penggunaan AstraZeneca untuk “memastikan tingkat keselamatan setinggi mungkin”.
“Tidak ada ahli medis yang membenarkan penghentian penggunaan vaksin ini, tetapi ini adalah tindakan pencegahan sambil menunggu pendapat EMA,” kata Poklukar seperti dikutip Reuters.
Beberapa negara lain yang melakukan hal serupa yaitu Austria, Italia, Venezuela, Portugal, Irlandia, Bulgaria, Republik Demokratik Kongo, Rumania, dan Islandia.
Sementara itu, Thailand juga sempat menunda penggunaan AstraZeneca. Namun, negara di Asia Tenggara itu kembali melanjutkan penggunaan vaksin tersebut pada Selasa (16/3).
Perdana Menteri Prayut Chan-o-cha menjadi orang pertama di Thailand yang menerima suntikan vaksin asal Inggris tersebut. (cnnindonesia.com)