Jakarta, Karosatuklik.com – Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (RK), serta Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo merupakan tiga besar calon presiden di Pilpres 2024 pilihan anak muda versi hasil survei Indikator Politik.
Anies berada di urutan teratas pilihan anak muda dengan elektabilitas sebesar 15,2 persen. Diikuti Ganjar di urutan kedua dengan 13,7 persen, dan RK 10,2 persen.
Kendati ketiga nama itu berada di urutan teratas, Direktur Eksekutif Parameter Politik Adi Prayitno menilai kemunculan nama Anies, RK, dan Ganjar merupakan sebuah paradoks. Sebab, belum tentu ada partai politik yang melirik mereka sebagai jagoan pada pilpres mendatang.
“Ini adalah nama-nama capres yang menurut saya paradoks. Mereka populer, memiliki elektabilitas tinggi, Anies, Ganjar dan RK, tapi pada saat yang bersamaan mereka tidak punya kemewahan terhadap parpol,” kata Adi, Senin (23/3/2021).
Ganjar Pranowo, meski merupakan kader PDI Perjuangan, masih harus bersaing dengan Ketua DPR Puan Maharani dan Menteri Sosial Tri Rismaharini untuk mendapat tiket dari partainya.
“Kan sangat tergantung pada Ketum Megawati, karena pada saat yang bersamaan ada nama Puan, Risma yang saya kira cukup melekat,” kata Adi.
Adi juga mengingatkan bahwa Pilpres 2024 nanti akan digelar bersamaan dengan pemilihan anggota legislatif (pileg) seperti 2019 lalu. Berkenaan dengan itu, ketua umum partai politik tentu sangat selektif dalam mengusung capres-cawapres.
Apabila capres-cawapres yang diusung tepat, maka perolehan suara di pileg akan ikut terdongkrak. Sebaliknya, jika partai mengusung capres-cawapres yang kurang tepat, maka perolehan suara pileg bisa ikut menurun meski banyak anggota legislatif yang sudah punya nama besar sekalipun. Itu merupakan konsekuensi pilpres dan pileg digelar serentak.
Berdasarkan hal tersebut, menurut Adi, para ketua umum parpol tidak akan mudah memberikan karpet merah pencapresan kepada figur-figur yang menurut mereka tidak memiliki dampak langsung terhadap perolehan suara pileg.
“Artinya, partai yang bisa mengusung jagoan sendiri, capres ataupun cawapres, kalaupun toh kalah pilpres, minimal mengamankan suara pileg,” ungkap Adi.
“Saya menduga ketum-ketum parpol pasti akan maju di 2024. Tujuan utamanya memang menang pilpres, tapi sasaran antaranya adalah mengamankan suara pileg,” kata dia menambahkan.
Mengenai Anies, Ganjar dan RK yang favorit di kalangan anak muda, Adi menilai ada faktor media sosial. Menurutnya, tiga figur itu aktif di media sosial serta mendapat porsi pemberitaan yang masif.
Sementara itu, pengetahuan politik anak muda juga belum terlampau kuat. Mereka cenderung hanya melihat apa yang tampil di permukaan, terutama di media massa dan media sosial.
“Saya enggak yakin anak-anak muda ini punya alat ukur memilih tiga nama itu berdasarkan kinerja. Jabar itu masih banyak angka kemiskinan, Jateng juga banyak kemiskinan dan pengangguran. Begitu juga dengan Jakarta, kasusnya banyak. Banjir, macet, kemarin ada kasus korupsi Rumah DP 0 persen, dan lain-lain,” paparnya.
Peluang
Pengamat Politik Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Ubedillah Badrun menganggap Anies memiliki peluang yang lebih besar untuk memenangi pilpres jika melawan Ganjar dan RK. (cnnindonesia.com)