Jakarta, Karosatuklik.com – Presiden Joko Widodo (Jokowi) dijadwalkan menghadiri penutupan KTT G20 di Roma. Jokowi bakal menerima penyerahan tongkat estafet kepemimpinan G20.
“Dari informasi yang kami dapatkan, Presiden akan berangkat untuk menerima kepemimpinan G20 di Roma. Tapi, mengenai kepastian itu, memang pihak protokoler atau Kemensetneg yang akan menentukan, tetapi penyerahan, Presiden akan datang langsung ke Roma dan kemudian juga Presiden akan menghadiri COP26 tentang perubahan iklim,” kata juru bicara Presiden, Fadjroel Rachman, di kompleks Istana Kepresidenan, Jumat (22/10/2021).
Namun Fadjroel belum bisa memastikan waktu persis Jokowi bertolak ke Roma. Dia belum mendapatkan informasi lengkap dari Kemensetneg.
“Kita akan menunggu. Pada saatnya akan diumumkan oleh pihak Kemensetneg, khususnya protokol dari Kemensetneg, kapan Presiden akan berangkat dan siapa saja yang akan ikut menghadiri dari penyerahan presidensi G20,” ujar Fadjroel.
Fadjroel lantas berbicara mengenai kunjungan Jokowi ke Bali dalam rangka persiapan G20. Indonesia, kata Fadjroel, ingin mengangkat soal green economy dalam momentum tersebut.
“Presiden juga kan sudah ke Bali untuk mempersiapkan, untuk pertemuan di tahun depan 2022, itu semua pemimpin G20 beserta pemimpin-pemimpin negara lainnya. Presiden sudah meninjau persiapan-persiapan di Bali, termasuk ke mana nanti para pemimpin tersebut akan diajak. Salah satunya melihat perkembangan green economy kita yang kemarin ditinjau Presiden itu, salah satunya mangrove di Bali dan itu yang akan diajukan Presiden,” ujar Fadjroel.
Informasi mengenai kunjungan Jokowi ke Roma juga sebelumnya disampaikan Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto dalam konferensi pers G20, Selasa (14/9/2021). Jokowi akan bertolak ke Roma akhir Oktober.
“Bapak Joko Widodo akan menghadiri penutupan KTT G20 di Roma pada 30-31 Oktober mendatang. Yang di sana Bapak Presiden akan menerima secara resmi penyerahan tongkat estafet G20 dari PM Italia,” kata Airlangga.
Selanjutnya, mulai 1 Desember 2021 hingga 31 November 2022, giliran Indonesia menjadi tuan rumah presidensi G20. Rencananya akan ada 150 pertemuan selama periode tersebut
“Rangkaian ini merupakan antara lain working group tingkat Sherpa dan tingkat finance deputy pertemuan tiap menteri. Sehingga KTT dihadiri oleh seluruh kepala negara dan kepala pemerintahan. Jumlah delegasi pertemuan sekitar 500-5.800 orang event sepanjang tahun,” ujar Airlangga.
Dengan menjadi tuan rumah Presidensi G20, Indonesia memiliki kesempatan ikut menentukan kebijakan pemulihan ekonomi global. Terutama dalam ekonomi setelah pandemi COVID-19.
“Kesempatan secara strategis untuk ikut menentukan arah desain kebijakan pemulihan ekonomi global, terutama pada masa pascapandemi COVID-19,” ujar Airlangga. (Dtc)
Baca juga:
1. Dipercaya Pegang Presidensi G20, Jokowi: Indonesia Dorong G20 Bekerja untuk Semua Negara
2. Oktober Mendatang, Indonesia Akan Terima Presidensi G20 dari Italia
3. Tinjau Tempat KTT G20 di Bali, Kepala Negara Pastikan Indonesia Tampilkan yang Terbaik