Jokowi: Sudah 76 Tahun Merdeka, Jangan Minder Ketemu Bule

Berita, Politik1345 x Dibaca

Jakarta, Karosatuklik.com – Presiden Joko Widodo (Jokowi) merasa prihatin dengan masih adanya mental inferior, inlander dan terjajah dalam diri bangsa Indonesia, sehingga rakyat Indonesia lebih menghormati orang asing atau bule daripada bangsanya sendiri.

“Saya tidak ingin mental inferior, mental inlander, minta terjajah ini masih ada yang masih bercokol di dalam mentalitas bangsa kita,” kata Jokowi saat memberikan sambutan dalam acara peringatan HUT ke-10 Partai Nasional Demokrat (Nasdem) di Kampus ABN Partai NasDem, Pancoran Timur II, Jakarta Selatan, Kamis (11/11/2021).

“Ketemu bule saja kayak ketemu siapa gitu. Sedih kita. Kadang-kadang kita terlalu mendongak kayak begini. Wong sama-sama makan nasi juga,” lanjut Jokowi.

Ia menyadari bangsa Indonesia telah dijajah bangsa asing selama 350 tahun, sehingga memunculkan mentalitas yang seperti itu.

“Memang kita juga sadar kita telah 350 tahun dijajah bangsa kita ini. Sehingga kadang-kadang saya berpikir, apakah terjajah terlalu panjang ini memunculkan sebuah DNA yang tadi saya sampaikan. Jangan-jangan seperti itu,” ujar Jokowi.

Ia menilai meski bangsa Indonesia telah merdeka selama 76 tahun, namun belum bisa melepaskan mental inferior, inlander dan terjajah.

“Meskipun kita sudah 76 tahun merdeka, dan merdekanya pun lewat sebuah perjuangan yang panjang bukan diberi, tapi DNA itu yang masih terus jadi kepikiran saya, jangan-jangan kita memiliki mental inlander, mental terjajah, mental inferior gara-gara DNA yang diturunkan karena 350 tahun kita terjajah,” ungkap Jokowi.

Pernyataan Jokowi tersebut mendapatkan tepuk tangan dari seluruh kader Partai Nasdem. Namun Presiden mengatakan pernyataan itu jangan direspons dengan tepuk tangan. “Jangan ditepukin dong,” tukas Jokowi.

Oleh sebab itu, lanjut Jokowi, bangsa Indonesia harus mulai membangu rasa percaya diri, dan optimisme sebagai bangsa pemimpin. Kedua hal itu harus menjadi orientasi bangsa Indonesia dalam pengembangan diri agar mampu duduk sejajar dengan bangsa negara-negara besar lainnya.

“Jangan sampai kita kehilangan orientasi itu. Itulah yang dinamakan gerakan perubahan, gerakan restorasi ya di situ,” terang Jokowi.

Menurutnya, mental inlander tersebut belum hilang juga sampai sekarang. Ia curiga, masih ada yang memelihara ketiga mental itu.

“Mental seperti itu jangan dipelihara. Karena sekali lagi, kita harus ingat, kita memiliki banyak peninggalan sejarah kejayaan dari pendahulu-pendahulu kita. Sekali lagi kemerdekaan Republik Indonesia bukan hasil dari pemberian tetapi hasil dari sebuah perjuangan panjang,” tegas Jokowi.

Mantan Wali Kota Solo ini menerangkan Indonesia kaya dengan warisan peradaban dan ajaran budi pekerti. Menurutnya, sebuah hal yang sangat penting untuk memperkuat identitas memperkuat karakter bangsa Indonesia.

“Jangan sampai kita kehilangan ajaran budi pekerti itu. Sehingga kita bisa mewarisi kearifan-kearifan lokal untuk mengelola kehidupan kita secara baik, ada seni dan budaya yang kita miliki yang sangat beragam, itulah kekuatan kita,” ungkap Jokowi.

Lebih lanjut, Presiden mengatakan setelah pembangunan infrastruktur secara masif dilakukan, sekarang ini pemerintah berkonsentrasi kepada pembangunan sumber daya manusia dan pengembangan kualitas sumber daya manusia. “Karena itulah yang akan menjadi pondasi kita dalam menghantarkan bangsa ini maju ke depan,” papar Jokowi. (BeritaSatu.com)