Kendalikan Harga Pangan, Ganjar Siap Transformasi Teknologi dan Manajemen Produksi

Politik4409 x Dibaca

Jakarta, Karosatuklik.com – Calon Presiden (Capres) nomor urut tiga Ganjar Pranowo mengaku memiliki solusi untuk kendalikan harga pangan. Salah satunya, adalah melakukan transformasi teknologi dan manajemen produksi.

“Kenaikan harga pangan sudah cukup lama terjadi dan seharusnya bisa diperhatikan apa yang menjadi penyebabnya dan diambil langkah antisipasinya,” kata Ganjar saat berkunjung ke Pasar Kebon Agung Boyolali, Jawa Tengah, Sabtu (30/12/2023).

Ganjar meyakini, jika masalahnya ada pada siklus produksi maka perlu transformasi teknologi pangan agar suplai atau pasokan terjaga. Termasuk dalam mengantisipasi perubahan iklim.

“Kalau suplainya kurang, maka kondisinya menjadi seperti ini. Ketika produksinya mau kita jaga betul, rasanya kita sudah harus menyiapkan teknologi yang lebih baik,” kata Ganjar.

Ganjar menambahkan, data dan analisis berperan penting dalam untuk pemetaan daerah yang menjadi sentra produksi pangan untuk kebutuhan pokok, seperti beras, bawang putih, bawang merah, dan cabai. Tujuannya, agar kesinambungan produksi dan distribusi berjalan dengan baik ketika ada masalah.

“Kita harus punya data daerah mana yang menjadi sentra pangan apa, kebutuhannya apa untuk menjaga kesinambungan produksi. Tadi waktu dialog ada yang mengatakan masalahnya di pupuk, maka kita sediakan. Untuk distribusi dari daerah sentra ke daerah lain yang membutuhkan, juga perlu manajemen yang baik,” tutur Ganjar.

Dia menambahkan, jika manajemen produksi dan distribusi pangan tidak diperbaiki, maka kemungkinan pasokan bahan pangan langka atau suplainya rendah akan terjadi lagi.

“Inilah fakta yang ada di masyarakat yang setiap hari saya temui, makanya sangat penting untuk kelak sistem ini kita perbarui,” tandas Ganjar.

Ganjar Bakal Alokasikan Rp50 T Demi Bangun SMK Gratis untuk Rakyat Miskin di Indonesia

Calon presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo meyakini, program Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Gratis untuk rakyat miskin di setiap kabupaten seluruh Indonesia sangat mungkin diwujudkan. Soal anggaran dibutuhkan, Ganjar menyebut hanya perlu realisasi sebesar Rp50 triliun.

“Kami pernah menghitung, anggarannya sekitar Rp50 triliun. Jadi tidak terlalu mahal kan?,” kata Ganjar saat me-launching program tersebut di Lapangan Pule, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, Jumat (29/12/2023).

Ganjar menjelaskan, anggaran Rp50 triliun bisa dialokasikan dari anggaran pendidikan yang bersumber APBN dan APBD yang dipatok sebesar 20% dari total anggaran. Diketahui anggaran pendidikan di APBN 2023 saat ini tercatat sebesar Rp612,2 triliun.

“Artinya itu jauh lebih sistematis untuk direalisasikan,” optimis Ganjar

Ganjar meluruskan, program SMK Gratis bukanlah membangun sekolah baru. Melainkan mengkonversi SMK yang sudah ada kemudian disesuaikan dengan kebijakan bebas biaya khusus untuk anak yang terdata sebagai keluarga prasejahtera atau miskin.

“Kami tidak membuat yang baru, tetapi mengkonversi beberapa SMK untuk dijadikan SMK Gratis bagi anak dari keluarga miskin. Makanya dari sisi anggaran tidak terlalu mahal dan menurut saya ini jauh lebih produktif,” yakin Ganjar.

Ganjar mengaku sudah memberi contoh nyata bahwa program SMK Gratis bagi rakyat miskin telah berhasil diterapkan semasa menjabat sebagai gubernur Jawa Tengah dua periode. Kala itu dia mengembangkan program SMK Vokasi di Jawa Tengah (Jateng), di mana para lulusan bisa langsung bekerja.

“Setelah kita melihat praktek yang sudah berjalan untuk SMK Vokasi di Jateng dan mereka langsung bisa kerja, maka Ganjar-Mahfud berkeinginan untuk mengembangkan secara nasional,” jelas Ganjar.

Cara Ganjar Merealisasi Program SMK Gratis se-Indonesia

Ganjar berjanji, jika terpilih menjadi presiden maka tahap pertama dari program SMK gratis untuk keluarga miskin akan direalisasi minimal 1 SMK Gratis di setiap kabupaten/kota se-Indonesia. Tujuannya, agar anak dari keluarga miskin bisa masuk SMK tanpa biaya dan saat lulus mereka bisa siap bekerja.

“Mengentaskan kemiskinan menjadi prioritas pertama Ganjar-Mahfud. Karena kita bisa desain dari awal bagaimana SMK bisa terhubung dengan industri, sekolahnya didanai pemerintah maka ada SMK Gratis, lulusannya bisa langsung kerja di industri, itu tidak mustahil untuk direalisasikan,” tutur Ganjar memungkasi.

Saat ditanya awak media bagaimana realisasi untuk wilayah 3T (Terluar, Terpencil dan Tertinggal), Ganjar memastikan daerah-daerah tersebut akan diprioritaskan. Sebab dia meyakini infrastruktur di wilayah tersebut masih belum memadai.

“Rasanya itu penting kita jadikan prioritas. Untuk berapa jumlah sekolahnya, secara teknis nanti akan kita bicarakan termasuk bati anak dari keluarga miskin lulusan Tsanawiyah (Madrasah sederajat SMP),” Ganjar menandasi. (Liputan6.com)