LRT Jabodebek Mundur Beroperasi Juni 2023 Karena Persoalan Safety

Nasional1759 Dilihat

Jakarta, Karosatuklik.com – Operasional transportasi kereta api ringan atau Light Rail Transit (LRT) Jabodebek bakal ditunda dari rencana awal akhir 2022. Banyaknya persiapan membuat operasional LRT Jabodebek mundur tahun 2023 mendatang.

Direktur Utama PT Adhi Karya (Persero) Tbk Entus Asnawi Mukhson menjelaskan, ditetapkannya operasional pada tahun depan, untuk memastikan aspek keselamatan atau safety dari operasional.

Dia melanjutkan, operasional LRT Jabodebek menggunakan sistem Grid of Automation level 3 (GO3), dioperasikan tanpa masinis. Sehingga, perlu persiapan-persiapan untuk memastikan keamanan tersebut.

“Dari hasil pembahasan kami dengan para pihak yang terkait itu diharapkan Nanti bulan Juni tahun depan mulai beroperasi,” ujar Entus dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi XI DPR RI, Selasa (13/9/2022).

Menurut dia, sebenarnya secara fisik infrastruktur sarana dan prasar sudah hampir selesai, dengan progres mencapai 96%.

“Akhirnya yang kami kerjakan ini sistem yang dibangun adalah oleh Siemens yang lazim memang biasa dikerjakan kemudian iya kemudian dari mitra BUMN kita ada LEN,” ucap dia.

Entus menyebut, bukan hanya Adhi Karya saja yang melakukan persiapan, dari sisi operator yaitu KAI juga akan melakukan kajian sistem yang akan digunakan.

“Dan juga Kementerian Perhubungan untuk sesinya juga menyelenggarakan review sehingga penyusunan dari integrasi sistem ini membutuhkan waktu menjadi lebih panjang. Kalau keretanya maupun fasilitasnya sendiri saat ini sudah siap jadi, saya kira memang penting untuk memastikan safety dari operasi,” imbuh dia.

Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi yakin LRT Jabodebek bisa beroperasi pada tahun ini.

Namun, Menhub Budi tidak merinci waktu persis operasional transportasi massal baru tersebut akan dimulai.

“Pemerintah menargetkan LRT Jabodebek dapat beroperasi pada tahun 2022. Pembangunan LRT sebagai upaya pemerintah menyelesaikan masalah transportasi antarkota,” ujarnya dalam Webinar yang digelar BPTJ pada Kamis (12/5).

Lalui 310 Kawasan Perumahan dan Komersial, LRT Jabodebek Harus Tumbuhkan Peluang usaha

Pakar transportasi Djoko Setijowarno mengungkapkan pentingnya aksesibilitas dan integrasi dalam mengembangkan transportasi Light Rail Transit (LRT) Jabodebek.

“Sebagai sebuah angkutan publik massal, pelayanan LRT Jabodebek tidak bisa bersifat tunggal, tapi harus terintegrasi, dari hulu hingga hilir, pra perjalanan (first mile), selama perjalanan, dan pascaperjalanan (last mile),” kata Djoko pada Rabu (20/7/2022).

Merujuk pada Studi Potensi Jaringan Angkutan Umum dan Integrasi Moda Kawasan di Sekitar Koridor LRT Jabodebek yang dilakukan oleh PT Kereta Api Indonesia, potensi kawasan permukiman dan komersial sekitar stasiun LRT Jabodebek dengan radius kurang dari lima kilometer mencapai 310 kawasan permukiman dan komersial.

Sementara, LRT Jabodebek sepanjang 44,43 km akan dilayani 18 stasiun yang akan menaikkan dan menurunkan penumpang.

“Aksesibilitas ke 310 kawasan permukiman dan komersial harus ada untuk memberikan kemudahan bagi pengguna LRT Jabodebek,” ujarnya.

Sosok yang menjabat Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan MTI Pusat itu mengungkapkan, LRT Jabodebek akan membuat wilayah tersebut semakin terintegrasi.

Ia menyebutkan manfaat LRT Jabodebek bagi masyarakat adalah tersedianya alternatif moda transportasi massal yang lebih efisien dan modern.

“Tersedianya lapangan pekerjaan baik pada saat pembangunan proyek maupun saat pengoperasian; berkurangnya kemacetan, emisi, penggunaan BBM dan penghematan waktu perjalanan,” katanya, dikutip via Antara.

Tidak hanya itu, keberadaan LRT Jabodebek membuat potensi pengembangan kawasan baru, pertumbuhan ekonomi di sekitar stasiun, serta dapat menumbuhkan peluang usaha khususnya UMKM yang dapat menimbulkan efek ganda.

Saat yang bersamaan, manfaat yang akan didapat oleh pemerintah adalah percepatan penyelesaian proyek strategis nasional berbasis perkeretaapian, menambah citra positif Indonesia sebagai salah satu negara di dunia yang mengoperasikan LRT berbasis teknologi grade of automation (GOA) level 3.

“Pemerintah juga dapat melakukan pengembangan proyek LRT dan proyek kereta cepat berikutnya,” kata dia.

Ia menambahkan, dengan menyasar kawasan perumahan yang merupakan potensi pengguna LRT Jabodebek, maka fasilitas transportasi umum, fasilitas jalur pejalan kaki, jembatan penyeberangan orang (JPO), sky bridge, fasilitas jalur sepeda, fasilitas parkir kendaraan pribadi harus disiapkan oleh pihak terkait.

“Integrasi fisik dari hulu hingga hilir, waktu dan pembayaran sangat membantu memperlancar pengguna LRT. Pemda di kawasan Bodebek dapat melakukan re-routing angkutan umum yang ada atau membenahi angkutan umum pelayanannya,” pungkasnya. (Foto 1: Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) pada 23-24 Februari 2022 lalu saat menggelar Uji Beban struktur lengkung LRT di Kuningan, Jakarta Selatan). (R1/suara.com)