Mahmud Lubis: Minim, Tenaga Kerja Lokal Diterima Bekerja di Tambang Emas Batangtoru

Sumut637 x Dibaca

Tapsel, Karosatuklik.com – Data tenaga kerja yang dikeluarkan tambang emas Batangtoru, tidak diketahui, apakah valid atau bagaimana?

Soalnya, PT Agincourt Resources (PT AR) selaku pengelola tambang emas yang berada di Batangtoru Kabupaten Tapsel ini selalu mempublikasikan, kalau jumlah tenaga kerja lokal dan/atau yang berasal dari 15 kelurahan/desa di lingkar tambang ada sebanyak 70% dari jumlah keseluruhan tenaga kerja yang bekerja di Tambang Emas Batangtoru.

“Namun dari data yang saya dihimpun, keberadaan tenaga kerja lokal yang diterima bekerja di PT AR, sangat minim dan tidak sesuai dengan harapan masyarakat di lingkar tambang,” kata anggota FPAN DPRD Tapsel, H Mahmud Lubis, Senin (20/3/2023).

Mahmud mengungkapkan, hanya ada sekitar 320 tenaga warga setempat yang bekerja di Tambang emas Batangtoru. Mereka berasal dari delapan kelurahan/desa berada di lingkar tambang.

Dari survei yang sudah dilakukannya mulai beberapa pekan kemarin, sebut Mahmud, rekrutmen tenaga kerja lokal ini baru terdata sebanyak delapan desa/kelurahan dari 15 desa/kelurahan di lingkar Tambang Emas Martabe.

Sedangkan tujuh desa/kelurahan lainnya belum sempat terdata. Namun, dari persentase jumlah desa/kelurahan tersebut sudah melebihi 50% dari 15 desa/kelurahan yang ada.

“Dan, angka jumlah tenaga dari 8 desa/kelurahan tersebut hanya terdapat 320 pekerja lokal,” kata politisi yang dikenal vokal menyuarakan kepentingan rakyat ini.

Rinciannya, Desa Bandar Hapinis ada 20 pekerja, Desa Muara Hutaraja 6 pekerja. Kelurahan Hutaraja 15 pekerja. Desa Sipenggeng 23 pekerja. Desa Hapesong Baru 64 pekerja. Desa Telo 60 pekerja. Desa Sumuran 89 pekerja.
Desa Batu Hula 43 pekerja.

Kalau data yang dipublish PTAR ini benar, berarti jumlah tenaga kerja lokal ada sebanyak 2.600 x 70% = 1.820 orang. Nah jika dikalikan dengan delapan desa/kelurahan yang terdata berarti (8 :15 desa) x 100 = 53,3%

Sehingga 1.820 orang pekerja lokal x 53,3% = 973,7 orang. “Ini bermakna, jumlah tenaga kerja di 8 desa/kelurahan di lingkar tambang sudah semestinya 973,7 orang,” katanya.

“Namun kenyataannya hanya 320. Sedangkan, selebihnya tidak tahu berasal dari mana,” kata Mahmud Lubis.

Soal dari mana jumlah 70% pekerja lokal itu diperoleh PT AR, Ketua PPM Kecamatan Batangtoru Domion Sianipar yang merupakan penduduk warga setempat menyebutkan, tenaga kerja PT AR tersebut didominasi dari luar lingkar tambang.

Perbandingannya terbalik bukan 70% melainkan 30% pekerja lokal. Rata-rata pekerja berasal dari arah Tapteng, Taput dan Kota Padangsidimpuan.

“Lihat saja saat pulang kerja, banyak karyawan yang antre menunggu angkot menuju Tapteng dan Kota Padangsidimpuan,” beber Domion.

Sebagai orang kelahiran Batangtoru tentu kita tahu siapa yang asli dari Batangtoru atau tidak. “Dari logatnya saja sudah kita ketahui, rata-rata mereka bukan berasal dari Batangtoru,” kata Domion.

Sementara, mantan anggota DPRD Tapsel Suyatmo Siregar dan Mura Siregar menyatakan, sangat prihatin atas minimnya rekrutmen tenaga kerja ini dibanding angka yang disajikan PT AR.

Mereka berharap, tidak terjadi manipulasi data atau jual beli identitas kependudukan oleh oknum-oknum aparatur pemerintahan terdahulu yang bisa meloloskan orang luar lingkar tambang menyamar sebagai penduduk asli.

Salah seorang Media Relation PT AR yang dihubungi wartawan belum memberikan jawaban atas pertanyaan diberikan dan berjanji akan memberikan jawaban sesegera mungkin esok hari.(UJ)

Komentar