Kabanjahe, Karosatuklik.com – Libur Imlek 2023, volume kendaraan dari Medan menuju ke tempat wisata Berastagi mengalami kepadatan, puluhan kilometer kendaraan bergerak perlahan. Demikian juga sebaliknya dari Berastagi ke Kota Medan.
Tim liputan Karosatuklik.com, Sabtu (21/1/2023) sekitar Pukul 19.00 WIB berangkat dari Kabanjahe sanpai di Medan Pukul 23.15 WIB. Sementara pada hari Minggu (22/1/2023) berangkat dari Medan Pukul 18.00 WIB tiba di Berastagi Pukul 21.40 WIB. Waktu normal di jalan ini tanpa macet hanya 2 jam.
Kanit Lantas Polsek Pancur Batu, Iptu Rizal Purba mengatakan, pada Sabtu sejak pagi hingga siang, arus lalulintas di jalur Berastagi masih tampak normal.
Ia menjelaskan, arus lalulintas sempat terhambat di Kilometer 20 – 21 Jalan Jamin Ginting, karena kondisi jalan yang berlubang dan rusak.
“Paling yang agak terhambat itu ada jalan berlubang dan rusak, di situ agak lambat. Dari pagi cukup lancar masalahnya cuma di jalan rusak itu saja,” sebutnya.
Rizal menuturkan, saat ini petugas terus berjaga di jalur lintas Medan dan Berastagi untuk mengantisipasi kepadatan kendaraan.
Ia menjelaskan, arus lalulintas sempat terhambat di Kilometer 20 – 21 Jalan Jamin Ginting, karena kondisi jalan yang rusak.
“Paling yang agak terhambat itu ada jalan berlubang dan rusak, di situ agak lambat. Dari pagi cukup lancar masalahnya cuma di jalan rusak itu saja,” sebutnya.
“Mungkin sore atau malam weekend nanti di jalur yang rusak tadi saja melambat. Tadi sudah diupayakan untuk nimbun pakai pasir,” pungkasnya.
Benar yang dikatakan Kanit Lantas Polsek Pancur Batu, Iptu Rizal Purba, mulai sore atau malam hari kepadatan volume kendaraan semakin tinggi sehingga antrian kendaraan mengular berpuluh kilometer dari kedua arah bergerak lambat.
Masyarakat Diminta Hati hati
Masyarakat pengguna jalan nasional jalur utama Berastagi – Medan diimbau waspada dan hati-hati terhadap potensi tanah longsor. Hal itu mengingat Jalan Letjen Jamin Ginting Medan-Berastagi rawan longsor, pohon kayu tumbang dan lainnya.
Sebagian besar wilayah Kabupaten Karo, Medan dan Deli Serdang terutama kawasan wisata Berastagi yang sedang memasuki musim penghujan, diprediksi hingga Februari 2023 mendatang.
Selain itu, kegilaan kemacetan Jalan utama Medan-Berastagi semakin menjadi-jadi. Soalnya, jalan Medan-Berastagi yang ada saat ini sudah sangat tidak layak sebagai akses utama karena sering mengalami kemacetan. Kemacetan secara mendadak tanpa bisa diprediksi sebelumya sering kali menjebak pengguna jalan. Terlebih lagi jalan ini, pintu gerbang bagian utara kawasan strategis pariwisata super prioritas nasional Danau Toba.
Arus lalu lintas di Jalan Letjend Djamin Ginting Medan-Kabupaten Karo sering lumpuh total akibat longsor dan mobil berbeban berat rusak di tengah jalan sudah teramat sering terjadi. Bahkan kemacetan jalan ini sering sekali jadi bahan pelampiasan warga di media-media sosial, seperti facebook dan instagram
Namun mirisnya, hingga sekarang belum ada terlihat tanda-tanda pemerintah pusat melalui Kementerian PUPR akan membangun tol/jembatan layang dijalur lintasan padat dari 11 Kabupaten/Kota di Sumatera Utara/Aceh itu, kecuali pembangunan cantilever di sejumlah tikungan amoy Bandar Baru.
Tidak saja saat terdapat truk atau mobil yang sering mogok atau rusak ditengah badan jalan, melainkan juga ketika arus kunjungan ke lokasi wisata di Berastagi mengalami peningkatan, seperti saat pelaksanaan even-even wisata di Berastagi, juga di saat liburan Lebaran, Natal, Tahun Baru dan Imlek Kemacetan parah hingga antrian mengular berkilo-kilometer dari kedua arah sudah menjadi pemandangan biasa.
Baskami Ginting: Kabar Gembira
Sebelumnya dikabarkan, Ketua DPRD Sumut Drs Baskami Ginting mengatakan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) akhirnya mengeluarkan izin pembukaan jalan sejajar Medan-Tuntungan-Kutalimbaru-Dusun Tandukbenua-Sembaikan Deliserdang, tembus Desa Jaranguda-Berastagi Karo, lewat kawasan Tahura Bukit Barisan, sebagai jalan alternatif mengatasi kemacetan jalur Medan-Berastagi.
“Seperti kita ketahui, jalan sejajar Medan-Berastagi via Kutalimbaru yang merupakan paket proyek multiyears Rp2,7 triliun yang selama ini masih terkendala sepanjang 16,9 Km, karena berada dalam kawasan hutan Tahura Bukit Barisan, sehingga terpaksa ada surat izin dari Kementerian LHK,” kata Baskami Ginting kepada wartawan, Rabu (18/1/2023), melalui telepon, di Medan.
Setelah Pemprov dan DPRD Sumut bermohon kepada Kementerian LHK, katanya, akhirnya dikeluarkan izin persetujuan tertanggal 14 Desember 2022 yang ditujukan kepada Gubernur Sumut, Dinas Kehutanan Sumut, Dinas PUPR Sumut, perihal persetujuan kerja sama pembangunan jalan alternatif/sejajar Medan-Berastagi di Tahura Bukit Barisan Sumut.
“Kementerian LHK dalam suratnya bernomor S./368/KSDAE/RKK/KSA.0/12/2022 ini, menyampaikan beberapa butir persyaratan yang harus dipatuhi, yakni hanya untuk transportasi terbatas berupa menerapkan lebar jalan paling minimal, menghindari jalur jelajah satwa tertentu,” jelasnya seperti dilansir dari Sib.
Surat persetujuan Kementerian LHK yang ditandatangani Plt Dirjen Dr Ir Bambang Hendroyono MM ini, juga menegaskan agar membuat rambu-rambu yang intinya mengingatkan pengendara, terkait aktivitas satwa dan lainnya, agar pengendara tidak terlalu gegabah melintasi kawasan hutan tersebut nantinya.
“Kementerian LHK juga memiliki beberapa pertimbangan, atas diberikannya izin menembus sebagian kawasan hutan produksi dimaksud, karena merupakan jalur yang menghubungkan daerah-daerah yang memiliki kawasan pariwisata unggulan di Sumut,” ungkap politisi PDI Perjuangan Sumut itu.
Selain itu, tambah Baskami, jalur sejajar tersebut nantinya, merupakan jalan yang menghubungkan beberapa kawasan atau kabupaten/kota di Sumut hingga ke Aceh, sehingga bisa mengantisipasi terjadinya kemacetan di jalur Medan – Berastagi.
Menyikapi surat persetujuan Kementerian LHK itu, Baskami mendesak Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Sumut dan pihak pemenang tender PT Sumber Mitra Jaya (SMJ), segera mengkebut pekerjaanya, agar target penyelesaian proyek di 2023 bisa terealisasi.
“Kalau sudah keluar izin persetujuan kerja sama pembangunan jalan dari Kementerian LHK, berarti 16,9 Km jalan yang melintasi kawasan hutan Bukit Barisan tidak ada lagi masalah. Hanya menjadi kendala saat ini, belum digeser 135 tiang listrik oleh PT PLN yang berada di 9,77 Km ruas jalan kawasan Kutalimbaru hingga Dusun Tanduk Benua,” tambah Baskami.
Terkait hal itu, tambah anggota dewan Dapil Kota Medan ini, pihaknya bersama Gubernur Sumut Edy Rahmayadi terus melakukan pendekatan kepada Dirut PT PLN, agar 135 tiang listrik yang menghalangi kelanjutan pembangunan proyek multiyears segera digeser. (R1)
Komentar