Jakarta, Karosatuklik.com – Kapal perang adalah satu alat utama sistem pertahanan yang diandalkan oleh militer Indonesia. Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki beragam jenis kapal perang.
Salah satu kapal perang yang dimiliki oleh Indonesia adalah KRI John Lie dengan nomor lambung 358. KRI John Lie mulai menjadi bagian dari Angkatan Laut TNI sejak tahun 2014, bersama KRI Bung Tomo-357 dan KRI Usman Harun-359.
Nama KRI John Lie diketahui diambil dari nama seorang perwira tinggi TNI AL dari etnis Tionghoa bernama Laksamana Muda TNI (Purn) John Lie Tjeng Tjoan. John Lie juga dinobatkan sebagai salah satu Pahlawan Nasional Indonesia.
Melansir laman resmi TNI, KRI John Lie adalah kapal perang jenis Multi Role Light Frigate (MRLF) yang diproduksi oleh BAE Systems Maritime Naval Ships.
KRI John Lie mempunyai spesifikasi berat 1.940 ton dengan panjang keseluruhan 95 meter, lebar 12,8 meter. Kapal perang itu memiliki empat mesin Man B&W ruston diesel engine yang dapat menyemburkan tenaga hingga kecepatan mencapai 30 knot dengan daya jelajah 9.000 km.
Dari segi kekuatan, KRI John Lie dilengkapi dengan Meriam Oto Melara 76 mm, dua meriam MSI Defence DS 30 B REMSIG 30mm, dan Peluncur Triple BAE System kaliber 324 mm untuk perang atas air.
Selain itu, kapal perang tersebut memiliki 16 tabung peluncur peluru kendali permukaan ke udara VLS MBDA VLS Mica (BAE System), dua tabung peluru kendali MBDA (Aerospatiale) MM-40 Block II Exocet.
Terdapat pula Radamec 2500 yang merupakan perangkat sensor elektro optic weapon director.
KRI John Lie adalah kapal perang yang semula dibuat oleh BAE Systems Marine untuk militer Brunai Darussalam.
Namun, sengketa membuat kapal itu akhirnya dijual ke Indonesia.
Jika menjadi bagian dari AL Brunai Darusallam, KRI John Lie memiliki nama KDB Nakhoda Ragam.
Melansir Naval Technology, KRI John Lie dikembangkan pertama kali pada tahun 1995 dan resmi diluncurkan pada tahun 2001.
Kala itu, KRI John Lie adalah salah satu varian baru dari keluarga F2000.
Otomatisasi tingkat tinggi di kapal memungkinkan pengoperasian KRI John Lie oleh 79 awak. Akomodasi disediakan untuk awak dan 24 personel tambahan jika diperlukan.
KRI John Lie direncanakan sebagai kapal patroli. Kapal perang itu dilengkapi dengan komando Nautis II dan sistem kendali senjata yang dipasok oleh Alenia Marconi Systems, sekarang BAE Systems Insyte.
Nautis II memiliki konsol multifungsi untuk mendukung pertempuran udara, permukaan, dan kapal selam.
Data diunduh dari sensor kapal dan sistem persenjataan untuk memberikan tampilan situasi zona pertempuran atau area operasional, serta fungsi navigasi, pelacakan target, alokasi senjata dan ancaman, serta kontrol senjata.
Sistem perintah dan kontrol juga dapat beroperasi dalam mode pelatihan untuk memberikan skenario simulasi dan keterlibatan yang realistis.
KRI John Lie memiliki dek penerbangan sekitar 285 m persegi, memiliki satu tempat pendaratan untuk helikopter ukuran sedang, seperti S-70B Seahawk. Kapal itu tidak menyediakan fasilitas hanggar.
Teknologi lain yang tersedia pada KRI John Lie adalah Thales Sensors Cutlass 242, radar pengacau Scorpion, sistem senjata elektro-optik Radamec 2500, sonar Thales Underwater Systems TMS 4130C1 frekuensi menengah, hingga TV dan pencitraan termal untuk pengendali tembakan. (cnnindonesia.com)