Jakarta, Karosatuklik.com – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan, pemerintah menagetkan Vaksin Merah Putih bisa masuk tahap uji coba (clinical trial) pada semester II 2021.
Untuk itu dia berharap, kandidat penguji vaksin yang terdiri dari lembaga ilmu pengetahuan dan universitas bisa meneliti secara maksimal sehingga vaksin masuk dalam proses manufaktur.
“Bisa segera disiapkan masuk di manufaktur untuk kemudian di-clinical trial. Dan ditargetkan di semester II sudah bisa masuk clinical trial, sehingga sebagian dari produksi nasional bisa digunakan,” kata Airlangga saat berdiskusi dengan Universitas Gadjah Mada secara virtual, Minggu (31/1/2021).
Adapun kandidat penguji vaksin Covid-19 terdiri dari Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Institut Teknologi Bandung, Universitas Airlangga, Universitas Indonesia, dan oleh Universitas Gadjah Mada.
Airlangga menyebut, pengadaan vaksin di dalam negeri bakal melengkapi vaksin-vaksin yang diimpor RI dari negara lain.
Vaksin dalam negeri ini lebih terjangkau, hemat belanja, dan hemat devisa. Karena lebih terjangkau, anggaran sekitar Rp 73 triliun yang disiapkan pemerintah untuk vaksinasi gratis bakal mencapai target.
“Semangat dan kerja keras membuktikan bahwa berbagai inovasi bisa dihasilkan di masa pandemi,”.
“Vaksin dalam negeri dapat berkontribusi menangani pandemi Covid, membantu mitigasi risiko, dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui hilirisasi inovasi kesehatan,” pungkasnya.
Sebelumnya, Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang Brodjonegoro mengharapkan vaksin Merah Putih yang sedang dikembangkan saat ini bisa mendapat izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) pada akhir 2021 atau awal 2022.
Ia mengharapkan bibit vaksin Merah Putih dapat diserahkan kepada pabrik vaksin, yakni PT Bio Farma pada Maret 2021 sehingga PT Bio Farma bisa melanjutkan prosesnya menuju tahapan-tahapan selanjutnya termasuk di antaranya uji klinis.
Menurut dia, peranan vaksin Merah Putih penting untuk menjaga kesinambungan dari terciptanya kekebalan kelompok (herd immunity) dan memenuhi kebutuhan vaksin COVID-19 di masa datang.
“Harapannya akhir tahun ini atau awal tahun depan sudah bisa mendapatkan emergency use authorization setelah melalui uji klinis tahap 1, 2, 3 dan sudah diproduksi dan akhirnya bisa dipakai untuk vaksinasi,” kata Bambang. (Kompas.com)