Miris! Jalan Medan-Berastagi Jalur Wisata dan Pertanian 11 Kabupaten Sumut dan Aceh Tidak Menjadi Skala Prioritas Nasional

Sumut3389 x Dibaca

Berastagi, Karosatuklik.com – Akademisi Universitas Sumatera Utara (USU), Dr Bengkel Ginting untuk kesekian kalinya kembali mengkritisi Jalan Letjen Jamin Ginting Medan – Kabupaten Karo, jalur wisata yang dikenal padat itu yang juga menjadi bagian interkoneksi 11 kabupaten Sumut dan Aceh masih dianggap sebelah mata oleh Kementerian PUPR. Sehingga tak pelak lagi setiap terjadi kemacetan, antrian kendaraan dari ke dua arah langsung mengular puluhan kilometer.

Pembangunan jalan Tol (bebas hambatan) antara Medan-Berastagi sangat mendesak direalisasikan mendukung pengembangan mega proyek kawasan Danau Toba. Hal itu mengingat kondisi jalan ini sudah tidak mampu lagi menampung membludaknya kendaraan yang melintas. Kalau beberapa waktu lalu, kemacetan parah hanya terjadi di hari-hari tertentu saja, atau saat menjelang libur panjang saja, tapi belakangan ini, hampir setiap hari terjadi kemacetan parah.

Hal itu diungkapkan Dr Bengkel Ginting, MSi yang juga Sekretaris Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Pemuda Merga Silima, saat bincang-bincang dengan Redaksi Karosatuklik.com di Berastagi, Rabu (1/3/2023).

“Banyak wisatawan ke Kabupaten Karo kerap mengeluhkan perangkap macet yang sering kali terjadi tanpa bisa diprediksi sebelumnya. Maklum jalan pegunungan, badan jalan sempit, tikungan ekstrem, apalagi sering terjadi longsor pula di musim penghujan,” sebutnya.

Kondisi jalan yang berliku disertai tanjakan dan turunan tajampun tak jarang membuat kendaraan, terutama truk dan bus terguling di sini sebagaimana sering terjadi di kala macet. “Makanya, kemacetan panjang sering kali memerangkap pengendara di rute ini,” ungkap Bengkel Ginting yang juga mantan Komisioner KPU Provinsi Sumatera Utara ini.

Selain mitigasi bencana di daerah rawan bencana yang selama ini terkesan lemah, khusunya di titik-titik rawan longsor dan pohon kayu tumbang sepanjang Jalan Letjen Jamin Ginting Medan-Kabupaten Karo.

“Walaupun pohon kayu tumbang akibat bencana alam, tapi tidak semestinya kemacetan terjadi sampai 12 jam seperti yang terjadi beberapa waktu lalu, kalau sebelumnya ada mitigasi bencana yang kuat dari instansi terkait sehingga tidak menimbulkan dampak kerugian yang cukup besar dialami warga yang terpaksa menginap di tengah jalan. Belum lagi kerugian parah yang dialami ekspedisi mobil sayur mayur dan buah ke Pasar Induk Medan dari Kabupaten Karo, yang rusak dan tidak laku lagi,” kecam mantan Ketua KPU Kabupaten Karo itu.

Tol Medan – Berastagi

Untuk itu, sudah seharusnya Pemerintah provinsi Sumatera Utara dan DPRD Sumut mendesak pemerintah pusat untuk memprioritaskan, peningkatan Jalan Medan-Berastagi, Tol Medan-Berastagi, pelebaran jalan tembus Karo-Langkat di titik-titik tertentu atau cor beton di lokasi rawan kecelakaan, pembangunan jalan propinsi Tanjungmorawa-Saribudolok-Tongging (Rawasering). Dengan demikian otomatis akan mendukung program unggulan pemerintah pusat dalam hal peningkatan pembangunan kawasan Danau Toba.

“Karena jalur Medan – Berastagi urat nadi perekonomian dan jalur hubungan sosial dan budaya yang sangat vital bagi masyarakat yang menghubungkan 11 kabupaten dan kota di Sumut dan Aceh dengan Kota Medan,” tegas Dr Bengkel Ginting yang juga dosen FISIP USU itu.

Menurut Bengkel Ginting, pembangunan jalan alternatif jalur sejajar Medan-Berastagi, mulai dari Berastagi – Sibolangit – Tuntungan – itu sangatlah perlu segera dituntaskan, karena selama lebih kurang 10 tahun ini, jalan ini telah menjadi kendala dalam pembangunan ekonomi kerakyatan dan program pariwisata. Juga selama ini sudah sangat padat dan sering macet berjam-jam bahkan pengendara sering menginap di jalan hanya karena masalah sepele seperti mobil truk yang mogok atau kecelakaan. Intinya, bisa disimpulkan jalan ini telah menjadi “horor” menakutkan bagi masyarakat.

“Dengan semakin lancarnya arus lalu lintas berarti lebih mengefisiensikan waktu dan biaya dan ini tentu akan mempercepat pertumbuhan ekonomi di 11 kabupaten/kota tersebut,” ujar Bengkel Ginting.

Menyinggung soal kerusakan badan jalan di jalur ini, Bengkel Ginting, menyebutkan, setiap tahun ada anggaran dari APBN yang nilainya tidak sedikit yakni puluhan milyar setiap tahun dikucurkan, namun mirisnya lagi, kerusakan jalan juga setiap tahun tetap ada, bahkan ada yang makin parah di titik-titik tertentu, diantaranya, Desa Durin Simbelang, Desa Namo Riam, Desa Tiang Layar, Dusun Mbarung Ketang dan Desa Bintang Meriah Kecamatan Pancurbatu, Kabupaten Deli Serdang. Belum lagi di seputaran Bandar Baru dan Sibolangit, ungkap dia.

“Emergency”

Jalan Nasional Medan – Berastagi sudah darurat macat “Emergency” selain jalan alternatif semakin dibutuhkan atau pembangunan jalan Tol (bebas hambatan)/jembatan layang yang dikoneksikan dengan Bandar Udara Kuala Namu Internasional Air Port (KNIA) sekaligus mendukung program Mebidangro (Medan Binjei Deliserdang dan Karo).

Artinya, sambung Bengkel Ginting menegaskan lagi, Tol Medan – Berastagi semakin dibutuhkan untuk mengantisipasi peningkatan padat volume kendaraan dan rawan macet, terlebih lagi peningkatan volume kendaraan yang tidak bisa dibendung dan terus bertambah beberapa tahun kedepan sementara luas badan jalan tetap.

Apalagi Jalan Medan – Kabupaten Karo merupakan interkoneksi 11 kabupaten Sumut/Aceh dan pintu gerbang bagian utara Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Danau Toba, pungkasnya.

Berdasarkan, data Ikatan Cendikiawan Karo Sumatera Utara (ICK Sumut), tahun 2017 jumlah kendaraan yang melintas 25.000 – 30.000 unit kendaraan setiap hari. Sementara jumlah penduduk dari 11 kabupaten Sumut dan Aceh sebanyak 3 juta. Dari sudut pandang ekonomi, setiap terjadi kemacetan panjang di Jalan Medan – Berastagi kerugian mencapai milyaran rupiah.

Karena itu, tambahnya lagi, pembangunan akses jalan Medan-Berastagi, baik tol maupun jalur sejajar sangat mendesak/urgen sekali. Harusnya masuk skala prioritas Pemprovsu maupun Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (BBPJN) Sumut/Kementerian PUPR.

“Sampai kapan rakyat dibiarkan terjebak di tengah kemacetan parah Medan-Berastagi, sudah seharusnya pemerintah pusat harus hadir memberikan solusi, jangan biarkan rakyat trauma setiap melintas di jalur yang dikenal ‘ganas’ dan sangat menguji adrenalin ini semua saling berlomba bagai di arena balapan, baik bus-bus besar, bus AKDP, truck, mobil pribadi hingga sepeda motor,” ujarnya memungkasi.

Sayangnya Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Sumatera Utara, Ir. Brawijaya, ketika dikonfirmasi melalui pesan Whatsapp sejak dikirim Selasa petang (28/2/2023) hingga berita ini dinaikkan Rabu (1/3/2023) petang, terlihat belum aktif sehingga belum diketahui program BBPJN Sumut dalam mengatasi macet, soal kerusakan jalan hingga bagaimana kabar wacana pembangunan Tol Medan Berastagi yang sudah lama menjadi harapan dan mimpi warga di 11 kabupaten Sumut dan Aceh.

Bupati Cory Sebayang Kunjungi BBPJN Sumut

Sekedar mengingatkan, sebelumnya Bupati Karo bersama Kepala Bappedalitbang Karo, Ir. Nasib Sianturi, M.Si ketika berkunjung ke Kantor Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Sumatera Utara di Jalan Sakti Lubis No. 1 Medan, Jumat 03 Februari 2023, untuk menyerahkan dokumen kesiapan lahan terkait dengan rencana kegiatan pelebaran jalan Kabanjahe – Merek yang berlokasi di desa Mulawari, Tigapanah dan Sukadame.

Dalam kunjungan kerja tersebut, Bupati juga melakukan koordinasi lanjutan terkait pelebaran jalan Kabanjahe – Berastagi.

Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Sumatera Utara, Brawijaya dan jajaran menyambut hangat kunjungan kerja Bupati Karo dan jajaran.

“Dokumen kesiapan lahan terkait dengan rencana kegiatan pelebaran jalan Kabanjahe – Merek yang berlokasi di desa Mulawari, Tigapanah dan Sukadame,” sangat membantu untuk mempercepat merealisasikan proyek pelebaran jalan ini, termasuk lanjutan pelebaran jalan Kabanjahe – Berastagi,” ungkapnya.

Dokumen tersebut diterima langsung oleh Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Sumatera Utara, Ir. Brawijaya, M.Eng.,I.E., MSCE., Ph.D di ruang kerjanya. Dalam kunjungan kerja tersebut, Bupati juga melakukan koordinasi lanjutan terkait pelebaran jalan Kabanjahe – Berastagi.

Kepada wartawan, Bupati Karo menyebutkan, tingkat keresahan masyarakat Brastagi sudah pada titik menjenuhkan menunggu perbaikan jalan. “Kalau anggaran peningkatan struktur, saya rasa terlalu besar, namun langkah sementara rasanya penting dilakukan dengan melakukan penambalan di ruas jalan yang masuk kategori parah,” katanya. (R1)

Baca juga:

  1. Akademisi USU Dr Bengkel Ginting Sorot Peran dan Fungsi DPD, Dibubarkan atau Penguatan!
  2. Akademisi USU, Dr Bengkel Ginting: 5 Bulan Kepemimpinan Bupati Karo Cory Sebayang Belum Terlihat Terobosan Pembangunan
  3. Mbelin Brahmana Kembali Pimpin DPP PMS, Bupati Cory Sebayang: Jaga Marwah Suku Karo dan Lestarikan Adat dan Budaya Kita
  4. Pelebaran Jalan Nasional Kabanjahe – Merek dan Kabanjahe – Berastagi, Bupati Cory Sebayang Kunjungi BBPJN Sumut
  5. Lama Tinggal di Amerika, Aktor Tanta Ginting Tidak Lupa Tanah Leluhurnya, Begini Pandangannya Tol Medan – Berastagi

Komentar