Najwa Beberkan Alasan Mafia Bola Sulit Dibongkar: PSSI Menutup Diri!

Catatan Redaksi462 x Dibaca

Jakarta, Karosatuklik.com – Jurnalis kondang sekaligus anggota dari Satgas Anti-Mafia Bola Najwa Shihab menceritakan alasan sulitnya praktik mafia bola terungkap sebelum PSSI berganti kepengurusan dan dipimpin oleh Erick Thohir.

Menurut Najwa, para pengurus federasi sebelumnya terkesan tertutup dan jika terendus adanya indikasi pengaturan skor maupun praktik lancung di sepak bola Indonesia.

“Kendalanya satu. Yang dulu, federasinya menutup diri dan menganggap itu sebagai urusan football family,” kata Najwa ketika pengenalan anggota Satgas Anti-Mafia Bola di Menara Danareksa, Jakarta Pusat, Rabu (20/9/2023).

Najwa yang sempat beberapa kali terlibat dalam tim pengusutan mafia bola, menyebut ada kecenderungan bahwa pengurus sebelumnya melindungi para mafia.

“Dulu, PSSI kalau dilaporkan kasus, tendensinya malah yang melaporkan, dilaporkan balik. Jadi kalau kami sampaikan hasil investigasi atau kerja jurnalistik yang dilakukan teman-teman wartawan, misalnya,” ungkapnya.

Namun, beberapa kali investigasi yang dilakuakan Najwa bersama beberapa rekan wartawan sempat membuahkan hasil. Terutama ketika mereka menggandeng pihak kepolisian.

Najwa bercerita saat itu ia melibatkan pihak kepolisian yang masih dipimpin Kapolri Jendral (Purn) Tito Karnavian. Najwa dan tim berhasil meringkus sejumlah orang yang terbukti terlibat dalam kasus mafia bola.

“Ketika itu ada 7-8 yang akhirnya diproses hukum dengan beragam kasus yang memang waktu itu menjerat. Jadi pembedanya waktu itu adalah ketika kerja-kerja bersama itu ditindaklanjuti langsung oleh negara. Tapi ketika itu kendalanya federasi masih menutup diri,” ucap Najwa.

Sosok yang telah merambah dunia kewartawanan selama 23 tahun berharap, hal serupa agaknya tidak terjadi disaat Erick Thohir memimpin federasi PSSI.

“Saya harap sekarang berubah, berbeda situasinya. Jadi bukan hanya setelah ada peran lebih jauh dari alat negara, tapi ada federasi yang membuka diri sama-sama melihat apa problem yang ada dan membenahi itu bukan hanya karena dorongan dari luar, tapi juga niat dan dorongan dari dalam,” pungkasnya.

Jadi Ketua Satgas Anti-Mafia Bola, Maruarar Rogoh Rp1 Miliar dari Kantong Pribadi

Ketua tim Satgas Anti-Mafia Bola Maruarar Sirait mengatakan akan menanggung biaya operasional tim dari kantongnya sendiri.

Hal itu dilakukan agar kerja tim bisa lebih objektif dalam memberangus mafia bola di Tanah Air.

“Operasionalnya kita sendiri dan dengan rendah hati kami dari perusahaan kami sebagai biaya awal Rp1 miliar dari perusahaan saya, supaya kita betul-betul tidak dibiayai oleh PSSI,” ungkap Maruarar dalam jumpa pers di Menara Dana Reksa, Jakarta Pusat, Rabu (20/9/2023).

Satgas Anti-Mafia Bola, kata Maruarar, juga tak menutup pintu bagi masyarakat untuk ikut berpartisipasi.

“Itu juga kalau nanti diizinkan kalau memang ada yang percaya sama kami tim ini untuk bekerja tentu ada dukungan dari masyarakat kalau ada masyarakat yang ingin mendukung misalnya contoh untuk membiayai audit independen apakah boleh pak Erick?,” ucap dia.

Independensi satgas yang baru dibentuk berdasarkan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ini memang sorotan utama guna meminimalisasi konflik kepentingan.

Diharapkan tanpa penggunaan uang PSSI, Satgas Anti-Mafia Bola dapat bekerja secara maksimal tanpa adanya hambatan kepentingan dari internal.

Terlebih, PSSI belakangan juga tengah dihadapkan isu tak sedap, di mana seorang pengamat sepak bola, Ophan Lamara, mengungkapkan bahwa masih ada mafia sepak bola di tubuh federasi.

Dalam unggahannya di Instagram, Ophan Lamara mengaku pernah hadir dalam negosiasi jual beli juara Liga. Bahkan tak hanya sekali, ia sudah ikut sebanyak dua kali terkait jual beli ini. (Inilah.com)