Singapura, Karosatuklik.com – Pemerintah Singapura membuka layanan vaksinasi Covid-19 dengan vaksin Sinovac, CoronaVac, secara komersial sejak pekan lalu.
Otoritas negara itu telah memberikan wewenang penjualan kepada 24 klinik berizin yang bisa mengedarkan dosis vaksin buatan China itu.
Meski Singapura diketahui telah memberikan vaksin lain, seperti Pfizer dan Moderna ke warganya secara gratis, vaksin Sinovac ternyata juga ramai ‘diburu’ warga.
Mengutip sejumlah media Singapura seperti Channel News Asia (CNA) dan Today, antrean panjang terjadi di sejumlah klinik, bahkan warga rela masuk daftar tunggu.
Di salah satu klinik yakni Rophi Klinik Leong Hoe Nam di Mount Elizabeth Novena Specialist Centre daftar tunggu bahkan melebihi 700 orang. “Peminatnya sangat besar.. kami merasa seperti (antrean) McDonalds BTS Indonesia,” kata pejabat klinik Dr Leong dalam laporan akhir pekan ini.
Hal sama juga terjadi di klinik HeartlandHealth di Bedok bagian selatan. Untuk mengatur antrean dan volume panggilan yang tinggi, HeartlandHealth yang membawahi empat klinik, harus memasang Google Form di situsnya agar orang bisa mendaftarkan diri secara online.
“Kami sudah sangat sibuk. Beberapa pasien, sayangnya, tidak bisa mendaftar melalui telepon dan harus turun sendiri dan ada antrian panjang di luar klinik, yang benar-benar tidak saya duga. ,” kata Direktur Klinik Medis Wee Healthfirst, Dr Seow, yang juga mendapatkan izin menyalurkan Sinovac.
Sinovac sendiri masuk ke Singapura melalui peraturan Rute Akses Khusus (SAR) alias vaksinasi mandiri. Mengenai harga, pemerintah mematok harga per dosis dari rentang US$ 10 (Rp 107 ribu) hingga $ 25 (Rp 268 ribu).
Bukan cuma warga negara Singapura, penduduk tetap, dan mereka yang memegang izin jangka panjang bisa mendapatkan izin disuntik Sinovac. Vaksin Sinovac sendiri sudah disetujui Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk penggunaan darurat guna melawan corona.
Lalu mengapa warga tertarik?
Melansir Today, Sinovac dianggap lebih cocok untuk mereka yang tak dapat diinokulasi dengan Pfizer dan Moderna. Ini terkait teknologi messenger RNA (mRNA) yang diadopsi kedua vaksin itu.
Mei lalu Menteri Kesehatan Singapura Ong Ye Kung memang menegaskan ada 30.000 warga Negeri Singa yang tak dapat divaksin mRNA. Karenanya pemerintah mencari alternatif vaksin lain.
Vaksin mRNA mengirimkan sel-sel pengajaran kode genetik dalam tubuh untuk membuat protein yang memicu respons imun terhadap Covid-19. Sementara Sinovac menggunakan partikel virus yang telah dibunuh atau dinonaktifkan untuk merangsang tubuh menghasilkan respons imun. (cnbcindonesia.com)