Jakarta, Karosatuklik.com – Hasil penghitungan cepat atau quick count pemilihan legislatif atau pileg menunjukkan PDIP berada pada posisi pertama ada pada kisaran angka 16-17%. PDIP optimistis akan memang tiga kali atau hattrick dalam pemilu.
Setidaknya, kemenangan di Pileg 2024 tersebut membuktikan masih kuatnya dominasi PDIP, walaupun Capres-cawapres mereka nomor urut 03 Ganjar Pranowo-Mahfud Md menempati posisi paling buncit menurut hasil hitung cepat atau quick count yang dilakukan oleh sejumlah lembaga survei.
Survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA melakukan analisis hitung cepat atau quick count yang sudah masuk 99,6 persen per Kamis (15/2/2024) terkait Pemilu Legislatif (Pileg) atau Pemilu 2024.
Hasilnya ada 8 partai politik yang sudah dipastikan lolos ke DPR RI.
Hasilnya, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menjadi parpol dengan suara pemilih terbanyak versi quick count LSI Denny JA.
Dengan begitu, PDIP tercatat berhasil mencetak hattrick atau menang tiga kali berturut-turut dalam pemilu.
“Menghasilkan PDIP sebagai juara hasil quick count kami. Jika hasil KPU sesuai dengan quick count kami, maka PDIP telah melakukan hattrick yang memenangkan tiga kali pemilu legislatif berturut-turut,” tutur peneliti LSI Denny JA Adjie Alfaraby lewat keterangan tertulis, Jumat (16/2/2024).
Menurut Adjie, tingkat partisipasi pemilih atau voter’s turn out untuk Pileg 2024 ini hanya 71,84 persen, atau lebih rendah dibandingkan Pilpres 2024. Hal ini lantaran Pilpres dianggap lebih simpel, sementara pemilu legislatif ada banyak nama yang harus dipilih.
“Ada tiga partai yang kita sebut-sebut sebagai data premium karena dukungan suaranya di atas 10 persen. Tiga partai itu adalah PDIP dengan 16,82 persen, Partai Golkar dengan 14,93 persen, dan Partai Gerindra dengan 13,43 persen,” jelas dia.
Adapun menyusul di belakang ketiganya yakni PKB 10,56 persen; NasDem 9,45 persen; PKS 8,36 persen; Demokrat 6,98 persen; dan PAN 6,59 persen pada Pemilu 2024 ini.
“Total ada 8 parpol yang dipastikan lolos ke DPR RI,” katanya.
PSI hingga Gelora gagal lolos ke DPR
Sementara itu, ada sejumlah partai politik (Parpol) yang gagal lolos ke Senayan, antara lain Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Hanura, Perindo, hingga Gelora.
Parpol-parpol tersebut tidak mampu melampaui syarat ambang batas parlementer atau parliamentary threshold sebesar 4 persen untuk masuk ke Senayan.
“Partai yang tidak lolos parliamentary threshold ada sembilan partai, karena setelah ditambah margin of error 1 persen tetap tidak mencapai di angka 4 persen,” ujar Adjie.
“belakangan masif melakukan kampanye melalui darat, sosmed, dan menunjukkan partai representatif Pak Jokowi ternyata tetap tidak menolong suaranya,” tambahnya.
PPP masih abu-abu
Sementara untuk PPP, lanjut Adjie, masuk dalam kategori abu-abu atau belum bisa disebut lolos Senayan atau tidak. Sebab, dalam quick count LSI Denny JA, partai berlambang ka’bah tersebut hanya memperoleh suara 3,88 persen:
“Karena angka quick count PPP itu di angka 3,88 persen, jadi hanya kurang 0,2 persen menuju 4 persen. Karena quick count kita plus minus 1 persen, maka secara ilmiah kami tidak bisa firm apakah partai ini lolos atau tidak lolos. Jadi ada satu partai yang punya potensi lolos. Nanti kita menunggu hasil dari KPU,” kata Adjie.
Data sampel yang masuk dalam quick count sebesar 99.60 persen dengan Margin of Error kurang lebih 1 persen.
Jumlah sampel sendiri ditentukan 2000 responden yang dipilih secara acak dan berasal dari jumlah pemilih 203.056.748 serta 820.161 Tempat Pemungutan Suara (TPS), yang tersebar secara proporsional di 38 Provinsi Indonesia. Adapun margin of error quick count ini sebesar 1 persen.
Sebelumnya, berdasarkan data quick count dari Litbang Kompas pada Kamis (15/2/2024) pukul 15.43 WIB, PDIP meraih 16,29 persen. Angka tak jauh berbeda ditunjukkan oleh lembaga survei Voxpol sebesar 16,60 persen.
Angka tersebut membuat PDIP jadi partai dengan persentase tertinggi dari versi hitung cepat. Ini sekaligus mempertahankan posisi partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu dari edisi pemilu sebelumnya.
Meski masih jadi yang teratas dalam perebutan kursi parlemen, terdapat penurunan persentase yang diraih oleh PDIP pada Pemilu 2024.
Di Pemilu 2019, survei Indikator menunjukkan PDIP memiliki 18,92 persen. Sedangkan hasil rekapitulasi KPU menyatakan PDIP meraih 19,33 persen suara pemilih.
Perbandingan suara yang didapatkan PDIP pada Pemilu 2024 dan Pemilu 2019 terdapat penurunan persentase hingga 3 persen. Kendati demikian, PDIP masih mendominasi di beberapa daerah yang disebut sebagai ‘Kandang Banteng’ seperti Jawa Tengah dan Bali.
Berdasarkan data quick count lembaga survei PRC, PDIP mendapat 25,9 persen suara di Jawa Tengah sekaligus meninggalkan partai lain dengan selisih lebih dari 10 persen.
Kemudian di Bali, PDIP bahkan memperoleh angka yang lebih tinggi dengan 54,6 persen. (CNN Indonesia)