Medan, Karosatuklik.com – Pembangunan dua jalur alternatif, Medan – Kabupaten Karo menjadi salah satu perhatian utama Pemprovsu dan Ketua DPRD Sumut Baskami Ginting.
“Saya ingin realisasi pembangunan kedua jalan alternatif ini harus selesai tahun ini. Anggarannya sudah dialokasikan pada APBD 2022 dengan pembayaran tahun jamak (multiyears). Pihak ketiga yang mengerjakan proyek itu harus menyelesaikannya sesuai batas waktu yang disampaikan Gubernur Sumatera Utara,” kata Baskami tatkala menerima Audiensi dari Bappeda Deli Serdang dan Kepala Dinas PURR Deli Serdang, di ruang kerjanya, Senin (31/1/2022).
Audiensi itu terkait percepatan pembangunan jalan alternatif Kabupaten Deli Serdang ke Kabupaten Karo.
Ketua DPRD Provinsi Sumatera Utara Baskami Ginting mengatakan, Pemprov Sumut dan DPRD Sumut telah sepakat dibentuk tim percepatan pembangunan dua jalan alternatif yakni:
1. Jurusan Desa Serdang Kecamatan Barusjahe Kabupaten Karo – Desa Rumah Liang, Kecamatan STM Hulu – Delitua (Deli Serdang) – Medan.
2. Jalur sejajar jalan alternatif Medan – Tuntungan – Kutalimbaru – Tandukbenua – Sembaikan – Berastagi.
Kedua jalur ini untuk mengatasi kemacetan yang kerap terjadi di jalur Medan-Berastagi.
“Pembentukan tim percepatan tersebut disepakati dalam rapat dengan Gubernur Sumut Edy Rahmayadi, Bappeda, Dinas BMBK Sumut, BPJJN (Balai Besar Pemeliharaan Jalan Nasional) II Sumut, Bupati Karo, Bupati Deli Serdang, ICK (Ikatan Cendikiawan Karo), di Rumah Dinas Gubernur, Jalan Sudirman, Medan.
Menurut politisi PDI Perjuangan ini, pembangunan jalan alternatif tersebut, diperkirakan lebih mudah mendapat izin dari Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), karena tinggal beberapa kilometer saja jalan yang melintasi kawasan hutan. Sementara sisanya sudah jalan permanen, tinggal dilakukan pelebaran.
Dalam audiensi yang penuh dinamika itu, juga dibahas kondisi terkini jalur Medan-Berastagi yang diketahui di sejumlah titik lokasi sangat berpotensi longsor, sehingga dibutuhkan jalur alternatif untuk meminimalisir kemacetan.
Cantilever belum mampu mengurai kemacetan
Baskami Ginting menambahkan, walaupun jalan Berastagi-Medan sedang dibangun sejenis “Cantilever” di beberapa titik, tapi dari segi volume lalu lintas, tidak akan bisa mengatasi kemacetan.
Poin kesimpulan lainnya, katanya, juga disepakati, agar BBPJN II Sumut mempercepat proyek pembangunan “jembatan layang” di beberapa titik di jalur Medan-Berastagi, agar bisa mengurangi sedikit kemacetan.
Multiyears
Berdasarkan informasi yang dileroleh dari Dinas BMBK Sumut, ujar Baskami, kedua proyek pembangunan jalan alternatif dan jalur sejajar itu anggarannya berasal dari paket proyek yang pembayaran dan pengerjaannya dengan sistem tahun jamak (multiyears) selama tiga tahun APBD Sumut (TA 2022, 2023 dan 2024) dan saat ini sedang dalam proses tender.
Paket proyek di Dinas BMBK Sumut yang nilai totalnya Rp2,7 triliun, untuk pekerjaan pembangunan jalan provinsi sepanjang 459 Km, 29 unit jembatan (sepanjang 389,2 meter) dan 71.000 meter drainase itu, ternyata di dalamnya ikut proyek pembangunan jalan alternatif dan jalur sejajar,” tambah Baskami.
Berkaitan dengan itu, Baskami Ginting, sangat berharap agar pembangunan kedua jalur dimaksud secepatnya dikerjakan, karena masyarakat sangat membutuhkannya, guna mengatasi kemacetan parah di jalur padat Medan-Berastagi yang akhir-akhir ini kerap terjadi longsor yang sudah menelan korban jiwa beberapa kali. (R1)
2. ICK Sumut dan Pemkab Karo Terus Desak Pembangunan Jalan Tol Medan – Berastagi
3. Dua Jalan Alternatif Semakin Urgen Menunggu Tol/Jalan Layang Medan – Berastagi