Jakarta, Karosatuklik.com – Persaingan politik di Jawa Tengah semakin memanas seiring mendekatnya Pilgub Jateng 2024. Laga kali ini menghadirkan dua nama besar yang saling berhadapan, yakni mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Andika Perkasa dan mantan Kapolda Jawa Tengah Ahmad Luthfi. Banyak pihak menyebut pertarungan ini sebagai “perang bintang” karena keduanya memiliki latar belakang yang mentereng di dunia militer dan kepolisian.
Sebelumnya, Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno, telah memprediksi bahwa persaingan antara Andika dan Luthfi akan berlangsung sengit. Dalam pesan tertulis yang disampaikan kepada Tempo pada 20 Agustus 2024, Adi menyebutkan bahwa Pilgub Jateng kali ini hampir bisa dipastikan menjadi arena “face to face” antara dua tokoh besar ini. Pernyataan Adi terbukti benar dengan munculnya Andika Perkasa dan Ahmad Luthfi sebagai calon kuat dalam Pilgub mendatang.
1. Adu Kekuatan Partai: PDIP vs KIM
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) telah resmi mengusung Andika Perkasa sebagai calon gubernur Jawa Tengah. Andika, yang akan berpasangan dengan mantan Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi, mendapat dukungan penuh dari PDIP yang dikenal kuat di Jawa Tengah, sering disebut sebagai “kandang banteng”. Dukungan tersebut secara resmi disampaikan oleh Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, pada 26 Agustus 2024 di Jakarta.
Di sisi lain, Ahmad Luthfi memperoleh dukungan dari Koalisi Indonesia Maju (KIM). Luthfi yang dikenal solid dalam menggerakkan mesin politiknya, siap menghadapi Andika dalam pertarungan politik ini. Keduanya diprediksi akan menjalani kontestasi yang ketat, mengingat masing-masing memiliki basis dukungan yang kuat dan pengalaman panjang dalam birokrasi dan kepemimpinan.
2. Adu Riwayat Karier: Jenderal TNI vs Jenderal Polri
Andika Perkasa, mantan Panglima TNI, memiliki karier cemerlang di dunia militer. Lahir di Bandung pada 21 Desember 1964, Andika merupakan lulusan Akademi Militer tahun 1987 dan telah menjabat berbagai posisi strategis, termasuk sebagai Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres), Panglima Kodam XII/Tanjungpura, hingga Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) sebelum akhirnya diangkat menjadi Panglima TNI pada 2021.
Andika juga dikenal memiliki hubungan baik dengan militer Amerika Serikat, yang memperkuat posisinya di mata internasional.
Sementara itu, Ahmad Luthfi, mantan Kapolda Jawa Tengah, memiliki rekam jejak yang kuat di dunia kepolisian. Lahir pada 22 November 1966, Luthfi adalah lulusan Sepa Milsuk Polri tahun 1989 dan berpengalaman di bidang Intelijen Keamanan.
Luthfi pernah menjabat sebagai Kapolres Batang, Wakapolresta Surakarta, dan Kapolda Jawa Tengah sebelum diangkat menjadi Inspektur Jenderal Kementerian Perdagangan pada Agustus 2024. Luthfi juga memiliki pengalaman panjang dalam menangani isu-isu keamanan di Jawa Tengah.
3. Adu Kesiapan Bertarung: Andika Siap, Luthfi Siap
Dalam beberapa kesempatan, Andika Perkasa menyatakan kesiapannya maju sebagai calon gubernur jika diminta oleh PDIP. Ia menganggap ini sebagai penugasan yang harus dilaksanakan sebagai kader partai. Hal serupa juga diungkapkan oleh Hendrar Prihadi, calon wakil gubernur yang akan mendampingi Andika, yang siap menerima keputusan apapun dari DPP PDIP.
Ahmad Luthfi, dengan dukungan kuat dari KIM, juga menyatakan kesiapan penuh untuk maju dalam Pilgub Jateng. Luthfi, yang memiliki rekam jejak panjang di Jawa Tengah, dinilai sebagai sosok yang tepat untuk memimpin provinsi ini, terutama mengingat kedekatannya dengan Presiden Jokowi sejak masa jabatan sebagai Wali Kota Solo.
4. Adu Kedekatan dengan Jokowi
Kedua tokoh ini memiliki hubungan yang dekat dengan Presiden Joko Widodo. Andika Perkasa, sebagai mantan Komandan Paspampres, pernah menjadi pengawal langsung Jokowi dan memiliki karier yang terus menanjak di bawah kepemimpinan Jokowi.
Sementara itu, Ahmad Luthfi juga memiliki hubungan baik dengan Jokowi sejak ia menjabat sebagai Wakapolresta Surakarta ketika Jokowi menjadi Wali Kota Solo. Kedekatan ini menjadi salah satu faktor penting dalam Pilgub Jateng, di mana loyalitas dan kepercayaan Jokowi terhadap kedua calon ini bisa menjadi penentu hasil akhir. (Tempo.co)