Perjalanan 1 Abad MG di Industri Otomotif

Otomotif2163 x Dibaca

Jakarta, Karosatuklik.com – Sejak awal membangun merek MG di Oxford, Cecil Kimber dan William Morris ingin membuat mobil-mobil Morris berpacu dengan kecepatan dan bergaya lebih sporty.

Kini, di usianya yang mendekati 100 tahun sudah puluhan model diproduksi, namun MG tetap konsisten dalam menghadirkan desain mobil MG yang tidak hanya menawarkan tren gaya dan kecepatan, tetapi juga yang mampu mendukung kualitas tinggi serta keamanan dalam berkendara.

Melalui produk pertamanya, Old Number One, konsumen Inggris di era ‘20an menemukan sensasi berkendara baru, yaitu small, fast, and fun to drive.

Di dekade selanjutnya, MG semakin mengukir prestasinya di berbagai arena balap, bahkan sukses memenangkan Mille Miglia sebagai satu-satunya merek non-Italia. Model K3 lah yang berhasil membuat MG mencatatkan tonggak pencapaian baru di masa itu.

Seiring perkembangan zaman, MG tetap menjadi merek mobil yang istimewa, terlebih ketika memasuki pasar Amerika di masa Perang Dunia Kedua. Ketika tren mobil di Negeri Paman Sam itu memiliki karakter, ukuran, dan bobot yang besar, sangat berbeda secara gaya dan nuansa berkendara yang ditawarkan MG. Saat itu, MG T-types pertama kali mencuri perhatian para penggemarnya di luar benua Eropa dengan MG T-Type yang berdesain body-on-frame open two-seater sports cars.

“MG ingin terus mempertegas ciri khasnya sebagai merek dengan nilai sejarah dan cita rasa Inggris, bahkan di era sekarang. Permainan pada lekukan di sisi eksteriornya yang merupakan perpaduan keanggunan dan kecepatan tinggi didukung penuh dengan kenyaman dan teknologi terkini dari dalam kap mesin dan interiornya yang sangat berkelas.”

“Kini seluruh perpaduan itu kami sebut dengan Brit Dynamic dan akan terus menjadi kekuatan dan ciri khas desain mobil MG,” ungkap Arief Syarifudin, Marketing and PR Director MG Motor Indonesia.

Carl Gotham selaku Advanced Design Director yang bertugas di Advanced Design Studio MG di London, selalu menerapkan 7 tahapan penting dalam mendesain mobil-mobil MG. Riset adalah langkah awal yang terpenting sebelum melakukan sketsa, agar target akhir yang diinginkan betul-betul terdefinisi dengan baik.

Sketsa tidak hanya berfungsi untuk mengekspresikan ide, tetapi juga mempertegas karakter dari desain yang ingin diwujudkan.

Data yang memadai penting sekali untuk memastikan dari desain, mobil yang terwujud dapat berfungsi maksimal di tangan pengendara. Dari ketiga langkah awal tersebut, tim desainer MG mewujudkan desain tersebut dengan membuat model, biasanya menggunakan tanah liat, lalu dilanjutkan dengan menerapkan langkah kelima, yaitu CMF – colour, material, dan finish.

Langkah ini menjadi begitu penting, karena MG ingin selalu terkini dengan dunia fesyen yang selalu bergerak dengan cepat.

Selanjutnya, UX (pengalaman pengguna) dan UI (antarmuka pengguna) merupakan langkah penting yang perlu dilakukan agar dapat memaksimalkan penggunaan teknologi dan desain mobil oleh penggunanya. Terakhir, evolusi, yaitu cara kami dalam memanfaatkan teknologi demi memenuhi kualitas desain yang lebih unggul.

“Para desainer visioner yang bekerja di studio MG setia dalam menerapkan Warisan MG yang merupakan kombinasi dari visi yang sederhana, kisah cinta yang universal, lepas dari norma, penciptaan ikon, berjiwa muda, dan yang terpenting bergerak dengan waktu.

Di MG, kami ingin terus mencipta tren desain kreatif dan mengontribusikannya kepada kesuksesan merek MG secara global. Sebagai contoh, mobil listrik, Cyberster, dan yang terbaru, MG One adalah cara MG aktif berkreasi dan berinovasi di era mobilitas baru yang kian seru,” tambah Arief. (R1/sindonews.com)