Pertolongan Pertama pada Pasien Covid-19 Bergejala

Kesehatan767 x Dibaca

Jakarta, Karosatuklik.com — Lonjakan kasus Covid-19 selama beberapa waktu membuat bed occupancy rate (BOR) alias kapasitas tempat tidur perawatan pasien Covid-19 mulai menipis.

Protokol kesehatan harus makin dikencangkan sementara yang sudah terpapar harus isolasi mandiri.
Akan tetapi, pasien dengan gejala biasanya perlu segera dirujuk ke rumah sakit. Namun melihat kondisi sekarang, hal ini sulit dilakukan.

Lalu, apa pertolongan pertama yang bisa dikerahkan agar pasien Covid-19 tertolong?

Berikut panduan pertolongan pertama pada pasien Covid-19 bergejala.

1. Berikan obat sesuai gejala

“Prinsipnya jika gejala ringan, biasanya diberikan obat sesuai gejala. [Gejala] batuk, pasien diberikan obat batuk, kalau demam diberi obat demam,” kata Arief Bakhtiar, Staf Pengajar Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi FK Unair, pada CNNIndonesia.com melalui sambungan telepon, Selasa (22/6).

Dia menambahkan gejala Covid-19 masih terbilang ringan dan bisa diatasi dengan pemberian obat selama tidak ada keluhan sesak napas. Sekali pasien mengalami sesak napas, tidak ada pilihan lain selain membawanya ke instalasi gawat darurat fasilitas kesehatan terdekat.

2. Konsultasi dengan dokter

Pasien atau pihak keluarga bisa berkonsultasi dengan dokter keluarga atau konsultasi secara online untuk pemberian obat-obatan tertentu. Ada obat-obatan yang memang hanya bisa dibeli lewat resep dokter.

“Kalau ke dokter untuk periksa, mungkin akan diresepkan antibiotik dengan pertimbangan tertentu lalu bisa jadi antivirus tidak diresepkan, atau jika memang positif, antivirus akan diresepkan,” imbuhnya.

3. Jika sesak napas, segera larikan ke UGD

Satu hal yang tidak bisa ditawar adalah saat pasien mengalami sesak napas atau saturasi oksigen menurun. Arief berkata, rumah sakit memang penuh tetapi pasien tetap akan mendapat pertolongan di UGD.

“Image-nya orang di UGD itu dibiarkan. Tidak, itu tetap mendapatkan terapi. Kalau untuk memasukkan ke ruangan [kamar pasien] memang antre, akan didahulukan mana pasien yang gejalanya lebih berat,” jelasnya.

Bagaimana dengan penggunaan oksigen kaleng?

Arief berkata penggunaan oksigen kaleng tidak akan membantu pasien yang mengalami sesak napas.

Pasien Covid-19 yang sesak napas perlu dibantu oksigen tabung dan pemberian oksigen sifatnya kontinyu. Ini berbeda dengan oksigen kaleng yang hanya digunakan sekali semprot.

“Itu hanya penyegar sesaat. Kalau orang sakit kan harus mendapat oksigen terus-terusan,” katanya. (cnnindonesia.com)