Pilih Fokus Menyiapkan Timnas Indonesia U-16, Bima Sakti Minta Maaf

Nasional677 x Dibaca

Jakarta, Karosatuklik.com – Setelah Timnas Indonesia U-17 gagal melaju ke Piala Asia U-17 2023, Indonesia masih punya agenda untuk skuad Merah Putih di tahun depan.

Bahkan, Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan sebelumnya mengatakan bahwa agenda Timnas Indonesia di tahun depan bakal padat.

Salah satu yang jadi sorotannya, yakni mepetnya jadwal Piala Dunia U-20 yang diadakan di Indonesia pada 20 Mei-11 Juni 2023 dengan SEA Games Kamboja yang digelar pada 5-17 Mei 2023.

Jarak berakhirnya SEA Games dengan Piala Dunia U-20 yang hanya terpaut tiga hari membuat Shin Tae-yong tak memungkinkan memegang Timnas SEA Games.

“Tahun depan memang padat. Ada SEA Games kemudian Piala Dunia U-20. Pasti ada pelatih pengganti karena hanya tiga hari beda Piala Dunia U-20 dengan SEA Games,” kata Iriawan.

“Kami akan diskusi dan umumkan siapa penggantinya nanti. Tentu semua dengan seizin pelatih kepala Shin Tae-yong,” ujar Iriawan.

Sementara itu, Pelatih Timnas Indonesia U-16 Bima Sakti yang mengetahui kekosongan di bangku Timnas Indonesia untuk SEA Games 2023 menyikapinya dengan santai.

Ia tak terlalu berambisi bisa memperkuat skuad Timnas U-23.

Bima mengatakan bahwa dirinya masih harus fokus melatih Timnas U-17 meskipun sudah dipastikan tak lolos ke Piala Asia U-17 2023.

“Untuk pelatih SEA Games, saya pikir banyak yang lebih kompeten dan siap di situ. Kami semua serahkan ke PSSI,” kata Bima Sakti.

“Kita berharap, siapapun pelatihnya kita suport. Kalau saya, pasti fokus ke U-17 dulu, karena kan masih ada Asian Youth Games di Desember. Semuanya kita serahkan kepada PSSI,” ujar Bima Sakti

Justru, Bima Sakti menyarankan agar pelatih yang menangani Timnas U-23 di SEA Games kenal dekat dengan karakter Shin Tae-yong.

Terlebih materi pemain yang diusung nanti juga bakal mendapatkan rekomendasi dari Shin Tae-yong.

“Kalau saya, mending ke pelatih lain yang lebih siap karena kan yang pasti materinya yang ikut Shin Tae-yong. Mungkin, bisa coach Nova atau pelatih lain yang bisa berkoordinasi dengan coach Shin Tae-yong, karena pemain-pemainnya kan rekomendasi dari coach Shin Tae-yong,” papar Bima Sakti.

Minta Maaf

Di sisi lain, Timnas Indonesia U-17 kalah 1-5 dari Timnas Malaysia U-17 di laga pamungkas Grup B kualifikasi Piala Asia U-17 2023 di Stadion Pakansari, Bogor, Jawa Barat, Minggu (9/10/2022) malam.

Kekalahan itu membuat skuad Garuda Asia finish sebagai runner-up Grup B usai mengoleksi sembilan poin, sedangkan Malaysia jadi juara Grp B dengan torehan 10 poin.

Hasil itu sekaligus membuat Indonesia gagal lolos ke Piala Asia U-17 2023, karena tim Merah Putih tidak masuk sebagai salah satu dari enam peringkat kedua (runner-up) terbaik pada kualifikasi Piala Asia U-17.

Usai laga, Bima Sakti meminta maaf atas kegagalan dirinya membawa Indonesia melaju ke Piala Asia U17 2023. “Saya minta maaf, kecewa, dan sedih. Ini tanggung jawab saya sebagai pelatih. Murni kesalahan kami, bukan pemain,” kata Bima Sakti.

“Setelah ini, kami akan ada jadwal Asian Youth Game di China bulan Desember,” ucap Bima Sakti.

“jadi sementara ini, kami kembali ke klub. Kembali ke rumah, karena persiapan kami sudah satu bulan lebih. Yang saya sampaikan ke pemain, mereka harus bangkit. Tidak boleh putus asa,” tutur Bima Sakti.

Dalam pertandingan kontra Malaysia, Bima Sakti lebih menyoroti mental para pemain terlebih saat Malaysia mampu mencetak gol lebih dulu.

Soal tak mainnya sang kapten Muhammad Iqbal Gwijangge, Bima tak memermasalahkan.

Menurutnya, Timnas Indonesia U-17 juga pernah bermain tanpa beberapa pemain pilarnya dan tak jadi masalah.

“Sebenarnya di tim ini tidak ada pemain bintang. Memang peran Iqbal sangat penting. tetapi kami sudah sering uji coba. Kami beberapa kali coba tanpa Iqbal tanpa Kafiatur tanpa Kaka,” jelas Bima Sakti.

“Memang tadi tekanannya sangat tinggi, dan ini masalah mental. Atmosfer melawan Malaysia sangat luar biasa, sangat berbeda apalagi gol cepat dan kami menjadi lebih down,” papar Bima Sakti.

Koordinasi yang Lemah

Selain itu, Bima Sakti menjelaskan bahwa dirinya dan para pemain sudah mengevaluasi permainan Malaysia dan memberikan perhatian khusus kepada nomor 7 (Wafiy).

Akan tetapi saat pertandingan berlangsung skema yang diberikan Bima tak berjalan mulus, sehingga akhirnya Malaysia bisa mencetak gol lebih dulu dan membuat mental para pemain menurun.

“Kami sudah melakukan evaluasi dan analisa bagaimana permainan Malaysia. Kami tampilkan videonya. Mereka punya counter attack cepat. Nah, kami agak kesulitan lakukan antisipasi, karena lemahnya koordinasi. Nomor 7 sangat berbahaya,” kata Bima.

“Jadi kejadiannya sangat cepat, itu memengaruhi ke mental. Malaysia semakin bangkit dan kami malah menurun. Pressure yang demikian tinggi. Ini pengalaman yang luar biasa bagi kami,” ujar Bima.

Dalam kesempatan tersebut, Bima mengakui dirinya juga sempat mengubah formasi pada awal babak kedua.

Namun, formasi yang diberikan juga sempat tak jalan sehingga kembali menggunakan taktik semula.

“Ya, kami sudah ingatkan ke pemain bahwa mereka punya sayap yang cepat. Sayap mereka jarang turun terutama nomor 7,” ucap Bima.

“Kami sudah analisa. Tugas dia hanya 60 menyerang 40 bertahan. Itu yang menyulitkan kami, tetapi koordinasi di tengah mereka sangat terbuka dan itu yang buat kami keasikan. Bek kita sering naik,” terang Bima,

“Babak kedua kita pakai 3-5-2, tetapi tidak jalan, jadi pakai 4-3-3,” pungkasnya. (R1/WartaKota)