Pulang Kampung, Luhut Terkejut: Kita Semakin Menjauhi Adat Istiadat dan Budaya Batak

Catatan Redaksi1394 x Dibaca

Jakarta, Karosatuklik.com – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan kondisi terkini masyarakat di kawasan Danau Toba.

Hal itu diungkapkan Luhut saat menghadiri Kongres Kebudayaan Batak Toba secara virtual.

“Ketika pulang ke kampung halaman beberapa hari lalu, saya menemukan fakta yang cukup memprihatinkan bahwa kita semakin menjauhi adat istiadat dan budaya Batak,” ujarnya seperti dikutip dari akun Instagram resmi, Kamis (20/10/2022).

Luhut mencontohkan anak-anak di kawasan Danau Toba kini semakin sedikit yang mahir berbahasa Batak. Padahal, menurut dia, masyarakat rutin menggunakan bahasa Batak untuk bahasa percakapan sehari-hari.

Sebetulnya, lanjut Luhut, kita sama-sama sudah melihat berkah Tuhan Yang Maha Esa diberikan melalui ditetapkannya Kaldera Toba menjadi UNESCO Global Geopark. Pemerintah pun menyambut hal itu dengan mengambil Danau Toba sebagai salah satu dari Lima Destinasi Pariwisata Super Prioritas.

“Inilah tantangan sekaligus kesempatan bagi kita, masyarakat Batak untuk merawat kebudayaan agar tidak terus tergerus dengan kemajuan zaman. Karena itu, saya sungguh mengapresiasi dan menyatakan kesiapan untuk berkontribusi dalam Kongres Kebudayaan Batak Toba hari ini,” kata Luhut.

“Permohonan maaf tentu lebih dahulu harus saya sampaikan karena hanya bisa hadir via online dalam acara yang sangat penting seperti ini, dikarenakan kepadatan agenda dalam rangka persiapan KTT G-20 yang tinggal menghitung hari,” lanjutnya.

Mantan Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan itu menegaskan komitmen dan dukungannya untuk pelestarian budaya dan adat Istiadat para tetua tak akan pernah berkurang.

“Itulah sebabnya mengapa saya terus mendorong keluarga untuk berkontribusi dan mendedikasikan diri melestarikan budaya leluhur kami, yaitu kain ulos tradisional Batak melalui usaha rintisan yang kami beri nama Toba Tenun.”

“Dengan menggandeng penenun dan pemasok kain untuk bersama-sama mengembangkan produk lokal khas Tanah Toba, upaya ini setidaknya mampu terus menjaga nilai-nilai tradisi Batak,” kata Luhut.

Lebih lanjut, dia meyakini, peserta Kongres Kebudayaan Batak Toba hadir dengan semangat dan niat yang satu, untuk menjaga dan melestarikan adat budaya Batak Toba.

“Semoga kasih Tuhan YME meliputi kita semua agar pelestarian kebudayaan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat Toba bisa kita wujudkan dan nikmati bersama-sama,” ujar Luhut.

“Sahat-sahat ni solu, sahat ma tu bontean. Leleng ma antong hita mangolu. Sahat tu parhorasan sahat tu panggabean. Horas horas horas!.” (R1)