Pada laga penentuan, Indonesia berhadapan dengan Filipina yang sama-sama berbekal lima kemenangan di Thanh Try Gymnasium, Hanoi, Minggu (22/5/2022, yang berhasil dimenangkan dengan skor 85-81.
Filipina yang menjadi juara bola basket pertama kali sejak 1977 dan hingga penyelenggara 2019 hanya sempat melepas gelar kepada Malaysia pada 1979 dan 1989 ini akhirnya harus mengakui keunggulan Indonesia sebagai juara baru bola basket di kawasan Asia Tenggara.
Indonesia belum pernah meraih medali emas bola basket putra SEA Games sejak mulai berpartisipasi pada 1977 dan selalu saja harus puas dengan perak di bawah Filipina, yang memang punya reputasi sebagai raja bola keranjang Asia Tenggara yang bahkan tampil di Piala Dunia FIBA dalam beberapa kesempatan.
Pada SEA Games 2019, Indonesia bahkan harus pulang dengan tangan hampa setelah ditaklukkan Vietnam dalam perebutan medali perunggu, hasil yang terjun bebas dibandingkan perak dalam SEA Games Kuala Lumpur 2017.
Kini, tim yang diperkuat oleh tiga orang pemain naturalisasi, Diagne Dame, Terrell Bolden Marques, Jawato Brandon ini tampil digdaya dengan selalu unggul dalam setiap babak (10 menit).
Secara keseluruhan, tim bola basket putra Indonesia diperkuat 12 orang pemain yakni Juan Laurent, Michael Xzavierro Derrick, Lakudu Hardianus, Jawato Brandon, Darmar Grahita Abraham (C), Prastawa Dhyaksa Andakara, Saputera Yudha, Rivaldi Rosasih Vincent, Terrel Bolden Marques, Yeshe Goantara Agassi, Diagne Dame, Dikania Wisnu Arki.
Sejak babak pertama, para pebasket Indonesia langsung tampil menekan dengan berupaya meruntuhkan benteng pertahanan lawan. Demikian juga lawan, yang juga menerapkan strategi yang sama. Namun, dominannya Indonesia di sisi pertahanan membuat permainan babak pertama selama 10 menit itu dapat dimenangi dengan skor 18-14.
Memasuki babak kedua, permainan Indonesia semakin menanjak. Beberapa kali tembakan tiga angka meluncur mulus ke keranjang. Skor berakhir 36-32.
Tertinggal empat angka, Filipina berupaya mengejar pada babak ketiga. Namun, upaya itu tidak mudah bagi skuat Reyes Vincent ini. Benteng pertahanan Indonesia semakin solid karena dimotori Derrick dan Bolden yang tampil maksimal pada laga puncak tersebut.
Satu tembakan tiga angka dari Bolden pada pengujung babak ketiga yang membawa tim unggul 63-60 yang langsung disambut sorak-sorai pendukung Indonesia.
Saat waktu tersisa 4 menit, Indonesia sudah mampu meninggalkan lawan delapan angka menjadi 78-70, namun pemain Filipina Fajardo Sotto Junemar mampu memperkecil setelah tembakan dua angkanya dari sisi kiri berbuah poin. Skor berubah 78-74.
Saat waktu tersisa 1:18 detik, pemain andalan Indonesia Derrick harus ke luar dari lapangan karena sudah melakukan lima kali kesalahan. Raut muka kecewa tak dapat ditutupi oleh pemain keturunan Indonesia-Kamerun ini.
Di pengujung babak saat pertandingan menyisakan 40 detik, Indonesia sudah unggul 81-76. Kemenangan itu semakin disempurnakan menjadi 85-81 setelah satu tembakan tiga angka Lakudu Hardianus berbuah poin.
Pelatih timnas Indonesia Milos Pejic mengatakan para pemain menampilkan performa terbaiknya sepanjang pertandingan.
“Mental pemain sangat siap, saling percaya dan bermain sebagai tim,” kata dia.
Milos juga memuji penampilan Derrick Michael yang dinilainya impresif. Derrick, yang tampil sebagai debutan bersama timnas, disebut memberikan energi positif kepada tim. Derrick Michael Xzavierro pun mengaku tampil lebih percaya diri bersama tim nasional bola basket Indonesia saat debut di ajang SEA Games ini.
Sementara itu Juan Laurent yang diwawancarai setelah pertandingan mengatakan dirinya sama sekali tidak menyangka akan membuat sejarah baru dalam basket Indonesia.
Ia yang juga memperkuat Timnas di SEA Games Filipina 2019 mengatakan tim yang diperkuatnya kali ini jauh lebih kuat karena adanya asupan pemain naturalisasi.
“Dari sisi pertahanan, kami jauh lebih kuat dibandingkan SEA Games lalu. Selain itu, kelemahan tim kita selama ini sudah ditutupi karena sudah banyak pemain berpostur tinggi. Kami juga bermain as a team,” kata dia.
Ia tak menyangkal, dengan menaturalisasi sejumlah pemain basket membuat Tim Indonesia jauh lebih kuat dibandingkan sebelumnya.
“Pertama, target kami mencari pemain bertubuh besar ternyata ada yang mau dinaturalisasi. Lalu, yang kedua dengan cara mengoptimalkan pemain Indonesia,” kata dia.
Selain itu, PP Perbasi juga merekrut pelatih asing dan menjalankan pemusatan latihan sejak Maret 2022.
“Sebenarnya TC sudah dimulai sejak Indonesia ditetapkan jadi tuan rumah FIBA Asia World Cup, dua tahun lalu. Tapi ada dimana mereka kembali ke klubnya masing-masing untuk mengikuti IBL,” kata dia. (Ant)