Kabanjahe, Karosatuklik.com – Jika kita mengingat kembali erupsi vulkanik Gunung Sinabung yang terjadi tahun 2013 silam, mungkin masih tersisa kesedihan saudara-saudara kita yang menjadi korban erupsi ini. Mereka kehilangan tempat tinggalnya di kaki Gunung Sinabung, yang sudah berpuluh tahun dan turun temurun didiami.
Para korban yang harus kehilangan tempat tinggalnya direlokasi ke Siosar. Di dataran tinggi Siosar, atau biasa disebut warga “Puncak 2000” berada di Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, para pengungsi menyalakan kembali semangat mereka.
Puncak 2000 Siosar, Negeri di Atas Awan, begitulah sebutan untuk kawasan relokasi pengungsi erupsi Gunung Sinabung ini. Rumah-rumah mungil tersusun rapi dan indah di sini.
Sama seperti kawasan Merapi di Jogjakarta, yang setelah erupsi Gunung Merapi, kawasan di sekitarnya bisa dibina menjadi destinasi baru desa wisata yang kini ramai dikunjungi oleh wisatawan. Hal yang sama menjadi harapan kita untuk kawasan relokasi Siosar ini.
Sebelum dibangun menjadi kawasan relokasi, dahulu Siosar adalah area hutan yang luas. Pembangunan hunian tetap di kawasan ini masih terus berlanjut.
Berdasarkan catatan karosatuklik.com, relokasi tahap I di Siosar dengan 370 KK (bentuk rumah) dan 457 KK (Lahan Usaha Tani), penanganan sudah selesai. Sedangkan Relokasi mandiri tahap II tersebar di lokasi beberapa hamparan dengan 1.655 KK (rumah), 1.679 KK (lahan usaha tani) untuk penanganannya juga sudah selesai.
Untuk relokasi tahap III di Siosar dengan jumlah 892 KK (Rumah) lokasi perumahan pada APL/Ex Agropolitan untuk 1032 KK (Lahan Usaha Tani) ex hutan produksi Siosar dengan luas lahan yang dibutuhkan sebesar 480 hektar, meliputi desa Sigarang garang, Sukanalu, Mardinding dan Dusun Lau Kawar.
Dana relokasi tahap III dari BNPB senilai Rp 161.718. 413.929, dimana lahan usaha tani sedang tahap land claring termasuk pembangunan hunian sedang berjalan.
Bertani
Mayoritas warga di Siosar sehari harinya masih mengandalkan hidup mereka dengan cara bertani atau berladang (aneka sayur dan buah-buahan). Ya, warisan bertani dari leluhur Karo tetap digeluti untuk bertahan hidup, walau kadang harga jual tidak memihak petani.
Tidak hanya hunian, di kawasan relokasi ini juga dibangun infrastruktur untuk masyarakat, seperti jambur desa, tempat ibadah, puskesmas, sekolah dasar, dan lainnya.
Berjarak kira-kira 20 km dari kota Kabanjahe atau kira-kira 90 km dari kota Medan, Siosar dapat diakses dengan mudah karena jalan yang dibangun menuju ke sana juga sudah baik (hotmix).
Di perjalanan dari Kabanjahe menuju Siosar, pengunjung akan disuguhkan pemandangan hamparan lahan pertanian warga di sisi kiri dan kanan jalan. Mendekati Siosar, pengunjung bisa menikmati panorama hamparan bukit hijau yang begitu indah. Pengunjung ramai datang kesana saat hari libur panjang atu libur akhir pekan.
Biasanya para wisatawan akan berkeliling di kawasan ini sambil melihat-lihat pemandangan dari pemukiman warga. Selesai berkeliling di kawasan relokasi, wisatawan bisa mampir sejenak untuk menikmati secangkir kopi. Tidak jauh dari deretan hunian warga, terdapat sebuah warung kopi yang didesain menarik dengan aksen kincir angin di depannya.
Sekarang villa-vila maupun kafe tempat nongkrong sambil menikmati kopi arabika Karo di alam terbuka menjadi lokasi yang diincer penikmat kopi maupun bagi yang ingin menikmati keindahan alam kepingan Surga itu.
Lokasi Syuting dan Klip Lagu
Siapa sangka, Siosar yang dulu kawasan hutan, sekarang menjadi lokasi favorit untuk syuting klip lagu-lagu daerah dari Karo. Kini, kawasan Siosar memang laris manis sebagai lokasi favorit bukan cuma untuk menghilangkan rasa penat setelah jenuh bekerja.
Namun Siosar sebuah karunia Tuhan yang patut disyukiri dan dijaga kelestarian alamnya. Bak kepingan surga, tidak berlebihan bila dikatakan sajian panorama keindahan alamnya bikin semua orang jatuh hati, mereka dengan bangga menonjolkan alam dari ketinggian 2000 meter diatas permukaan laut.
Kalau disuruh memilih lokasi foto pernikahan “epik” maka tidak salah, karosatuklik.com, merekomendasikan di kawasan Siosar. Background foto yang spektakuler dan alami.
Dikelilingi oleh pemandangan hamparan hijau seperti savanna, hasilnya adalah perpaduan unik dari unsur-unsur alam. Apalagi bila gaun yang dipilih disesuaikan dengan unsur alami di Siosar, maka pemilik foto akan merasa puas dan tidak akan pernah bosan untuk melihatnya berulang. (R1)