Jakarta, Karosatuklik.com – Salah satu startup yang bergerak dalam bidang kesehatan, LYFLINE, mendukung pengembangan pariwisata berbasis medis yang saat ini sedang berkembang di Indonesia.
“Harapan kami adalah membuat perjalanan medis klien-klien kami jauh lebih mudah, baik untuk menyarankan dokter dan fasilitas yang paling cocok untuk klien, menjadwalkan janji temu dan konsultasi, hingga mengelola semua pengaturan perjalanan untuk keuntungan klien,” kata CEO dan Co-Founder LYFLINE Drishti Mirchandani dalam pernyataan di Jakarta, Minggu (5/6/2022).
Ia juga memaparkan beberapa layanan dari startup ini seperti pendaftaran dokter, konsultasi online, estimasi biaya, kebutuhan visa, hotel, keperluan perjalanan, jasa transit antar bandara dan termasuk layanan penerjemah.
“Di samping itu, LYFLINE juga melakukan layanan evakuasi medis, kebutuhan khusus, layanan homecare seperti swab PCR dan antigen, tes darah, terapi infus serta kunjungan dokter,” kata Dhristi.
Lebih lanjut, kegiatan LYFLINE untuk memasyarakatkan medical tourism ini adalah melakukan sosialisasi melalui kegiatan Ekonomi Kesehatan Kreatif, yang merupakan edukasi kepada dokter-dokter di Indonesia untuk peka terhadap Ekonomi Kesehatan di Tanah Air.
Kegiatan ini telah dihadiri puluhan dokter dari berbagai rumah sakit swasta ternama serta beberapa pebisnis yang bergerak di bidang Ekonomi Kesehatan Kreatif.
Dalam kesempatan itu, LYFLINE menghadirkan narasumber Profesor Dr Anupam Sibal yang telah membangun program transplantasi hati anak di RS Apollo, New Delhi, India pada 1998 silam.
Saat ini, Apollo Group sudah melaksanakan lebih dari 3.900 transplantasi hati, dengan sebanyak 430 diantaranya dilakukan kepada anak-anak, atau angka yang tertinggi di India.
Secara umum, pariwisata medis merupakan bentuk baru pariwisata atau perjalanan yang terorganisir ke luar lingkungan lokal individu untuk pemeliharaan, peningkatan dan pemulihan kesehatan dengan melakukan intervensi medis.
Beberapa negara seperti India, Malaysia, Singapura dan Thailand telah menerapkan peluang bisnis medical tourism dengan menarik lebih dari jutaan wisatawan medis dalam beberapa tahun terakhir.
Oleh karena itu, Indonesia saat ini juga berpeluang untuk menyediakan layanan kesehatan medis yang serupa dengan biaya efektif, melalui kerja sama dengan industri pariwisata. (Ant)