Kabanjahe, Karosatuklik.com – Mungkin kelak akan menjadi catatan bersejarah Pilkada Karo 9 Desember 2020 diapit dua bencana sekaligus yakni, bencana non alam Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) dan bencana alam erupsi vulkanik Gunung Sinabung.
Sedikitnya terdapat empat (4) kecamatan berada dalam wilayah rawan bencana Gunung Api Sinabung. Pertumbuhan kubah lava yang sampai saat ini sudah mencapai volume jutaan meter kubik, merupakan ancaman serius ditengah tengah masyarakat.
Hal itu diungkapkan pemerhati sosial Sinabung, Dedi Fernando Ginting’s saat bincang-bincang dengan redaksi karosatuklik.com menyikapi pilkada Karo masa pandemi dan bencana Sinabung, Minggu (06/12/2020) Pukul 17.00 WIB di Kabanjahe.
Untuk itu, semua pihak diharapkan tetap waspada menyikapi potensi ancaman di daerah rawan bencana termasuk kedisiplinan menjalankan prokes di Pilkada Karo dapat terlaksana dengan baik dan tidak memunculkan klaster baru atau pelonjakan kasus usai gelaran electoral 2020 nanti, lanjut Dedi.
Sejauh mana kesiapan institusi terkait khususnya Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Karo, Bawaslu, Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Karo dan Polri serta semua pihak melaksanakan tahapan pemilihan dengan prokes yang ketat sehingga memberikan rasa aman, nyaman dan terbebas dari penyebaran pandemi bagi warga pemilih di TPS.
“Dengan begitu, partisipasi pemilih bisa terdongkrak naik karena masyarakat merasa aman dan terbebas dari pandemi,” jelas Dedi Fernando Ginting yang juga mengaku sebagai Relawan Kampung itu.
Namun hal ini tentunya akan terjawab dengan pasti saat pilkada selesai dilaksanakan. Apakah kasus Covid 19 akan bertambah signifikan atau tidak, ungkap Ayah dari Geo Efrata Oktavrikar Ginting dan Gibran Hagi Novrikar Ginting.
Pengalaman berdemokrasi dalam laga Pilkada 2020 seharusnya menjadi catatan dan pelajaran penting bagi kita semua. Ajang demokrasi pemilihan langsung Bupati dan Wakil Bupati yang keempat kalinya sejak reformasi ini tak hanya dijadikan sebagai prosedur hajatan lima tahunan, tetapi sejatinya mampu menghasilkan pemimpin daerah yang berbobot, berkualitas, prorakyat, inovatif dan mengutamakan kepentingan rakyat diatas segala-galanya.
“Covid-19 telah mengajarkan kita untuk berpola hidup sehat, cuci tangan dengan sabun, pakai masker dan jaga jarak. Selain itu ia mengungkapkan, Covid-19 mengingatkan manusia untuk lebih peduli dengan lingkungan hidup. Hal itu karena telah banyak kejahatan yang dilakukan terhadap alam,” kata dia.
Disisi lain Dedi Fernando Ginting menyebutkan, selama masa tenang seluruh kandidat, tim sukses serta simpatisan masing-masing bisa mendinginkan suasana tensi politik yang sempat naik. “Kalau namanya hari tenang ya tenang, bukan grasak grusuk,” ucapnya.
Sebaliknya, pemilih juga di masa tenang ini diharapkan memiliki kesempatan untuk mempertimbangkan para calon berdasarkan pengetahuan pemilih selama masa kampanye.
Artinya, sambung aktivis dan pemerhati Sosial Sinabung itu, minggu tenang adalah waktu yang berkualitas bagi pemilih untuk menimbang mana calon kepala daerah yang pantas dipilih, tutur Dedi.
“Dengan masa tenang itu pula, pemilih diharapkan mendapatkan kemantapan hati dan batin untuk menentukan pilihan di antara para kontestasi Pilkada yang berlaga sebelum pemilih mencoblos surat suara di bilik suara 9 Desember nanti,” ajaknya.
Ketika diminta harapannya terkait sosok kandidat yang diharapkan, suami dari Junita Br Tarigan itu dengan lugas dan ringkas, menambahkan, tentunya diperlukan seorang kandidat yang memiliki jiwa petarung, memiliki visi dan misi yang jelas dan terukur.
Selanjutnya memiliki komitmen yang kuat terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat serta memahami berbagai persoalan yang harus menjadi prioritas untuk diselesaikan kemudian mengimplementasikan berbagai gagasan yang dimilikinya secara konsisten dan bertanggung jawab. “Siapa diantara kelima paslon yang memiliki kriteria seperti itu, tentunya masyarakat lebih paham dan mengetahuinya,” tutupnya. (R1)