Tidak Dipanggil Shin Tae Yong ke Timnas Garuda, Saddil: Siapa yang Masuk TC Itu yang Terbaik Buat Negara

Sepakbola, Sport1199 x Dibaca

Jakarta, Karosatuklik.com – Winger Sabah FC Saddil Ramdani berbicara mengenai Luis Milla sebagai pelatih terbaik yang pernah melatihnya di Timnas Indonesia hingga keputusan Shin Tae Yong.
Ramadan tahun ini Saddil kembali menikmati kesendirian jauh dari keluarga di Raha, Sulawesi Tenggara.

Bukan karena ikut TC Timnas Indonesia di Dubai, Uni Emirat Arab, jelang persiapan Kualifikasi Piala Dunia 2022, melainkan di Malaysia bersama skuad Sabah FC.

Nama Saddil tak masuk daftar 34 nama yang dipanggil Shin Tae Yong untuk Timnas Indonesia kali ini.

Meski begitu, ia mengaku sudah terbiasa. Saddil tetap respek terhadap Shin Tae Yong.

Tidak dipanggil Timnas bukan berarti akhir dari segalanya bagi Saddil. Ia hanya bersyukur masih bisa bekerja dan menikmati Lebaran di negeri orang demi keluarga dan karier di sepak bola.

Bagaimana sosok Luis Milla, Shin Tae Yong, hingga pelatih Sabah FC Kurniawan Dwi Yulianto di mata Saddil? Bagaimana ia bertahan menjalani puasa tanpa orang tua di perantauan?

Berikut petikan wawancara eksklusif CNNIndonesia.com bersama Saddil Ramdani:

Bagaimana puasa di negeri orang?

Alhamdulillah puasa lancar-lancar saja. Di sini juga suasananya bagus, saya dekat dengan orang-orang yang juga merantau di sini seperti saya.

Kalau sahur dan buka puasa kebetulan saya di sini beli peralatan masak sendiri. Jadi lebih sering masak sendiri, mengatur makanan sendiri.

Kalau makan di luar saya suka makan nasi lemak sama ikan tiga rasa saja.

Biasanya masak sayur bayam sama ikan. Bikin sayur kangkung atau sayur terong. Saya belanja sendiri ke pasar beli sayuran-sayuran itu, kalau mau makan apa, saya telepon mama buat tanya bumbu masaknya apa.

Kadang juga ada teman-teman yang kasih makanan, kasih kue ke saya buat buka puasa. Di sini sangat kekeluargaan.

Saddil tidak dipanggil Shin Tae Yong untuk gabung Timnas Indonesia, kecewa atau tidak?

Sekarang saya tidak kecewa, biasa saja. Sebenarnya ini pemanggilan ketiga untuk TC Timnas Indonesia. Waktu TC pertama saya dipanggil, tapi tidak ikut latihan karena pelatih dan manajemen bilang saya harus penyembuhan dulu.

Waktu itu yang penting saya percaya keputusan dokter dan manajemen adalah yang terbaik. Tapi sebenarnya saya baik-baik saja kok. Saya juga bertanya-tanya waktu itu kenapa tidak ikut latihan.

Tapi ya sudah tidak apa-apa, yang masuk Timnas itu pasti pilihan yang terbaik. Saya cuma sekadar mau bilang, sebagai pemain yang mau menunjukkan kemampuan, salah kalau saya dibilang sakit atau cedera. Saya sehat-sehat saja.

Sempat sedih juga di Instagram, fans saya tanya kenapa saya tidak dipanggil ke Timnas? Jangan pikir aneh-aneh sama Timnas. Jangan dianggap ada titipan atau apa, jangan begitu.

Kalau saya tidak dipanggil, saya harus sabar, harus kerja keras lagi karena masih banyak pemuda bertalenta yang berhak masuk Timnas dan pelatih pasti punya pandangan tersendiri terhadap pemain.

Saddil punya catatan bagus di Malaysia, 3 gol dan 2 asisst. Belum cukup buat Shin Tae Yong tertarik?

Saya sendiri di awal ketika dipanggil ke sini, Sabah FC, karena pelatih membutuhkan saya dan percaya sama saya. Saya juga niatnya cari klub yang membutuhkan saya.

Saya bersyukur dipanggil dan dibutuhkan di sini. Jadi saya mau bantu coach Kurniawan di sini.

Sebenarnya itu saja, karena saya lihat coach Kurniawan dan manajemen sangat percaya sama saya, jadi saya sangat bersyukur dan itu memotivasi diri untuk menampilkan yang terbaik buat tim.

Kalau dari situ bisa dipanggil ke Timnas, saya bersyukur, karena semua pemain sepak bola pasti mau masuk ke Timnas. Tapi yang utama adalah bagaimana caranya bisa memberikan yang terbaik.

“Kalau bisa dipanggil ke Timnas, berarti itu buah dari kerja keras saya. Saya mau bagaimana caranya orang Indonesia bisa dipandang di luar negeri, hanya itu pikiran saya,” tutur Saddil.

Coach Kurniawan bukan tipikal yang pandai marah, orangnya santai, lemah lembut. Anak-anak tidak pernah dimarahin. Tapi dia juga berwibawa. Tipikal cara dia bicara memberikan semangat dan tidak pernah kasar, teriak atau membentak. Tidak.

Dia bisa buat pemain nyaman dan dia pelatih profesional, tidak pernah menganak emaskan pemain. Yang bagus di latihan dan memberi 100 persen pasti dipasang.

Saddil menyebut Luis Milla sebagai pelatih terbaik Timnas, kenapa?

Yang paling saya ingat, coach Luis Milla itu sangat perhatian terhadap pemain. Dia selalu menganggap pemain sebagai anak kandung dia. Ketika pemain sakit atau cedera dia bertanggung jawab sama hal itu.

Ketika ada pemain yamg sakit, dia menyarankan selesai TC ke dokter dan dia minta jajarannya supaya anak yang sakit atau cedera itu diperhatikan. Diatur pola makan, latihan sampai vitamin dia urus.

Sebenarnya, semua pelatih punya sisi dan pandangan masing-masing soal pemain. Mungkin saya lama sama Luis Milla. Jadi menurut saya dia gahar, pemain harus kerja keras, dan peduli sama orang lain. Dia mengajarkan untuk menjadi profesional itu harus seperti apa. Sosok Luis Milla seperti sebagai orang tua kami.

Masih komunikasi dengan Luis Milla?

Kadang-kadang masih sempat komunikasi lewat DM (direct message) di Instagram. Bahasa Inggris saya kan juga tidak bagus, jadi seadanya. Dan dia masih tetap perhatian sama semua pemain yang pernah dilatihnya di Timnas Indonesia.

Menurut Saddil sosok Shin Tae Yong sebagai pelatih seperti apa?

Shin Tae Yong perhatian juga mungkin, tapi saya belum terlalu dekat dan kenal, jadi belum sempat untuk kenalan lebih jauh. Tapi kan dia juga disiplin.

Kalau dibandingkan sama Luis Milla, ya saya tidak bisa. Setiap pelatih punya metode latihan sendiri. Kita sebagai pemain juga harus siap menerima keputusan apapun itu. Saya kagum dengan kedisiplinan Shin Tae Yong, itu sangat positif buat pemain Indonesia.

Shin Tae Yong banyak panggil pemain muda, bagaimana menurut Saddil?

Alhamdulillah bagus, lebih bagus pemain muda jadi lebih banyak saingan. Bukan cuma saya, mereka, tapi semua orang berhak masuk Timnas Indonesia. Tapi semua tergantung pemilihan pelatih.

Dengan banyaknya pemain muda yang dipanggil saya berharap itu yang terbaik buat Indonesia ke depan. Kalau memang itu yang terbaik kenapa enggak didukung?

Karena kita semua mau sepak bola Indonesia ini maju. Jadi siapapun yang main di Timnas Indonesia, selagi dibutuhkan buat negara kenapa tidak kita dukung. (cnnindonesia.com)