Tingkatkan Pemahaman Informasi Cuaca dan Iklim bagi Petani, BMKG Gelar Sekolah Lapang Iklim di Pakpak Bharat

Pakpak Bharat, Sumut816 x Dibaca

Salak, Karosatuklik.com – Dalam upaya meningkatkan pengetahuan dan pemahaman petani terkait variabilitas iklim yang mempengaruhi produktivitas panen, Bupati Pakpak Bharat, Franc benrhard Tumanggor menghadiri Sekolah Lapang Iklim Operasional Sumatera Utara 2022 di Bale Sada Arih, Kantor Bupati Pakpak Bharat, Senin (26/09/2022).

Dengan mengusung tema “Pentingnya Pemahaman Informasi Iklim Untuk Menunjang Ketahanan Pangan” ini diselenggarakan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika bersama Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Pakpak Bharat bertujuan untuk memberikan pemahaman pentingnya informasi iklim untuk menunjang ketahanan pangan.

Anggota Komisi V DPR RI, Bob Andika Mamana Sitepu, SH turut mengikuti acara ini melalui aplikasi virtual zoom.

Kepala Stasiun Klimatologi Klas I Suatera Utara, Syafinal dalam laporannya menjelaskan bahwa Sekolah Lapang Iklim ini ditargetkan bagi para petani sebagai garda terdepan dalam kegiatan pertanian dan ketahanan pangan Nasional.

“Hal yang paling utama adalah untuk menjembatani kesenjangan informasi iklim dan informasi bidang pertanian,” ujar Syafinal dalam laporannya.

Syafinal juga mengapresiasi langkah koordinasi dan sambutan serta fasilitasi dari Pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat terhadap terselenggaranya acara hari ini.

“Terimakasih yang sebesar-besarnya bagi Pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat atas semangat pemikiran, dukungan fasilitas, dan koordinasi yang merupakan bentuk dukungan yang sangat penting bagi kami, ungkap dia.

Memanfaatkan Informasi BMKG

Sementara itu, Kepala Pusat Layanan Informasi Iklim terapan yang hadir mewakili Kepala BMKG menjelaskan bahwa Sekolah Lapang Iklim kali ini dikhususkan bagi pendampingan petani untuk komoditas bawang merah yang ada di Kabupaten Pakpak Bharat.

Kabupaten Pakpak Bharat memang menjadi salah satu penghasil bawang merah di Sumatera Utara, dimana wilayahnya merupakan dataran tinggi yang berada dikaki pegunungan bukit barisan.

“Kita harapkan para petani, para Penyuluh Pertanian, serta seluruh perangkat Desa dapat memanfaatkan informasi BMKG dalam rancangan khususnya untuk tanaman bawang merah, disesuaikan dengan kondisi pada saat tersebut sehingga dapat mengoptimalkan kondisi iklim yang menguntungkan dan mengantisipasi sejak dini potensi iklim ekstrim, jelas dia.

Bupati Pakpak Bharat, Franc Bernhard Tumanggor dalam sambutannya mengatakan bahwa fenomena perubahan iklim ekstrim merupakan dampak dari perubahan iklim global yang sedang dihadapi dunia saat ini.

Dampak perubahan iklim global ini tidak tidak hanya berpengaruh pada kesehatan manusia, tetapi juga berdampak terhadap lingkungan kehidupan masyarakat meliputi, curah ujan tinggi, musim kemarau yag berkepanjangan, peningkatan volume air akibat mencairnya es kutub utara, terjadinya bencana alam, serta berkurangnya sumber air.

Mengantisipasi dan Mengatasi Pengaruh Perubahan Iklim

Hal ini semua tentu berdampak pada produksi dan produktivitas sektor pertanian yang merupakan mata utama pencaharian di Kabupaten ini, ungkap Bupati.

“Saya sangat berharap melalui kegiatan hari ini dapat menjawab salah satu tantangan kita, yakni mengantisipasi dan mengatasi pengaruh perubahan iklim terhadap pertanian di Kabupaten Pakpak Bharat,” lanjutnya.

“Saya memiliki keyakinan kuat jika kita semua serius dan tekun serta memiliki kemauan tinggi untuk mengaplikasikannya, maka dampak buruk dari perubahan iklim ekstrim yang dapat mempengaruhi keberlangsungan usaha pertanian dapat teratasi, sehingga usaha pertanian dapat terus berjalan ditengah perubahan iklim yang terjadi dengan mengikuti anjuran yang telah ditetapkan,” harap Bupati Franc Bernhard Tumanggor.

Acara hari ini juga dirangkaikan dengan penanaman perdana tanaman bawang merah di di kebun Dinas Ketahanan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Pakpak Bharat oleh Bupati Pakpak Bharat beserta seluruh tamu undangan yang hadir dalam kegiatan ini. (R1)