TP PKK Kabupaten Karo Dukung Kampanye 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak yang Digelar Moderamen GBKP

Karo2376 Dilihat

Kabanjahe, Karosatuklik.com – TP PKK Kabupaten Karo mendukung Moderamen GBKP, Moria GBKP, dan KAKR GBKP yang menggelar Kampanye 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan (16 HAKTP) 2025 di Kabanjahe, Rabu (10/12/2025).

Dengan mengusung tagline kampanye “Kita Punya Andil, Kembalikan Ruang Aman”,

Kampanye tersebut dihadiri PWKI, Yapidi, SMPN 1 Kabanjahe, SMAN 1 Kabanjahe, SD dan SMP Metodis Kabanjahe, SD Swasta 4 Kabanjahe, SMA Swasta GBKP Kabanjahe, OSIS SMA Swasta Masehi Berastagi, Forum Anak Kabupaten Karo, DP3AP2KB, Komisi Anak Metodis Kabanjahe.

Berikutnya, Komisi Perempuan GKPPD Kabanjahe, Komisi Perempuan BNKP Kabanjahe, Komisi Perempuan HKBP Kabanjahe, Komisi Perempuan Metodis Kabanjahe, BP Moria Klasis Kabanjahe.

BP Moria Klasis Kabanjahe-Sukarame, BP Moria Klasis Kabanjahe-Tiga Panah, PP PERMATA GBKP, BPP Mamre GBKP, PPA Tanah Karo, PKK Kabupaten Karo, KAKR Klasis Kabanjahe-Tiga Panah, KAKR Klasis Kabanjahe, KAKR Klasis Kabanjahe-Sukarame, Perempuan Peduli Tanah Karo, PERUATI GBKP, WKRI dan Dinas Kominfo. Peserta yang hadir berjumlah 99 orang, belum termasuk Panitia.

Kegiatan ini dibuka dengan lagu pujian rohani yang dipimpin oleh Pdt. Rosani Br Sembiring, S. Th (Sekretaris Umum BPP Moria GBKP) dan dilanjutkan dengan doa pembuka oleh Pdt. Bangun Firdaus Sembiring, S. Th.

Dalam sambutannya, Pdt. Nurbety Br Ginting, M. Th (Ketua Umum BPP Moria GBKP), ia menegaskan bahwa “Melalui kegiatan ini kita akan membuat komitmen untuk melawan kekerasan terhadap perempuan dan anak”.

Selain itu, Pdt. Bangun Firdaus Sembiring (Pendeta Tugas Khusus dan Sekretaris KAKR Moderamen GBKP) menambahkan ajakan kepada para peserta dengan menghimbau “Mari kita ikuti acara ini dengan baik walaupun hanya sebentar namun membawa makna yang besar,” ajaknya.

Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan pemaparan materi berbasis edukasi dan latar belakang HAKTP oleh Pdt. Suenita Br Sinulingga, M. Th.

Ia memaparkan bahwa Peringatan Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan Dan Anak (HAKTP) berawal dari tiga orang bersaudara yang berjuang melawan kekerasan terhadap perempuan dan anak.

“Kisahnya dapat disaksikan dalam film yang berjudul “In the time of butterflies”. Pada tahun 1991, tanggal 25 November-10 Desember ditetapkan sebagai hari anti kekerasan terhadap perempuan dan anak,” tuturnya.

“HAKTP ini bertujuan untuk mendorong kesadaran bahwa kekerasan terhadap perempuan dan anak adalah pelanggaran HAM,” terangnya.

Dalam kegiatan ini, Ketua TP PKK Kabupaten Karo, Ny. Roswitha Antonius Ginting, didampingi Ny Dahlia Komando Tarigan, Ny.Rehmilna Gelora Kurnia Putra Ginting dan Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Data Martina Br Ginting, AP., M.Si.

Pentingnya Literasi dan Eedukasi Pencegahan Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak

Dalam sambutannya, Ny. Roswitha Antonius Ginting menyampaikan bahwa edukasi untuk pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak harus dimulai dari keluarga.

“Ajarkan batasan-batasan pada tubuh sehingga anak-anak dapat mengerti dan menjaga tubuh mereka dengan baik,” ucapnya.

“Orang dewasa harus melindungi anak-anak. Kita harus bekerja sama menciptakan lingkungan yang aman. PKK dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatannya tetap menyuarakan 10 program pokok PKK, yang juga memiliki fokus untuk memberikan lingkungan yang aman di rumah, sekolah dan masyarakat,” tuturnya.

Ia juga menegaskan bahwa cara yang paling efektif untuk mencegah kekerasan terhadap perempuan dan anak dimulai dari mencegah penyebabnya.

Kampanye Keliling Kota Stop Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak

Setelah kegiatan yang berlangsung di Kantor Moderamen GBKP, arak-arakan peserta turun ke jalan dan menyuarakan untuk menghentikan kekerasan terhadap perempuan dan anak, dengan tagline “Stop Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak”.

Route arak-arakan dimulai dari Kantor Moderamen GBKP sampai Tugu Bambu Runcing Kabanjahe.

Di Tugu Bambu Runcing Kabanjahe peserta membuat deklarasi komitmen untuk berperan aktif menghentikan kekerasan terhadap anak dan perempuan serta membuat video akan disebarkan di media sosial.

Selain itu, peserta juga membagikan sticker yang bertuliskan “Stop Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak” dan membagikan bunga mawar sebagai lambang perdamaian. (R1)

Komentar