Triple Gun Artileri Andalan Paskhas TNI-AU Jaga Kedaulatan NKRI

Berita, Nasional5194 x Dibaca

Jakarta, Karosatuklik.com – Salah satu senjata unik yang menjadi ciri khas dari Paskhas TNI Angkatan Udara adalah kanon triple gun berkaliber 20 mm.

Senjata pasukan berbaret jingga ini memiliki tiga laras sehingga disebut dengan triple gun.

Korps Paskhas pun menjadikannya senjata andalan dalam mempertahankan tempat-tempat vital atau pangkalan udara lantaran arah tembakannya didesain pula ke atas.

Usianya kini sudah masuk dekade ke-6. Pasalnya, salah satu alutsista di jajaran milik Korps Paskhas Angkatan Udara ini telah didatangkan sejak tahun 1960-an. Saat itu kedatangannya dinilai begitu mendesak untuk keperluan operasi Trikora. Dari Eropa, M55 A2 triple gun pun meluncur ke Indonesia.

Manufaktur pembuatnya adalah Hispano Suiza yang aslinya berada di Swiss namun mempercayakan pembuatan Triple Gun di Yugoslavia dengan izin lisensi. Karena tiga laras yang dimilikinya, senjata ini nampak begitu ampuh karena dapat menghancurkan helikopter atau pesawat.

Senjata yang memiliki nama lain tri-barrel ini diproduksi tak hanya dalam satu varian, melainkan empat, yakni M55 A4B1, M55 A4M1, M55 A2B1, dan M55 A3B1.

Keempat varian tersebut tentu saja memiliki beberapa perbedaan meski tak terlalu mencolok.

Misalnya M55 A2B1. Varian ini memiliki kelebihan yakni mampu menembus kendaraan lapis baja ringan selain tetap mampu diandalkan untuk operasi pertahanan udara. Pemasangannya pun dapat dipasang secara portabel.

Secara umum, senjata Triple Gun menggunakan hidrolik sebagai tenaga penggerak yang masih menggunakan teknik manual.

Hal berbeda nampak pada varian M55 A3B1 yang telah menggunakan ‘wenkel’ berbahan bakar bensin sebagai penggeraknya. Arah tembakan pun bisa diatur hanya dengan menggerakkan joystick.

Untuk kecepatan lontar peluru, senjata ini cukup ampuh dengan 700 peluru mampu ditumpahkan dalam waktu satu menit. Sulit dibayangkan lebih dari 10 peluru berjatuhan per detiknya.

Namun begitulah kelebihan Triple Gun yang memiliki tiga laras sehingga banyak peluru yang dapat ditembakkan dalam waktu singkat.

Segala kelebihan itu pun membuat senjata ini diminiati oleh banyak negara, semisal Afghanistan, Angola, dan beberapa negara di wilayah Timur Tengah. Meski tergolong cukup tua, eksistensinya masih bertahan hingga sekarang.

Radius putar pada kanonnya mampu dimaksimalkan hingga 360 derajat. Dengan begitu, penggunaannya pun lebih mudah, terutama dalam membidik sasaran.

Apalagi bidikannya dapat sampai pada sasaran yang jaraknya mencapai 5,5 kilometer pada bidang horizontal. Sedangkan pada target vertikal, ketinggian bidikannya mampu mencapai 1,5 kilometer.

Untuk mencapai jangkauan target maksimal yang horizontal, diperlukan waktu hanya sekitar 7 detik karena kecepatan luncur pelurunya cukup cepat, sekitar 835 – 850 meter per detiknya.

Kekuatan udara merupakan penangkal sekaligus penindak awal dalam menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Jayalah selalu TNI AU. (R1/Berbagai Sumber)