Jakarta, Karosatuklik.com – Wakil Menteri Hukum dan HAM (Wamenkumham) Edward Omar Sharif Hiariej atau Eddy Hiariej terpilih sebagai Ketua Umum Pengurus Pusat Persatuan Tenis Seluruh Indonesia (PP Pelti) periode 2022-2027. Eddy Hiariej terpilih memimpin induk organisasi tenis di Indonesia itu melalui Musyawarah Nasional (Munas) PP Pelti di Hotel Sultan Jakarta.
Eddy Hiariej menang tipis atas petahana Rildo Ananda Anwar. Dari 33 suara yang diperebutkan, Prof Eddy memperoleh 17 suara, sementara Rildo 16 suara.
Tak mudah bagi Prof Eddy meraih posisi sebagai orang nomor satu di PP Pelti. Saat menyerahkan berkas pendaftaran bakal calon ketua umum yang ditutup pada 26 Oktober 2022, Eddy mendapatkan dukungan 17 Pengprov. Namun setelah diverifikasi, hanya 12 suara yang dinyatakan sah, sementara lima lainnya tidak memenuhi syarat.
Padahal untuk bisa mencalonkan diri maju sebagai ketua umum, setidaknya harus mengantongi dukungan minimal 15 Pengprov. Setelah melalui perjuangan ekstra keras dari pendukungnya pada saat Munas berlangsung, Prof Eddy akhirnya dinyatakan berhak mengikuti kontestasi melawan petahana Rildo Ananda Anwar.
Pada munas kali ini, sesungguhnya ada 35 suara yang bisa diperebutkan. Rinciannya, 34 Pengprov dan satu suara dari PP Pelti.
Sementara dua Pengprov, yaitu DKI Jakarta dan Aceh suaranya hilang. DKI Jakarta, legalitas kepengurusannya dipertanyakan karena ketuanya dipilih melalui musda yang anggotanya vakum.
Sedangkan Pengprov Aceh tak memiliki ketua umum karena meninggal dunia dan roda organisasi dijalankan ketua harian. Kedua pengprov akhirnya tidak disertakan sebagai pemilik suara.
Usai terpilih sebagai Ketua Umum PP Pelti, Prof Eddy siap merangkul pengprov pendukung Rildo untuk membesarkan olahraga tenis di Tanah Air.
“Saya kira dengan berakhirnya munas ini, tidak ada lagi pendukung Eddy atau Rildo, tetapi bagaimana semua membesarkan Pelti ke depan. Yang kita pilih adalah yang berkomitmen, berdedikasi kepada Pelti. Saya tidak melihat apakah pendukung Eddy ataupun pendukung Rildo,” ujar Edward Omar Sharif Hiariej lewat keterangannya yang dikutip Senin (21/11/2022).
Secara personal, baik Eddy maupun Rildo, terlihat sangat akrab. Tidak ada permusuhan sama sekali di antara mereka. Terbukti saat keduanya bertemu jelang pemaparan visi misi, terlihat seperti kawan lama.
Ini bertolak belakang dengan para pendukung kedua calon dalam arena Munas yang saling memperjuangkan kepentingannya masing-masing. Bahkan, tak jarang sempat keluar kata-kata keras demi mencapai tujuan yang diinginkan.
Pada saat Rildo memaparkan visi misi di podium, Prof Eddy masuk ke arena Munas. Rildo yang melihat Prof Eddy datang, langsung menghentikan pemaparannya dan menyambut pesaingnya itu dengan hangat. Bahkan mengantarkannya duduk di depan, berada satu meja dengan pimpinan sidang.
“Bahwa Prof Eddy adalah sahabat saya, sudah lebih dari 10 tahun kami kenal. Jadi siapa pun yang menang, kita tetap berkolaborasi, tidak ada perbedaan,” terang Rildo.
Setelah Rildo dan Eddy menyampaikan visi misi, keduanya menunggu di luar arena munas.
Terlihat keduanya berbincang akrab di salah satu sudut arena, sambil menunggu voting hingga penghitungan suara selesai. Rildo juga mengajak Eddy melihat profil satu persatu legenda tenis Indonesia yang dipajang di depan ruang Munas.
Pada akhirnya, Rildo dan Eddy tetap menjadi dua tokoh yang bisa mencairkan suasana munas di kala pendukungnya tengah berkelahi memperjuangkan tujuan. (BeritaSatu)