6 Desa Unik Ini Hanya Ada di Indonesia

Nasional7949 x Dibaca

Jakarta, Karosatuklik.com – Indonesia memang tidak hanya kaya akan sumber daya alamnya, tapi juga budayanya. Kini, destinasi wisata tak lagi dimonopoli perorangan atau pemerintah daerah.

Keindahan desa pun bisa menjadi sumber penghasilan dengan pengelolaan yang baik. Bahkan, mampu menghasilkan uang yang menembus miliaran rupiah dan menghidupkan perekonomian desa.

Setiap daerah di Indonesia pasti terdiri dari beberapa desa.

Nah, ada enam desa yang memiliki keunikan dibanding desa lainnya.

Enam desa ini masih dan terus mempertahankan budaya selaras dengan alam yang sudah dianut turun-temurun sejak nenek moyang.

1. Desa Wae Rebo, NTT

Desa Wae Rebo, NTT

Desa ini terletak di ketinggian 1.200 meter di atas permukaan laut.

Oleh karena itu, perlu perjuangan untuk mencapai Desa Wae Rebo ini.

Banyak yang bilang, desa ini seperti negeri di atas awan.

Keindahan yang dapat disaksikan bila sudah mencapai desa ini tidak akan bisa diungkapkan dengan kata-kata.

Desa Wae Rebo berada di barat daya kota Ruteng, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur.

Namun, yang unik dari desa ini adalah keberadaan tujuh rumah berbentuk kerucut yang bisa ditinggali enam sampai delapan keluarga.

Rumah adat ini sudah bertahan selama 19 generasi.

2. Desa Panglipuran, Bali

Desa Panglipuran, Bali

Desa ini terletak di kaki Gunung Batur, berjarak sekitar 45 kilometer dari Denpasar, Bali.
Desa ini mendapat predikat sebagai desa terbersih se-Pulau Dewata. Udaranya sangat sejuk, karena kendaraan motor dilarang masuk. Rumah adat yang ada di desa ini juga semua masih asli dan kental dengan budaya Bali.

Rumah-rumah yang ada di desa ini dibangun dengan sangat teratur. Ini karena menyesuaikan dengan konsep tata ruang dalam ajaran Agama Hindu, yaitu Tri Mandala.

3. Desa Baduy, Banten

Desa Baduy, Banten

Suku Baduy adalah suku asli dari Provinsi Banten, tepatnya Kabupaten Lebak.

Tradisi dan budaya menjadi salah satu hal yang sangat dijaga. Desa ini terdiri dari dua golongan, yakni suku Baduy dalam dan Baduy luar. Suku Baduy dalam masih memegang teguh aturan adat dengan baik.

Sedangkan suku Baduy luar sudah tercampur dengan budaya luar selain Baduy. Rumah-rumah di desa ini tertata rapi, terbuat dari bambu, dan hutannya sangat terjaga.

Masyarakat suku Baduy amat menekankan pada keselarasan kehidupan dengan alam. Tidak boleh ada yang merusak alam.

4. Desa Trunyan, Bali

Desa Trunyan, Bali

Desa ini berada di Kecamatan Kintamani, Bali. Sesuatu yang terkenal dari desa ini adalah proses pemakaman yang berbeda dari daerah di Bali lainnya.
Desa ini tidak menganut tradisi ngaben atau upacara kremasi atau pembakaran jenazah di Bali.

Jenazah tidak dibakar, tapi dibiarkan membusuk di atas tanah. Jenazah akan diletakkan di tempat pemakaman Seme Wayah.

Untuk menuju ke tempat pemakaman ini hanya dapat ditempuh dengan menyeberangi Danau Batur.

Menariknya lagi, walau dibiarkan terbuka, tapi tidak ada bau menyengat yang ditimbulkan dari tubuh jenazah.

Ini karena terdapat sebuah pohon besar dan tinggi yaitu taru menyan. Pohon inilah yang akan menetralisasi bau tidak sedap yang muncul.

5. Desa Kete Kesu, Tana Toraja

Desa Kete Kesu, Tana Toraja

Jika teman-teman berunjung ke Tana Toraja, tidak lengkap jika tidak berkunjung ke Desa Kete Kesu.
Di desa ini terdapat rumah adat dan makam kuno yang sudah berusia ratusan tahun. Desa Kete Kesu ini berada di Kampung Bonoran, Kelurahan Tikunna Malenong, Kecamatan Sanggalangi, Toraja Utara, Sulawesi Selatan.

Sesuatu yang menarik dari desa ini adalah rumah adat Tongkonan yang sudah berusia lebih dari 300 tahun.

Rumah adat ini dibangun berjejer dengan rapi dan menghadap ke lumbung padi yang ada di sisi timur.

Selain itu, di desa ini jenazah dikubur di tebing batu. Ada tiga cara dalam proses penyimpanan jenazah di bukit batu yang menyerupai perahu.

Pertama, dengan menempatkan jenazah di dalam peti mati yang kemudian disimpan dalam gua.

Kedua, dengan menempatkan jenazah di dalam rumah kecil dari batu yang diukir. Ketiga, dilakukan dengan cara menggantung peti jenazah.

6. Tamansari, Kecamatan Licin, Banyuwangi

Tamansari, Kecamatan Licin, Banyuwangi

Desa Tamansari, Kecamatan Licin, Kabupaten Banyuwangi, berhasil menjadi desa wisata terbaik dalam kategori pemanfaatan jejaring bisnis dari Kementerian Desa, Pembangunan Desa Tertinggal dan Transmigrasi.

Penghargaan tersebut diraih karena desa yang berada tepat di bawah kaki Gunung Ijen dinilai berhasil merintis pengembangan potensi wisata seperti homestay, kendaraan wisata, jasa guide serta beberapa usaha kecil menengah yang dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) Ijen Lestari.

Di Desa Tamansari banyak wisatawan yang menginap di homestay milik warga sebelum mereka naik Gunung Ijen. Dan dari satu kamar yang disewa untuk wisatawan, pemilik rumah akan membayar 10.000 rupiah kepada Bumdesa. Sedangkan untuk harga kamar rata-rata antara 150 ribu sampai 200 ribu rupiah per malam.

Selain mengelola homestay, Bumdesa Ijen Lestari juga mengembangkan sayap ke paket wisata di Desa Wisata Tamansari yang disingkat Dewi Tari. Bukan hanya berkunjung ke Gunung Ijen, wisatawan yang datang juga diajak untuk menikmati objek-objek wisata yang ada di Desa Tamansari seperi Kampung Bunga dan Kampung Susu serta kampung Penambang dan menikmati kopi produksi masyarakat desa. (R1/Berbagai Sumber)