Jakarta, Karosatuklik.com – Deputi VII Badan Intelijen Negara (BIN) Wawan Hari Purwanto menyebut berbagai ancaman terhadap keamanan negara tak hanya datang dari pihak luar.
Ancaman juga muncul dari orang dalam sendiri yang digunakan sebagai alat oleh pihak asing.
“Bukan hanya dari dalam dan dari luar tapi juga dari luar yang menggunakan orang dalam,” kata Wawan saat menjadi salah satu pembicara dalam diskusi virtual yang digelar Persatuan Alumni GMNI bertajuk Pertahanan Negara dan Keamanan Nasional : Strategi, Kebijakan dan Pembangunan Sesuai Karakter Bangsa, Selasa (15/6) kemarin.
Wawan tak merinci siapa orang luar yang memanfaatkan orang dalam tersebut. Ia cuma menjelaskan bahwa persoalan keamanan dalam negeri semakin banyak dan kompleks.
Upaya peretasan dan gangguan yang menggunakan sistem dari dalam saat ini semakin banyak terjadi.
Maka ada istilahnya sleeping with enemy dancing with wolf,” kata dia.
Ia menambahkan penjelasannya soal empat dimensi keamanan nasional, yakni dimensi keamanan manusia, keamanan dan ketertiban masyarakat, dimensi keamanan dalam negeri dan dimensi pertahanan.
Ancaman terhadap keamanan manusia dijelaskan Wawan meliputi berbagai aspek lain seperti keamanan ekonomi, pangan, kesehatan, lingkungan, personel komunitas, hingga politik.
“Sementara ancaman terhadap keamanan dan ketertiban masyarakat meliputi kriminal umum dan kejahatan terorganisasir lintas negara,” kata dia.
Kemudian, kata Wawan, ancaman terhadap keamanan dalam negeri meliputi separatisme, terorisme, spionase, sabotase, kekerasan politik, konflik horizantal, perang siber, dan ekonomi nasional.
Sementara ancaman terhadap pertahanan meliputi perang tak terbatas, perang terbatas, konflik perbatasan, hingga pelanggaran wilayah.
Mengantisipasi berbagai problem ini, kata dia, aktivitas dan peran intelijen negara sangat diperlukan.
Sebab kata dia, intelijen merupakan salah satu aspek yang menentukan keselamatan negara dari berbagai ancaman, hambatan, tantangan, dan gangguan, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar negeri.
“Dan hakikat intelijen negara merupakan lini pertama di dalam sistem keamanan nasional,” kata dia.
Tak jarang, kata Wawan, berbagai informasi yang dimiliki BIN sangat diperlukan kepala negara untuk mengambil kebijakan atau bahkan menentukan arah kebijakan ke depan.
“Karena apa? intelijen tentu ditunggu-tunggu apa yang menjadi report yang pertama karena nanti ini akan menyajikan berbagai konsepsi yang juga akan diambil oleh presiden dalam hal ini untuk bagaimana memecahkan berbagai persoalan,” kata dia. (cnnindonesia.com)