Bobby Nasution dengan Gerakan Konkrit, Spirit dan Pesan dari Pemimpin Muda: Pelaku Pungli di Pemko Medan akan Disikat

Sumut1264 x Dibaca

Medan, Karosatuklik.com – Pengamat politik Dimas Oky Nugroho mengatakan, pemberantasan pungutan liar (pungli)di Kota Medan merupakan komitmen Wali Kota (Walkot) Bobby sebagai anak muda yang konsisten sejak masa kampanye untuk membenahi sektor pelayanan publik.

Tak hanya itu, tangan dingin dan gerak cepat Bobby juga dinilai berhasil menjawab keluhan warga terkait pungli yang terjadi.

“Pembenahan sektor pelayanan publik sangat vital untuk dilakukan di kota sebesar dan semaju Medan,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Senin (24/5/2021).

Dimas menilai, Bobby ingin seluruh pengurusan di sektor pelayanan publik cepat dan lancar, sehingga tidak ada lagi aparatur pelayan publik memperlama dan mempersusah warga saat melakukan pengurusan.

Hal itu pun diwujudkan Bobby dengan mencopot Lurah Sidorame Timur, Kecamatan Medan Perjuangan Hermanto dan Kepala Seksi Pembangunan Simanjuntak yang berdasarkan laporan warga telah melakukan pengutipan sejumlah uang saat pengurusan administrasi, Jumat (23/4/2021).

Kemudian, Bobby juga mencopot Kepala Lingkungan 17, Kelurahan Harjosari II, Kecamatan Medan Amplas Eka Septian karena terbukti melakukan pungli kepada sejumlah warga.

Selain pencopotan, Bobby Nasution juga menempatkan pejabat di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Medan lewat sistem lelang jabatan dan asesmen sebagai upaya mewujudkan reformasi birokrasi dengan.

Kemudian, Bobby juga mengaktifkan kembali Tim Saber Pungli untuk diturunkan di sektor pelayanan publik, perizinan, pendidikan, pengadaan barang dan jasa, serta bidang pelayanan lainnya. Hal ini dilakukan karena dia ingin Kota Medan bersih dari pungli.

Dimas pun menilai, tindakan Bobby tersebut untuk menunjukkan pentingnya reformasi birokrasi.

Terlebih, Medan adalah kota yang besar, sehingga kemajuan harus nyata terwujud jika sektor birokrasi dan pelayan publik menjadi lebih baik.

“Jadi, ini sangat disadari wali kota sehingga harus dibenahi. Tidak hanya ini saja, saya yakin wali kota juga akan lebih banyak melakukan langkah-langkah lainnya,” katanya.

Tak ayal, aksi Bobby ini pun dinilai membuat para aparatur sipil negara (ASN) yang selama ini melakukan praktik pungli menjadi ketar-ketir.

Menyahuti keluhan warga

Lebih lanjut, Dimas mengatakan, reformasi birokrasi yang dilakukan sebagai bentuk cepat Bobby menyahuti keluhan warga.

Konsultan perdamaian di Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-bangsa (UNDP) itu mengatakan, Bobby termasuk Wali Kota yang komunikatif dengan warga dan berani langsung turun ke lapangan, baik itu pagi, siang maupun malam.

“Bahkan, Wali Kota turun langsung ke lokasi untuk menemui aparatur yang diduga melakukan pungli.”

“Sebab, Medan selama ini citranya bisa dibilang cukup negatif terkait pelayanan publik, karena aparaturnya banyak terlibat dalam berbagai praktek pungli sehingga harus dibenahi,” sebutnya.

Dia menilai, hal tersebut menunjukkan kepemimpinan Bobby yang berani dan tegas dalam menindak praktek pungli sebagai upaya untuk pembenahan birokrasi, mewujudkan pemerintahan yang bersih dan melayani masyarakat yang baik.

Selain itu, sambung Dimas, reformasi birokrasi yang dilakukan Bobby sebagai bentuk kerja konkrit yang tidak disangka sebelumnya. Banyak warga Kota Medan mengaku jika Bobby berani bertindak tegas memberantas pungli.

“Jadi, ini bagus sekali dan sangat fenomenal. Beberapa wali kota sebelumnya sangat kalem dan bisa dikatakan toleran terhadap praktek seperti itu,” ujarnya.

Dia pun menilai, hal ini sangat positif bagi Bobby dan memang sudah seharusnya seperti ini. Di samping itu, aksi ini juga sebagai perwujudan anak muda yang menunjukkan warna baru dengan kinerjanya sekaligus semangat anak muda untuk kemajuan Kota Medan.

Dimas juga menilai aksi Bobby sebagai jawaban atas asiprasi warga Kota Medan yang menginginkan pemimpin mereka untuk bertindak tegas dan lugas.

“Menurut saya, ini merupakan kepemimpinan yang promising. Untuk itu, warga Kota Medan harus mendukung apa yang dilakukan Walkot Bobby,” jelasnya.

Sebab, lanjutnya, yang diprioritaskan adalah pelayanan publik, terutama penyelenggara pelayanan publik.

Pemerintahan yang responsif

Terkait penyelenggaraan pelayanan publik, Dimas menyebut, negara yang maju adalah negara yang pelayanan publiknya bersih dan responsif terhadap persoalan-persoalan yang dihadapi masyarakatnya.

Dimas mengatakan, sebelumnya jika ada warga yang melapor tidak di-follow up. Begitu juga ketika warga mengurus dokumen maupun usaha mikro kecil menengah (UMKM) ingin berjualan tapi harus dimintai uang.

“Inilah yang harus dibenahi Wali Kota dan harus mendapat dukungan publik. Bagi saya, ini bukan pencitraan politik tapi sebuah gerakan konkrit, spirit dan pesan dari pemimpin yang merupakan seorang anak muda,” tegasnya.

Apalagi, tambah Dimas, Kota Medan masalahnya sangat kompleks dan salah satu penyumbang kompleksitas yang terjadi adalah persoalan pelayanan publik, sehingga harus dibenahi wali kota.

Dimas pun optimistis akan banyak penyelenggara pemerintahan di Pemkot Medan yang akan mendukung langkah tegas wali kota tersebut.

“Kuncinya mereformasi birokrasi guna membangun good governance, pungli disikat dan pelayanan publik harus cepat dan lancar,” sebutnya.

Dimas berpesan, agar menantu Presiden Joko Widodo itu tidak ragu-ragu untuk melakukan tindakan tegas, karena setelah jadi pemimpin tanggung jawabnya kepada tuhan dan masyarakat.

Untuk itu, tegasnya, bertindaklah dengan benar. Ditambah lagi, Bobby saat ini merupakan anak muda.

“Ini harapan Kota Medan, kalau anak muda ragu-ragu menjadi pemimpin, sama siapa lagi anak-anak muda yang merupakan populasi terbesar republik saat ini, berharap,” sebutnya.

Dia mengatakan, anak muda harus punya citra progresif, berani tanpa tedeng aling-aling, konkrit tapi juga cerdas, komunikatif, demokratis serta santun, dan sangat menghormati orang tua.

Untuk itu, dia juga berharap Bobby konsisten melakukan reformasi birokrasi serta harus mampu menggerakkan, tidak hanya menggerakkan masyarakat tetapi juga seluruh unsur birokrasi di lingkungan Pemkot Medan.

Sebelumnya saat memberikan tindakan tegas terhadap oknum kepling beberapa waktu lalu, Bobby menegaskan pungli adalah penyakit yang sama bahayanya dengan Covid-19.

“Ini (pungli) memang penyakit yang harus disembuhkan. Penyakit selain Covid-19 yang sudah lama, yang kita terus coba, kita terus kolaborasi (untuk menyembuhkannya),” jelasnya. (R1/Kompas.Com)

Komentar