Bupati Karo Terima Audiensi Team Film Perik Sidua-dua: Gala Premier 28 Oktober 2023 di Ciwalk XXI Bandung

Karo1314 x Dibaca

Kabanjahe, Karosatuklik.com – Bupati Karo, Cory Sriwaty Sebayang terima kunjungan team dari Gegegeh Persada Film yang memproduksi film Perik Sidua-dua di Kantor Bupati Karo Jalan Letjen Jamin Ginting Kabanjahe, Senin (23/10/2023).

Gegeh Persada Film mengangkat sebuah kisah perjuangan perempuan Karo meraih cita-cita yang berlatar belakang di kawasan karo volcano park dan Geopark Kaldera Toba.

Film yang bercerita tentang banyak hal khususnya percintaan antarbangsa, kesetiaan, pariwisata, kebudayaan dan pertanian di Sumut khususnya di Kabupaten Karo itu dibuat Rumah Produksi Gegeh Persada Film.

Film Perik Sidua-dua yang merupakan karya perdananya, mengangkat kearifan lokal masyarakat Karo yang dikemas apik dengan perkembangan kehidupan modern mengenalkan ekosistem geokultur wisata Karo.

Bupati Cory Sriwaty Sebayang menyambut baik atas kunjungan ini. Ia juga mendukung penuh produksi film yang melibatkan talenta-talenta muda beebakat masyarakat Karo.

“Kita sangat mengapresiasi dan mendukung penuh film Perik Sidua-dua yang membahas keragaman tradisi dan budaya Karo, ini marupakan salah satu potensi yang dapat menciptakan peluang pendapatan ekonomi melalui karya film sekaligus mempromosikan destinasi wisata Kabupaten Karo,” ungkap Cory Sebayang.

Begitu juga sektor ekonomi kreatif serta semakin menstimulasi produksi film-film lokal untuk mempromosikan keunikan dan kekhasan daerahnya.

Gala Premier Film Perik Sidua-dua akan dilakukan pada tanggal 28 Oktober 2023, pukul 13.00 WIB di Ciwalk XXI, Bandung. Bupati juga mengajak seluruh masyarakat dimanapun berada untuk menonton film Perik Sidua-dua, dimana film ini mengangkat kearifan lokal suku Karo yang dikemas profesional dengan perkembangan kehidupan modern mengenalkan ekosistem geokultur wisata Karo.

Kisahkan Romantisme Perjalanan Jilena dan Max

Film yang berangkat dari lagu “Perik Sidua-dua”, Ciptaan Seniman senior Rahmatsys Barus yang juga merupakan ayah tercinta dari Erdy Pranata Barus, S.Kom yang merupakan Web Developer, Designer dan Editor (Tim IT) Karosatuklik.com, menelisik lapisan-lapisan ekosistem Jilena.

Dalam tata bahasa Karo, nama Jilena berangkat dari Mejile yang maknanya cantik, rupawan atau indah.

Jadi, ekosistem Jilena dimaksudkan mengenalkan kepada publik nasional maupun internasional tentang keindahan alam Tanah Karo dengan segala dinamika sosial, ekonomi, budaya, politik dan pendidikan yang saling berkelindan.

Produser Film Perik Sidua-dua, Benson Kaban menyampaikan nama Jilena dalam film ini terinspirasi oleh nama kelompok Arisan Perempuan Karo di Cibubur, salah satu pengurusnya Valentine Sembiring.

Sebagai tokoh utama, tumbuh kembang Jilena dipengaruhi berbagai ekosistem yang ada di Tanah Karo.

Kompleksitas ekosistem inilah yang mendorong Jilena untuk melakukan perubahan tatanan sosial di kampungnya.

“Permasalahan sosial tentang peletakkan peran di kehidupan akibat perbedaan gender dalam struktur sosial Masyarakat Karo,” ujar Benson.

Permasalahan tanah/ladang dan hutan yang semakin banyak di kavling-kavling. Lahan pertanian produktif makin berkurang akibat alih fungsi lahan sembarangan. Perkembangan zaman yang terkadang mengikis nilai-nilai tradisi budaya dalam rutinitas sehari-sehari.

Sebagai perempuan Karo yang berdiaspora, kemudian memutuskan pulang kampung membangun perekonomian di tanah sendiri, ekosistem Jilena dipengaruhi budaya luar Tanah Karo dan adat istiadat Karo itu sendiri.

Dalam perjalanan mewujudkan semua cita-citanya ini, tak dapat dihindari cinta tumbuh di Taman Gunung Api Karo.

Proses syuting menuju puncak gelombang, kisah perjalanan Jilena disaksikan banyak mata, baik dari lingkar dalam Tim Produksi maupun lingkar luar yang memiliki keterkaitan terhadap tumbuh kembang proses penciptaan Film ini. Iklim dan cuaca pun turut mematangkannya.

“Hujan membuat kami lebih trengginas beradaptasi dengan cuaca. Seperti halnya Syuting Film Perik Sidua-dua Gelombang 6 pada Sabtu-Senin/16-18 September 2023 di Gardu Pandang Tongging, Desa Tongging Kecamatan Merek, Karo,” ceritanya.

Jilena tumbuh dan besar di antara pegunungan dan lembah dengan musim panas dan hujan yang sering beriringan. Dia menjadi sosok yang lembut namun teguh terhadap prinsip perjuangan, energik dan suka dengan pembaharuan tapi tetap patuh pada adat dan tradisi.

Sebagai sosok yang sehari-harinya menikmati hujan dan panas sekaligus ia setia mengikuti zaman namun tak pernah meninggalkan nilai-nilai budaya. Menarik bukan? Ikuti kisah selanjutnya di film yang penuh romantisme di tengah derasnya perkembangan zaman yang terkadang mengikis nilai-nilai tradisi budaya dalam rutinitas sehari-sehari di Film Perik Sidua-dua. (R1)

Baca Juga:

  1. Film Perik Sidua Dua Mulai Casting Pemain di Gardu Pandang Tongging
  2. Komite FFI 2023 Umumkan Daftar Nominasi Festival Film Indonesia 2023
  3. Bupati Karo Hadiri Road Show Lake Toba Traditional Music Festival di Berastagi
  4. Mengangkat Kearifan Lokal Sumut, Bobby Nasution Ajak Masyarakat Nonton Film Ngeri Ngeri Sedap
  5. The Green Prince, Kisah Nyata Putra Pendiri Hamas

Komentar