Jakarta, Karosatuklik.com – Kompol Yuni Purwanti, Kapolsek Astanaanyar, saat ini mendadak jadi sorotan publik. Pasalnya, Yuni ditangkap Propam Mabes Polri dan Propam Polda Jabar terkait kasus dugaan penyalahgunaan narkoba.
Saat ditangkap, Kompol Yuni tidak sendirian. Kapolsek Astanaanyar ditangkap bersama 11 orang lainnya di sebuah hotel di Bandung.
Yuni pun dicopot dari jabatannya sebagai Kapolsek. Pihak Mabes Polri tengah mendalami asal usul narkoba yang dikonsumsi. Kadiv Humas Polri, Irjen Raden Prabowo Argo Yuwono berjanji bahwa penyidik akan menangani kasus ini secara profesional, transparan hingga tuntas.
Terlepas dari kabar tersebut, Kompol Yuni bisa dibilang cukup sederhana. Hal ini tampak dari Laporan Harta Kekayaan Penyelenggaraan Negara (LHKPN).
Tercatat ia memiliki total kekayaan hanya Rp 110 juta saja. Dari total keseluruhan harta kekayaan tersebut, ternyata ia hanya memiliki satu koleksi kendaraan saja.
Koleksi kendaraan berupa Toyota Avanza yang dikenal sebagai mobil sejuta umat. Dalam catatan E-LHKPN, ia melaporkan harga mobil tersebut senilai Rp 100 juta.
Tidak ada kendaraan lain yang dilaporkan oleh Kompol Yuni.
Profile
Perempuan cantik kelahiran Porong, Sidoarjo, Jawa Timur ini mengawali kariersebagai anggota di Subdit 2 Direktorat Reserse Narkoba Polda Jabar, Jalan Soekarno-Hatta, Kota Bandung.
Setelah tugas di Ditres Narkoba Polda Jabar, Kompol Dewi yang menguasai ilmu beladiri judo ini, dipercaya memimpin jajaran Satuan Reserse (Satres) Narkoba Polres Bogor Kota. Kiprah Kompol Dewi di Kota Hujan itu cukup membanggakan.
Beberapa kali Kompol Dewi dan anggota Satres Narkoba Polres Bogor Kota membongkar kasus narkoba dengan barang bukti cukup besar. Setelah selesai bertugas di Polres Bogor Kota, Kompol Dewi ditarik kembali ke Ditres Narkoba Polda Jabar.
Tak lama kemudian, dia ditugaskan memimpin Polsek Bojoloa Kidul, jajaran Polrestabes Bandung. Video Pemusnahan Narkoba Senilai Rp1 Triliun di Mapolda Metro Jaya Saat bertugas di Polsek Bojongloa Kidul, Kompol Dewi, ibu dari dua anak itu, berhasil menyatukan beberapa ormas di Kecamatan Bojongloa Kidul untuk sama-sama menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat.
Sosok Yuni, sebagai cerminan emansipasi wanita dalam tubuh Polri memang tak berlebihan. Buktinya, hanya selang satu hari setelah dirinya dilantik pada medio September 2014 waktu itu, ia sukses mengungkap peredaran narkoba jenis sabu di wilayah Kota Bogor, Jawa Barat.
Menelisik sedikit kenapa AKP Yuni berkiprah menjadi polisi? Mungkin karena pembawaannya yang tomboy. Anak pertama dari tiga bersaudara ini, sudah dididik sang ayah yang juga seorang perwira di Brimob untuk mencetak anaknya menjadi polisi juga.
Ayah Yuni (alm) pensiunan Secapa Polri masa-masa terakhir kedinasannya. Adalah seorang yang keras dalam mendidik anak-anaknya supaya menjadi orang yang mandiri dan sukses. Melalui didikan sang ayah dengan gaya yang tegas itulah, manfaatnya dirasakan.
Yuni adalah anak ke tiga dari tiga bersaudara. Dan ada satu adiknya yang juga polisi kini dinas di Mapolda Metro Jaya. Ia sendiri sudah lama tinggal di Bandung dan mendidik kedua anaknya seorang diri. Karena sudah tidak lagi bersama suami
Suatu hari, Yuni pernah bertikai dengan dua tersangkanya di Cianjur, dia berperan sebagai pembeli, dengan pakaian yang agak urakan, wanita ini masuk dalam lingkaran pengedar. Saat itu masih berpangkat AKP
Yuni sudah menyiapkan segala sesuatunya, seperti para anggota yang disebar diberbagai titik. “Tapi tetap gue yang berhadapan. Ini kisah under cover yang dialami waktu masih di Polda Jabar, saya juga pernah bertikai dengan dua pria yang badannya besar-besar. Seperti di film-film India. Setelah jagoannya menang taklukan lawannya, polisi baru datang,” ceritanya sambil tawa berderai. (suara.com dan berbagai sumber)