“Jalan ke Roma” Ala Suranta Sitanggang dari Berastagi

Berita, Inspiratif3879 x Dibaca

Kabanjahe, Karosatuklik.com – ”Banyak jalan menuju Roma.” Pepatah ini sering kita dengar. Banyak kemungkinan dan cara untuk mencapai target atau tujuan hidup. Bahkan, ada yang mengatakan: ”Ada seribu jalan ke Roma.” Oleh karena itu, jangan pernah menyerah jika gagal di satu kemungkinan.

Suranta Sitanggang (36), mengaku, sepanjang target atau tujuan jelas, tujuan semakin mudah dicapai. Tanpa tujuan, kita hanya akan berjalan dengan sia-sia, tidak tentu arah, menghabiskan waktu untuk hal yang tidak produktif, ucap penjual jagung rebus dan kacang rebus itu saat disambangi karosatuklik.com, Minggu (13/09/2020) pukul 17.00 WIB, di Jalan Kapten Selamat Ketaren Kabanjahe, Kecamatan Kabanjahe, Kabupaten Karo.

Lanjutnya, awalnya saya berniat melamar Pegawai Negeri Sipil (PNS) sekarang Aparatur Sipil Negara (ASN). Tapi, setelah pikir-pikir, melihat keadaan orang tua dan keluarga, saya berubah pikiran, kata Suranta Sitanggang setelah siap membungkus pesanan pembeli.

Suranta Sitanggang dengan ramah melayani pembelinya
Suranta Sitanggang dengan ramah melayani pembelinya. (Karosatuklik.com/robert Tarigan)

Sebentar dia berhenti lagi bercerita, wajahnya sumringah ketika seorang anak kecil, bersama ibunya mendekati dan membeli sebungkus kacang rebus Rp 5.000 dan lima (5) buah jagung rebus Rp20.000,-

Menurutnya, menjadi ASN hanya dengan gaji Rp3 jutaan per bulan, tidak akan pernah bisa membahagiakan keluarganya, apalagi di masa sekarang ini apapun mahal, untuk kebutuhan dapur saja cukup berat, kisahnya.

“Saya kembali berpikir ulang, pertimbangannya sangat sederhana, membuat usaha yang tidak bisa disaingi orang. Akhirnya, saya mantap dengan usaha ini, menjual jagung rebus dan kacang rebus keliling setiap hari bang, dari Berastagi ke Kabanjahe,” kata Suranta.

Memulai usaha ini, tidak mudah, butuh semangat dan mental baja, sehingga tidak banyak orang suka dengan usaha ini, karena itu tadi, syaratnya harus bermental baja bang. Tidak zamannya lagi gengsi-gengsian, yang pasti dari keringat kita bisa mencukupi kebutuhan keluarga, ucapnya tersenyum.

Dulu, sebelum usaha ini saya geluti, bingung mau mencari tambahan dari mana. Karena penghasilan saya hanya dari supir. “Tahulah supir, pendapatannya kisaran Rp80 ribu hingga Rp100 ribuan per hari. Itupun kadang tidak tercapai. Rata-rata Rp50 ribu cuma per hari,” tutur Suranta.

“Nah, setelah saya tekuni usaha ini, puji Tuhan, Rp500 ribu bersih per hari saya bawa ke rumah untuk istri, melebihi penghasilan supir, tutur Suranta  Sitanggang sembari mengaku memiliki tiga (3) orang anak dan tinggal di Kelurahan Gundaling  Dua, Berastagi.

Roma adalah sebuah tujuan sehingga kita dapat memikirkan seribu kemungkinan untuk mencapainya. Begitu pula kita, butuh tujuan dalam kehidupan, agar kita dapat melangkah dengan pasti dan berupaya mencapai tujuan itu. Tentunya dengan berbagai macam kemungkinan.

Banyak orang sukses, berlatarbelakang dari keluarga berekonomi serba kekurangan. Keterdesakan ekonomi kadangkala pemicu semangat untuk berwirausaha. Banyak dinamika dan tantangan sudah pasti, tapi setelah ditekuni lama-lama, mendatangkan keuntungan berlebih. Mungkin, begitulah cara Tuhan menjawab doa umatnya yang berserah dan percaya kepadaNya.

Potret ketekunan Suranta Sitanggang bisa dipetik menjadi sebuah pembelajaran, membuat usaha kreatif, yang tidak bisa disaingi orang namun memiliki semangat dan tekad mental baja.

Panas trik matahari dan hujan baginya sama, karena baginya segala cuaca mendatangkan rezeki. Kini, sang pemilik mental baja itu meraih laba bersih Rp15 juta per bulan masa pandemi Covid-19 sungguh luar biasa bukan?. Semoga Suranta Sitanggang bisa hidup bahagia bersama keluarganya dan usahanya semakin maju dan berkembang. (R1)