Medan, Karosatuklik.com – PT Hutama Karya (Persero) atau Hutama Karya sebagai pengelola Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) telah mengoperasikan 2 ruas jalan tol di Provinsi Sumatra Utara (Sumut).
Jalan tol tersebut adalah Tol Medan – Binjai (Mebi) sejak Oktober 2017 dan Tol Binjai – Stabat yang merupakan bagian dari Tol Binjai – Langsa Seksi 1 (Binjai – Stabat) sejak Februari 2022.
Direktur Operasi III Hutama Karya Koentjoro mengatakan, bertambahnya dua ruas jalan tol di Sumut ini telah meningkatkan konektivitas antardaerah dan memperlancar arus transportasi dari Sumut menuju Aceh, serta berpengaruh pada perekonomian sekitar.
“Kehadiran Jalan Tol Medan – Binjai – Stabat ini memangkas waktu tempuh menjadi lebih cepat yang berpengaruh pada penurunan biaya logistik dan kualitas produk yang dihasilkan,” tutur Koentjoro dalam keterangannya, Senin (19/9/2022).
Lebih lanjut Koentjoro menyampaikan, sejak dioperasikannya kedua ruas tol tersebut, traffic jalan tol terus meningkat setiap tahunnya.
“Kami mencatat peningkatan lalu lintas harian rata-rata (LHR) pada Tol Mebi meningkat hampir 3 kali lipat jika dibandingkan dengan traffic pada saat baru beroperasi, di mana traffic saat ini mencapai rata-rata lebih dari 23.000 kendaraan per hari. Sementara pada tahun 2017 hanya mencapai kurang lebih 8.000 kendaraan per hari,” ungkap Koentjoro.
Begitu juga Jalan Tol Binjai – Stabat, lanjut Koentjoro, juga terus mengalami peningkatan, di mana awal beroperasi pada bulan Februari tercatat rata-rata kendaraan yang melintas yakni 7000-an kendaraan menjadi 8.700-an kendaraan di bulan Agustus kemarin.
Koentjoro menambahkan bahwa traffic kendaraan di Jalan Tol Mebi terus membaik pasca-dilonggarkannya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang sebelumnya diterapkan di Pulau Sumatra.
“Pada tahun 2020, rata-rata kendaraan yang melintas di Tol Mebi mentok di 12.000an per harinya, setelah PPKM dilonggarkan di tahun 2021 langsung membaik dan kembali meningkat menjadi rata-rata 18.000-an kendaraan per hari. Dengan membaiknya traffic kendaraan tersebut secara tidak langsung mendorong roda perekonomian yang ada di daerah sekitarnya, ditambah lagi sekarang sudah bertambah Tol Binsa,” jelasnya.
Akademisi USU: Jalan Tol Mendongkrak Perekonomian
Teripisah, Akademisi Fakultas Teknik Universitas Sumatra Utara (USU), Dr. M. Ridwan Anas mengatakan, jalan tol di Sumut sangat berdampak pada perkembangan wilayah yang ada di daerah sekitar.
“Sebagai pengguna langsung jalan tol, saya merasakan waktu tempuh yang terjaga dengan adanya durasi yang lebih pasti ketika ingin melintas dari Medan menuju Binjai atau sebaliknya. Dengan jarak tempuh yang hanya 1-2 jam, mahasiswa pun tidak perlu lagi mengeluarkan biaya hidup ekstra untuk ngekos dan masih bisa tinggal dengan orang tua dengan adanya akses tol,” ungkap Ridwan.
Lebih lanjut Ridwan menjelaskan, sebelum adanya jalan tol, masyarakat harus melintasi jalan arteri dimana waktu tempuh tidak pasti dan lebih rawan keamanannya.
Setelah adanya jalan tol ini, banyak dampak tidak langsung yang dirasakan oleh masyarakat daerah sekitar seperti naiknya nilai lahan, turunnya biaya transportasi barang yang berpengaruh pada penurunan biaya produksi sehingga menambah minat investor dan meningkatkan laba.
“Tak hanya itu, dengan terkoneksinya wilayah perkebunan, pabrik maupun pelabuhan juga meningkatkan investasi sehingga akan menambah lapangan kerja lebih besar lagi. Dengan manfaat jalan tol tersebut, kami berharap pengelola jalan tol dapat terus memperhatikan Standar Pelayanan Minimal (SPM) sesuai dengan regulasi yang telah ditetapkan oleh pemerintah,” tutur Ridwan.
Jalan tol di Provinsi Sumatra Utara sendiri akan terbentang sepanjang lebih dari 250 km yang terdiri dari Tol Medan – Binjai sepanjang 17,32 km, Tol Binjai – Langsa yang nantinya akan beroperasi sepanjang 53,1 km, Tol Kisaran – Indrapura sepanjang 47 km dan Tol Kuala Tanjung – Tebing Tinggi – Parapat sepanjang 143 km yang saat ini masih dalam tahap konstruksi.
“Dengan jalan tol yang membentang panjang di Provinsi Sumut ini diharapkan dapat terus mengembangkan Kawasan Sumut dan mendongkrak perekonomian masyarakat sekitar agar dapat lebih maju lagi,” kata Koentjoro.
Hutama Karya mengimbau seluruh pengguna jalan agar mematuhi ketentuan dan tata tertib yang berlaku di jalan tol, salah satunya dengan menggunakan satu kartu Uang Elektronik (UE) hanya untuk satu kendaraan serta memastikan kecukupan saldo UE sebelum memasuki gerbang tol.
Apabila pengguna jalan lupa untuk mengisi saldo UE, dapat menggunakan aplikasi HK Toll Apps yang dimiliki oleh Hutama Karya. Di aplikasi itu terdapat fitur Cek Saldo UE dan juga dapat melakukan top up saldo UE. (R1/Padang Kita)
Baca juga:
- Begini Perbandingan Kondisi Berkendara sebelum dan setelah Adanya Jalan Tol Trans Sumatra
- Proyek Ruas Tol Kisaran-Rantauprapat-Dumai Ditargetkan Rampung 2023
- Proyek Tol Trans Sumatera Telah Serap 202.468 Tenaga Kerja
- Catat, Ini Daftar Rest Area dan Fasilitasnya di Jalan Tol Trans Sumatera
- Pemerintah Telah Gelontorkan Rp10,89 Triliun untuk Tol Trans Sumatera