Misteri Tongkat Bungkarno dan Asal Usulnya, Kini Berada di Tangan Puan Maharani

Headline3051 x Dibaca

Jakarta, Karosatuklik.com – Dalam kegiatan konsolidasi PDI Perjuangan pemenangan Pemilu 2024, Ketua DPP PDIP, Puan Maharani menerima tongkat estafet Ketua Pemenangan Pemilu 2024, baik Pileg maupun Pilpres.

Puan Maharani mengatakan tongkat amanat yang diterimanya dari ‘Bung Karno’ merupakan simbol dari upaya partai dalam melanjutkan cita-cita presiden pertama Indonesia itu.

Terus seperti apa sejarah dan bagaimana kesaktian dati tongkat Ir. Soekarno bapak proklamatot Indonesia?

Satu hal yang pasti dan bisa dilihat dari poto-poto dan video jejak sejarah kemerdekaan, tongkat menjadi penampilan khas Sang Proklamator, ia senantiasa mengapit tongkat komando.

Menurut cerita dilansir dari berbagai sumber, Bung Karno memiliki tiga tongkat komando yang bentuknya sama. Satu tongkat yang ia bawa ke luar negeri, satu tongkat untuk berhadapan dengan para Jenderalnya dan satu tongkat waktu ia berpidato. Tongkat tersebut juga dikatakan bukan sembarangan, ada dua versi yang menyebutkan kayu bahan tongkat Soekarno.

Versi pertama menyebutkan, tongkat ini terbuat dari kayu pucangkala, memiliki kesaktian secara alami dan memiliki energi karismatik yang tinggi. Dengan tongkat ini membuat Soekarno lebih berkarisma dan juga berwibawa.

Penulis buku “Soekarno, Serpihan Sejarah yang Tercecer” Roso Daras, menuliskan, tongkat ini mulai dipakai Bung Karno sejak 1952, tepatnya setelah peristiwa demonstrasi 17 Oktober 1952. Bung Karno memiliki tiga Tongkat Komando yang bentuknya sama.

Versi kedua kayu yang dibuat sebagai tongkat bukan sembarang kayu, melainkan kayu pucang kalak. Pucang adalah jenis kayu, sedangkan Kalak adalah nama tempat di selatan Ponorogo, atau utara Pacitan. Di pegunungan Kalak terdapat tempat persemayaman keramat.

Di atas persemayaman itulah tumbuh pohon pucang. Ada begitu banyak jenis kayu pucang, tetapi dipercaya pucang kalak memiliki ciri khas.

Salah satu cara untuk mengetes keaslian kayu pucang kalak, pegang tongkat tadi di atas permukaan air. Jika bayangan di dalam air menyerupai seekor ular yang sedang berenang, maka berarti kayu pucang kalak itu asli. Tetapi jika yang tampak dalam bayangan air adalah bentuk kayu, itu artinya bukan pucang kalak. Pucang biasa.

Suatu malam Bung Karno didatangi orang dengan membawa sebalok kayu pohon Pucang Kalak yang ia potong dengan tangannya, balok itu diserahkan kepada Bung Karno.

Untuk menghadapi para Jenderal..!! “kata orang itu.

Lalu Bung Karno menyuruh salah seorang seniman Yogyakarta untuk membuat kayu itu menjadi Tongkat Komando. Pada penulis biografinya Bung Karno, ‘Penyambung Lidah Rakyat Indonesia’, Cindy Adams, Bung Karno berkata bahwa tongkat komandonya itu tidak memiliki daya sakti atau daya linuwih.

“Itu hanya kayu biasa yang aku gunakan sebagai bagian dari penampilanku sebagai pemimpin dari sebuah negara besar,” kata Bung Karno kepada Cindy Adams pada suatu saat di Istana Bogor. Dalam biografi itu diceritakan, pernah pada suatu saat dalam pertemuannya dengan Presiden Kuba, Fidel Castro. Castro memegang tongkat Bung Karno dan bercanda. “Apakah tongkat ini sakti seperti tongkat kepala suku Indian..??” kelakar Castro. (RadarMukoMuko.com)

Komentar