Medan, Karosatuklik.com – Menjadikan UMKM naik kelas merupakan harapan dan komitmen yang ingin diwujudkan Wali Kota Medan Bobby Nasution. Sejumlah langkah dan upaya pun dilakukan orang nomor satu di Pemko Medan tersebut agar UMKM di Kota Medan semakin dikenal dan mampu menembus pasar yang lebih luas melalui produk-produk unggulan yang dihasilkan.
Selain mendorong pelaku UMKM untuk menggunakan digitalisasi keuangan dalam bertransaksi, Bobby Nasution juga membuka kembali Kesawan City Walk (KCW) sebagai wadah bagi pelaku UMKM untuk mempromosikan usaha. Di samping itu juga sebagai upaya membentuk ekosistem ekonomi baru di ibukota Provinsi Sumatera Utara.
Melalui OPD terkait, menantu Presiden RI Joko Widodo tersebut juga minta dan mendorong agar menghadirkan inovasi dan formulasi untuk membantu upaya peningkatan UMKM.
Apalagi, saat ini, berdasarkan data Dinas Koperasi dan UKM Kota Medan, tercatat sebanyak 27.763 UMKM binaan Pemko Medan. Bobby Nasution minta dibentuk tim sekaligus melakukan validasi data sehingga para stakeholder dapat memberikan bantuan sesuai kebutuhannya masing-masing.
Dengan tim yang terbentuk tersebut, Bobby Nasution berharap nantinya harus dapat menentukan target berapa pelaku UMKM yang dibantu baik secara finansial, pembinaan maupun pelatihan. Selain itu juga harus bisa dilihat pembagian bantuan tersebut berdasarkan kelas UMKM yakni ultra mikro, mikro, kecil dan menengah.
“Misalnya dari ultra mikro naik kelas menjadi mikro, kemudian mikro naik kelas menjadi kecil serta dari kecil menjadi menengah. Tentunya itu harus ada jangka waktunya berapa lama bisa naik kelas. Saya mau tahapan-tahapannya harus jelas,” kata Bobby Nasution saat memimpin rapat koordinasi pengembangan UMKM bersama stakeholder di Balai Kota Medan, baru-baru ini.
Adanya rapat tersebut, Bobby berharap agar dapat saling berkoordinasi dalam membuat satu data secara keseluruhan jumlah pelaku UMKM. “Jadi kalau semua pelaku UMKM dibuat satu data, tentunya tidak ada tumpang tindih lagi dalam membantu pelaku UMKM untuk naik kelas,” ungkapnya.
Namun langkah pertama yang harus dilakukan, kata Bobby, yakni menentukan terlebih dahulu jenis bantuan apa yang akan diberikan, apakah finansial, pembinaan atau seperti apa. “Kemudian kelompok UMKM yang seperti apa dan pembentukan kelompoknya seperti apa. Kita harus sepakat karena tugas kita melayani para pelaku UMKM,” tegasnya.
Sementara itu, menindaklanjuti instruksi Bobby Nasution, Kadis Koperasi dan UKM Kota Medan Benny Nasution mengungkapkan, pihaknya telah melakukan dan menyusun sejumlah langkah dalam rangka pembinaan dan pengembangan UMKM di Kota Medan.
Adapun inovasi yang dilakukan, terang Benny, melakukan pendataan UMKM secara digital, aktivasi Kawasan Kesawan sebagai kawasan heritage sekaligus “The Kitchen of Asia”, edukasi dan pembinaan pelaku UMKM terkait ekonomi digital serta memperluas pasar bagi produk koperasi dan UMKM melalui pelibatan dalam pengadaan E-katalog. “Selain itu, kita juga menggandeng marketplace ternama di Indonesia sebagai sarana digital marketing,” ujar Benny.
Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara ( FE-UMSU) Lufriansyah,SE.,M.Ak memberikan tanggapannya. Apresiasi pun disampaikan Lufriansyah atas inisiasi Bobby Nasution untuk mendorong pelaku UMKM dalam memanfaatkan digitalisasi saat bertransaksi. Namun, pendampingan kepada para pelaku UMKM juga jadi hal penting yang harus dilakukan saat menerapkan hal tersebut.
“Apalagi, kebijakan Pak Wali yang memasukan produk UMKM ke dalam e-katalog belanja makan dan minum di Pemko Medan jelas ini sangat membantu sekali. Yang pasti produknya akan lebih dikenal dan memungkinkan terjadinya peluang transaksi yang lebih besar akan sangat membantu UMKM di Kota Medan,” jelas Lufriansyah.
Untuk program Sakasanwira yang diusung Bobby Nasution, imbuh Lufriansyah, hal itu sangat menarik karena setiap wilayah memiliki sentra kewirausahaan. Sebab, memunculkan sebuah pasar baru bagi berbagai kalangan dan membuka peluang baru bagi UMKM untuk naik kelas.
Lufriansyah berharap, ke depan Kota Medan memiliki sentra oleh-oleh seperti misalnya Malioboro di Yogyakarta dan Khrisna di Bali. Bahkan, Lufriansyah berharap, ke depan Bobby Nasution dapat menghadirkan sebuah tempat yang menjadi pusat oleh-oleh khas Kota Medan untuk memudahkan masyarakat mencari produk unggulan.
“Saya rasa ini juga jadi cita-cita warga Kota Medan yang menginginkan adanya pusat oleh-oleh. Jadi, rasanya harus ada sebuah tempat pusat oleh-oleh yang di dalamnya menjajakan atau menjual produk-produk UMKM binaan Pemko Medan. Lalu, ada label khusus yang menandakan bahwa itu adalah produk pilihan. Jadi, siapapun yang datang, begitu pulang dari Medan membawa oleh-oleh khas Medan,” harapnya
Terakhir, Lufriansyah ingin agar pengembangan UMKM dapat dilakukan dengan maksimal. Apalagi, dirinya juga sempat mengetahui rencana Bobby Nasution untuk menjadikan kawasan heritage sebagai lokasi yang ditujukan bagi pelaku UMKM. “Kalau bisa, itu segera direalisasikan. Jadi, para pelaku UMKM pun akan terpacu untuk bersaing dalam menghadirkan produk, kemasan, harga dan rasa yang lebih baik,” terangnya. (R1)
Komentar