Soal Dukung Prabowo, Luhut Binsar Pandjaitan: Kuncinya Keberlanjutan, Bukan Perubahan

Nasional3472 x Dibaca

Jakarta, Karosatuklik.com – Pasangan calon (paslon) nomor urut 2, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka (Prabowo-Gibran) telah mendapat dukungan dari Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan.

Alasannya, menurut dia, pemerintahan mendatang butuh keberlanjutan program-program yang telah dilakukan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Apalagi, program yang dilakukan Jokowi belum seluruhnya tuntas.

“Ini perlu keberlanjutan, tidak mungkin juga selesai di zaman Pak Jokowi, dan juga tidak mungkin selesai di zaman presiden yang akan datang. Kontinuitas menjadi kunci, keberlanjutan menjadi kunci, tidak perubahan-perubahan, perubahan itu kita mulai dari nol lagi,” bebernya dalam video Instagram pribadinya, Sabtu (3/2/2024).

Luhut menceritakan, melihat pengalamannya 10 tahun menjadi menteri di pemerintahan Jokowi, tidak mudah merancang program dan menjalankannya secara keberlanjutan.

“Mulai dari nol lagi itu tidak gampang, yang ngomong-ngomong itu hanya ngomong-ngomong saja, coba dilakukan,” ujarnya.

Sebelumnya, Luhut memutuskan mendukung Prabowo-Gibran. Dengan disertai salam komando, mengepalkan tangan seraya diangkat, Luhut mengajak untuk memilih Prabowo-Gibran.

“Kita pilih pemimpin yang tepat, tanggal 14 Februari ini tepat. Saya pribadi memilih Prabowo,” ujarnya.

Alasannya menurut Luhut, sangat sederhana yakni, program-program yang sudah dibuat Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan dilanjutkan. Selain itu, Prabowo juga dinilai memiliki spirit NKRI.

“Dia membuktikan keberhasilan-keberhasilan dia yang lalu. Itu tidak dapat dipungkiri. Sekali lagi, pilih Prabowo, (dengan salam komando) karena menurut saya dia pilihan yang terbaik, untuk presiden pada saat ini,” tuturnya.

Luhut memaparkan, Prabowo akan membawa Indonesia maju. Setelah hari pencoblosan pada 14 Februari mendatang, dia juga mengajak semua pihak untuk kembali berdamai, rukun, dan tidak lagi bertemu dengan menggunakan kata-kata yang tidak bagus.

“Kita harus berdamai karena nanti lima tahun lagi ada pesta demokrasi, mari kita berpesta demokrasi dengan baik, dengan santun, supaya Indonesia ini menjadi bagus, tidak ada yang menang, yang menang adalah NKRI,” bebernya. (BeritaSatu)